Kisah Kakak Beradik Asal Pasaman Naik Haji, Pergi Berempat Pulang Bertiga

Langgam.id - Haji Pardamaian dan istrinya Hajah Sumarni serta kakaknya Hajah Rosminar harus membawa empat koper pulang ke tanah air.

Haji Pardamaian turut membawakan koper saudaranya, Almarhum Bangun Wahid Lubis ke tanah air. (Foto: Dok. Humas Kemenag Sumbar)

Langgam.id - Haji Pardamaian dan istrinya Hajah Sumarni serta kakaknya Hajah Rosminar harus membawa empat koper pulang ke tanah air. Mereka merupakan jemaah asal Pasaman yang berangkat ke Tanah Suci berempat, dan hanya pulang beritga saja.

Ketiga jemaah itu merupakan saudara serta ipar dari Bangun Wahid Lubis, jemaah asal Pasaman yang meninggal dunia di Tanah Suci.

Mereka berangkat dengan Kelompok Terbang (Kloter) 4. Empat jemaah itu kini hanya kembali ke pangkuan keluarga di Pasaman bertiga saja.

Saat tiba di Debarkasi Padang, Haji Pardamaian menunjukkan empat koper yang mereka bawa dari Tanah Suci, satu koper merupakan milik Almarhum Bangun Wahid Lubis.

"Kami berangkat empat orang dan sekarang pulang cuma bertiga, namun tas tetap empat kami bawa, karena salah satunya adalah tas dari saudara kami Bangun Wahid Lubis yang meninggal di Madinah," ujar Haji Pardamaian.

Dikatakan Haji Pardamaian, kondisi saudaranya Bangun Wahid Lubis ketika berangkat sangat baik dan sehat tanpa keluhan dan ia mengakui almarhum pernah menderita sakit jantung sekitar tiga tahun lalu.

Dikatakan Haji Pardamaian, saudaranya meninggal saat pulang dari Salat Ashar di Masjid Nabawi, saat itu masuk hari ketiga di Madinah dalam rangkaian arbain atau salat 40 waktu. Bangun Wahid Lubis terjatuh sendiri di loby hotel tempat mereka menginap.

"Melihat kejadian itu, saya dan jemaah lain yang ada di lokasi langsung menolong dan menghubungi pihak dokter kloter yang kebetulan turun dari lift hotel," ucap Haji Pardamaian.

Lebih lanjut diceritakan Haji Pardamaian, bahwa aa beserta Ketua Kloter, Pembimbing Ibadah dan salah seorang petugas sektor Madinah dapat mengikuti prosesi penyelenggaraan jenazah Bangun Wahid Pardamaian.

"Jenazah saudara saya dapat disalatkan secara berjamaah pada hari Sabtu setelah Ashar di Masjid Nabawi dan dapat dikuburkan di Baqi yang berdekatan dengan masjid Nabawi," paparnya.

Melalui bantuan Muasaah Adilla di RS AS King Fahd, sebut Haji Pardamaian, prosesi penyelenggaraan jenazah Bangun Wahid Lubis mulai dari pemandian, salat dan penguburan dapat berjalan lancar.

Lalu, sekaitan ibadah haji untuk almarhum, H Pardamaian mengungkapkan bahwa badal hajinya sudah diuruskan oleh petugas haji Indonesia dan akan menerima sertifikat badalnya.

"Untuk badal haji sudah dibantu oleh pihak petugas haji Indonesia dan tadi sudah diberitahukan sebelum pulang ke Pasaman, kami akan menerima sertifikat badalnya," jelas Haji Pardamaian.

Almarhum, kata Haji Pardamaian, merupakan jemaah haji gelombang pertama kedatangan 7 Juni 2022 dengan nomor manifest 262, penempatan di sektor 2 hotel Golden Hayah.

H Pardamaian mengungkapkan, sebenarnya almarhum merupakan jemaah haji yang telah mendaftar haji di Provinsi Palembang, karena sebelum tiga tahun belakangan almarhum memang berdomisili dengan keluarganya di Palembang.

