Langgam.id - Tugu adalah sesuatu yang dibuat untuk memperingati suatu peristiwa bersejarah atau penting. Namun, keberadaannya, sering kali diabaikan oleh masyarakat. Padahal pembangunan tugu memiliki sejarah penting mengenai suatu daerah tertentu.
Seperti hal nya di Kota Padang, keberadaan tugu sering tidak disadari dan hanya dijadikan objek foto tana tau sejarah di baliknya. Berikut ini adalah 4 tugu yang ada di Kota Padang yang memiliki daya tarik dan sejarah berbeda.
1. Tugu Merpati Putih
Nyaris setiap wisatawan yang berkunjung ke Kota Padang, menyempatkan diri berselfie di Tugu Merpati Putih yang posisinya persi berada di bibir PantaI Padang. Tugu Merpati Perdamaian diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 12 April 2016 di Taman Muaro Lasak, Padang, Sumatra Barat. Hal ini dalam rangka memperingati latihan maritim berbagai negara yang digagas TNI Angkatan Laut yang lebih populer disebut Multilateral Naval Exercise Komodo 2016.
2. Tugu Gempa 30 September 2009
Tugu Gempa juga merupakan salah satu tugu terkenal di kota Padang. Tugu itu berdiri di Jalan Khairil Anwar, Kecamatan Padang Barat, Kota Padang. Tugu ini dibangun untuk mengenang atau memperingati gempa 30 September 2009. Oleh karena itu,untuk mengenang para korban gempa, dibangunlah Tugu Gempa ini. Tugu ini diresmikan pada peringatan satu tahun gempa pada tanggal 30 September 2010 oleh Wali Kota Padang Fauzi Bahar.
3. Tugu Simpang Tinju
Tugu perjuangan Simpang Tinju yang dibangun untuk mengenang gugurnya mantan Wali Kota Padang, Bagindo Aziz Chan yang tewas ditembak dalam masa perjuangan melawan penjajah Belanda pada tanggal 19 Juli 1947. Tugu ini disimbolkan dengan kepalan tangan. Tentu saja kepalan ini merupakan sebuah perjuangan yang dilakukan Bagindo Aziz Chan dalam melawan penjajahan Belanda.
4. Tugu Linggarjati
Tugu Linggarjari dibangun pada tahun 1985 untuk memperingati Perjanjian Linggarjati antara Indonesia dengan Pemerintah Kolonial Belanda pada 1947. Lokasi yang pertama ada di Tabing dan lokasi kedua di Sungai Barameh.
Dikutip dari tulisan Marshalleh Adaz, pada 3 Mei 1947, terjadi perundingan di Kota Padang untuk menetapkan garis demarkasi yang disetujui kedua pihak, yaitu Front Timur, Melintang dari Selatan ke Utara, sampai ke Sungai Barameh, Lubuk Begalung dan Kampung Kalawi.
Front Utara, Nanggalo dari jalan raya sampai ke Tabing tapi tidak termasuk Stasiun Keretapi Tabing. Perundingan tersebut merupakan bagian perundingan Linggajati Jawa Barat yang berlaku untuk seluruh daerah kependudukan Belanda di nusantara ini.(Mg-Dona/Ela)