Langgam.id- ALKO Kopi, bekerja sama dengan Dimitra dan Petik Merah, berhasil mengekspor kopi Arabika ke Jepang menggunakan sistem traceability berbasis teknologi blockchain, Sabtu (21/09/2024). Teknologi ini memungkinkan seluruh proses produksi kopi, mulai dari kebun hingga ke tangan konsumen, dapat dilacak dengan akurat dan transparan.
Direktur Operasional Alko Pebriyansah mengatakan, Sistem blockchain yang dikembangkan oleh Dimitra memastikan setiap data yang dimasukkan oleh petani, koperasi, dan pengepul tidak dapat diubah dan terverifikasi secara otomatis.
"Jadi konsumen di Jepang atau dimana pun dapat melihat seluruh riwayat produk kopi yang mereka beli, memberikan transparansi penuh dalam proses produksi," katanya.
Lebih lanjut, kata Pebri, melalui sistem ini, petani yang tergabung dalam program memiliki profil lengkap yang mencakup data pribadi, lokasi kebun, metode budidaya, dan sertifikasi.
"Teknologi ini tidak hanya meningkatkan kepercayaan pembeli internasional, tetapi juga memberikan nilai tambah bagi petani lokal di Kerinci yang menggunakan praktik pertanian ramah lingkungan," kata Pebriyansah di Gudang Kopi.
Pebriyansah menjelaskan, data produksi kopi dikumpulkan melalui aplikasi Dimitra yang diakses melalui perangkat seluler. Petani mencatat penggunaan pupuk organik, pengendalian hama, dan waktu panen secara real-time.
"Sehingga Informasi ini tersimpan langsung di blockchain, memastikan integritas data dan meningkatkan kredibilitas petani di pasar global," kata Pebri.
Selain itu, sistem Dimitra mendukung penerapan regulasi EUDR (EU Deforestation Regulation) yang diperketat oleh Uni Eropa. Petani di Kerinci dapat membuktikan bahwa kopi mereka diproduksi secara berkelanjutan dan bebas dari deforestasi, membuka akses pasar yang lebih luas di Eropa.
Akhirnya, Pebri berharap, keberhasilan ini dapat memperluas jangkauan pasar internasional dan memperkuat kolaborasi dengan petani lokal. "Kedepan melalui sistem sistem traceability, kopi Kerinci semakin dikenal sebagai produk berkualitas tinggi yang dihasilkan secara berkelanjutan," katanya. (*)