"Amarhum mendaftar di Palembang dan melakukan mutasi pemberangkatan haji ke Sumatra Barat karena almarhum ingin berangkat haji dengan kami di kampung," ulasnya.

Lebih lanjut, H Pardamaian menyebut, bahwa dirinya beserta almarhum telah menunggu sebelas tahun untuk dapat berangkat haji. "Selama tiga tahun belakangan, almarhum selain memantapkan ilmu manasik haji, almarhum juga meningkatkan pemahaman ilmu agama lainnya, di antaranya ilmu tasawuf kepada guru di kampung," paparnya.

Haji Pardamaian beserta istri dan saudaranya sangat mengapresiasi atas layanan yang telah mereka terima dari pemerintah RI, terkhusus kepada Kementeria Agama mulai dari pendaftaran sampai saat pemulangan haji.

"Saya beserta istri dan saudara saya sangat merasa puas dan mengapresiasi atas layanan haji yang diberikan Pemerintah RI dan terlebih kepada Kementerian Agama, mulai dari layanan saat mendaftar, pembinaan manasik, proses pemberangkatan, perjalanan, layanan ibadah, transportasi, akomodasi, konsumsi, kesehatan, dan layanan lainnya," katanya.

Sementara itu, Dokter Kloter 4 Padang dr. H Elfi Yulfenti juga menceritakan terkait meninggalnya jemaah haji atas nama Bangun Wahid Lubis dari Pasaman.

"Pas saya lagi turun lift dan keluar dari lift, saya lihat kondisi almarhum sudah dalam keadaan tidak sadarkan diri dan waktu itu langsung diberikan bantuan pernafasan serta resusitasi jantung, sekitar sepuluh menit almarhum respon bisa bernafas spontan," ujar Elfi.

Namun, kata Elfi, tak selang lama, ada bantuan dari Emergency Medical Team (EMT) sektor 2 Madinah datang ke lokasi.

"Bangun Wahid Lubis dipasangkan infus kemudian kelihatannya sudah agak membaik dengan kondisi sudah bernafas spontan," ungkapnya.

Baca juga: Jemaah Haji Asal Pasaman Meninggal Dunia Usai Salat Asar di Masjid Nabawi Madinah

Setelah itu, sebut Elfi, almarhum tidak sadarkan diri, kemudian dilakukan tindak lanjutan, yakni memberikan resusitasi jantung-paru yang biasa dikenal dengan CPR dan langsung rujuk segera ke RS King Fath Arab Saudi.

"Di rumah sakit Arab Saudi almarhum masih ada, di monitor masih ada namun setelah 25 menit kemudian beliau dinyatakan meninggal oleh pihak rumah sakit," katanya.

Baca Juga

Hasil Rekap KPU Sumbar: Mahyeldi-Vasko Unggul di Seluruh Kabupaten/Kota
Hasil Rekap KPU Sumbar: Mahyeldi-Vasko Unggul di Seluruh Kabupaten/Kota
Kementerian PUPR Selesaikan Dua Pasar Rakyat di Sumatra Barat
Kementerian PUPR Selesaikan Dua Pasar Rakyat di Sumatra Barat
Lagi, Kabau Sirah Tumbang di Kandang
Lagi, Kabau Sirah Tumbang di Kandang
WALHI dan SIEJ Sumbar Soroti Dugaan Pembekingan Tambang Ilegal
WALHI dan SIEJ Sumbar Soroti Dugaan Pembekingan Tambang Ilegal
5 TPS di Sumbar Gelar PSU
5 TPS di Sumbar Gelar PSU
Jabatan Gusti Chandra sebagai Direktur Kredit dan Syariah merangkap tugas Pjs Direktur Utama (Dirut) dan seluruh Direksi Bank Nagari,
Pansel Umumkan 2 Nama Lulus Seleksi Calon Direktur Kredit dan Syariah Bank Nagari