Langgam.id - Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Sumatra Barat tahun 2021 mencapai 72,65. Angka ini meningkat 0,27 poin (0,37 persen) dibandingkan capaian tahun sebelumnya yaitu 72,38.
Koordinator Fungsi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar Hefinanur mengatakan, perkembangan IPM Provinsi Sumbar 2010-2021 terus mengalami kemajuan.
Sejak tahun 2016 terangnya, status pembangunan manusia Sumbar meningkat dari level sedang menjadi tinggi.
"Selama 2010-2021, IPM Provinsi Sumbar rata-rata meningkat sebesar 0,76 persen per tahun, dari 67,25 pada tahun 2010 menjadi 72,65 pada tahun 2021," ujarnya dalam rilis BPS Sumbar, Rabu (1/12/2021).
Ia mengatakan, setelah mengalami perlambatan pada tahun 2020 karena pandemi covid-19, peningkatan IPM Provinsi Sumbar sudah kembali membaik pada tahun 2021.
"Hal ini seiring dengan perbaikan kinerja ekonomi yang berpengaruh positif terhadap indikator konsumsi riil per kapita (yang disesuaikan)," tuturnya.
Hefinanur menerangkan, peningkatan IPM tahun 2021 didukung oleh semua dimensi penyusunnya.
Hal ini berbeda dengan kondisi tahun 2020 ketika IPM mengalami perlambatan akibat penurunan pengeluaran riil per kapita (yang disesuaikan).
UHH Sumbar
Ia menerangkan, Umur Harapan Hidup saat lahir (UHH) yang merepresentasikan dimensi umur panjang dan hidup sehat terus meningkat dari tahun ke tahun.
Selama periode 2010 hingga 2021, UHH telah meningkat sebesar 2,00 tahun atau rata-rata tumbuh sebesar 0,17 persen per tahun.
"Pada 2010, UHH Provinsi Sumbar adalah 67,59 tahun, dan pada tahun 2021 mencapai 69,59 tahun," ucapnya.
Hefinanur menambahkan, dimensi pengetahuan pada IPM dibentuk oleh dua indikator, yaitu Harapan Lama Sekolah (HLS) penduduk usia 7 tahun. Serta, Rata-rata Lama Sekolah (RLS) penduduk usia 25 tahun ke atas.
Kedua indikator ini katanya, terus meningkat dari tahun ke tahun, meski selama pandemi covid-19 mengalami perlambatan.
Kemudian, selama periode 2010 hingga 2021, HLS Indonesia rata-rata meningkat 0,15 persen per tahun sementara RLS meningkat 0,08 persen per tahun," tuturnya.
Dimensi terakhir yang mewakili pembangunan manusia adalah standar hidup layak yang direpresentasikan dengan pengeluaran riil per kapita (atas dasar harga konstan 2012) yang disesuaikan.
Selanjutnya, pada tahun 2021 ungkapnya, pengeluaran riil per kapita (yang disesuaikan) masyarakat Indonesia mencapai Rp10,79 juta per tahun. Angka ini meningkat 0,53 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
"Kondisi ini menunjukkan bahwa setelah lebih dari satu tahun pandemi covid-19 melanda Indonesia, pengeluaran riil per kapita mulai meningkat kembali setelah pada tahun 2020 mengalami penurunan," ujarnya.
IPM Kabupaten/Kota di Sumbar
Hefinanur mengatakan, peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tahun 2021 terjadi di seluruh kabupaten/kota.
Terdapat sedikit perubahan status capaian pembangunan manusia di tingkat kabupaten/kota.
Dimana Kabupaten Pesisir Selatan pada tahun 2020 turun ke status sedang. Pada tahun 2021 kembali naik ke status tinggi.
IPM terendah sebutnya, ditempati oleh Kepulauan Mentawai (61,35). Sedangkan IPM tertinggi ditempati oleh Kota Padang (82,90).
"Sejak tahun 2018, Kota Bukittinggi mengikuti Kota Padang menjadi kota dengan status capaian pembangunan manusia yang sangat tinggi (IPM ≥ 80)," terangnya.
Ia menjelaskan, jumlah kabupaten/kota dengan status capaian pembangunan manusia yang tinggi (70 ≤ IPM < 80) menjadi sebanyak 10.
Kemudian, dengan status sedang (capaian 60 ≤ IPM < 70) sebanyak 7. Serta, tidak ada lagi kabupaten/kota dengan status rendah (IPM < 60).