Langgam.id - Volume kendaraan masuk ke wilayah Sumatra Barat (Sumbar) dari arah Pekanbaru mulai meningkat dibandingkan hari biasa. Setidaknya, memasuki H-4 Idul Fitri 1440 Hijriah ini, peningkatan kendaraan di jalur nasional Sumbar-Riau mencapai 20 persen.
Meski kepadatan kendaraan mulai terjadi di kawasan jalan lintas Sumatra kawasan Kabupaten Limapuluh Kota, namun arus lalu lintas diklaim masih ramai lancar. Dengan kata lain, tidak ada titik kemacetan berarti, khususnya di ruas jalan kelok sembilan.
"Volume kendaraan lumayan ada peningkatan dari hari biasanya. Bisa dikatakan 20 persen. Kalau untuk kemacetan tidak ada ya, karena untuk truk-truk tidak boleh lagi melintas, kalau pun ada kita setop dan arahkan untuk istirahat aja" ujar Kapolres Limapuluh Kota AKBP Haris Hadis saat dihubungi langgam.id, Sabtu (1/6/2019).
AKBP Haris Hadis menegaskan, semua kendaraan pemudik dilarang berhenti dan parkir sembarangan di ruas kelok sembilan. Pihaknya akan menindak kendaraan yang kedapatan melanggar aturan. Ini tak lain untuk mengantisipasi terjadinya kemacetan.
"Makanya kami dirikan pos terpadu persis berada di ruas jalan kelok sembilan. Pos ini standby 24 jam dan petugas yang siaga bermacam-macam mulai dari Polri, TNI, Dinas Perhubungan, dan tim kesehatan serta lainnya," katanya.
Untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi pemudik, Polres Limapuluh Kota mendirikan sebanyak lima pos pengamanan dan satu pos terpadu. Para personel yang terlibat dalam arus mudik mencapai 275 orang yang berasal dari instansi gabungan.
Selain itu, AKBP Haris Hadis juga mengimbau pemudik mewaspadai perjalanan. Apalagi, juga terdapat sekitar dua titik rawan longsor di jalur lintas Sumatra ini. Seperti di Koto Lalang dan Kuda Putih Panorama.
“Pemudik tetap waspada, apalagi kalau cuaca buruk. Mungkin perlu diingat juga bagi para pemudik, kalau tidak ada penerangan jalan tetap hati-hati, kalau capek sebaiknya beristirahat di pos-pos yang kami sediakan ataupun di setiap rumah makan," pungkasnya. (Irwanda/RC)