Langgam.id - Ibu Negara Iriana Jokowi mengajak seluruh masyarakat Indonesia dan dunia, untuk memasak randang.
Hal ini sampaikan Iriana saat membuka gerakan bersama memasang randang sedunia yang digelar Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal) II Padang secara virtual Sabtu (21/8/2021).
Acara ini untuk mendukung pencatatan randang sebagai warisan budaya dunia dari Sumbar, Indonesia ke UNESCO.
"Saya mengajak masyarakat seluruh di Indonesia, maupun di dunia untuk memasak randang saat ini di rumah. Mari dukung dan sukseskan, kita gaungkan randang sebagai masakan terlezat dunia di seluruh nusantara," ujar Iriana.
Kata dia, randang sudah dinobatkan CNN sebagai 50 makanan terlezat di dunia. Randang juga telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda Indonesia oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI pada 2013.
Gubernur Sumbar Mahyeldi menyambut baik dan mengapresiasi atas inisiasi Lantamal II untuk menyelenggarakan kegiatan memasak rendang serentak di seluruh dunia.
"Ini merupakan momentum penting yang perlu kita catat, karena pertama kali dilaksanakan yang mengangkat warisan budaya dari Sumatera Barat dengan melibatkan masyarakat dunia," katanya.
Baca juga: Pariaman Turun ke Kancah Marandang Sedunia
Randang merupakan salah satu makanan tradisional Minangkabau yang sangat terkenal di seantero penjuru nusantara bahkan telah dikenal di seluruh dunia.
"Hingga sampai sekarang, randang kembali berhasil masuk menjadi salah satu makanan terbaik di dunia versi CNN," ucapnya.
Randang diambil dari kata marandang, yakni suatu proses pengolahan lauk dasar santan yang dimasak sampai kandungan airnya berkurang.
Pada tahun 2019 kata Mahyeldi, Pemprov Sumbar telah mengusulkan randang (Warisan Budaya Takbenda Indonesia) ke dalam Warisan Budaya Takbenda (ICH) UNESCO untuk pengusulan tahun 2021 melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Untuk mendukung pengusulan randang sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO sebutnya, Pemprov Sumbar telah menyelenggarakan berbagai aktivitas.
Seperti, meresmikan Kampung Randang di Kota Payakumbuh. Kemudian, sejak 2012 telah melakukan berbagai kegiatan Festival Randang. Mulai tingkat lokal, regional, nasional dan internasional.
Pada 2012, Balai Pelestrarian Nilai Budaya (BPNB) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah melakukan penelitian/penelitian dan inventarisasi Karya Budaya Randang.
Serta menerbitkan buku tentang rendang (Inventarisasi Perlindungan Karya Budaya Randang Minangkabau, Warisan Leluhur yang Mendunia).
"Kita berharap sekali randang dapat ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Dunia (Intangible Cultural Heritage UNESCO). Randang juga memberikan dampak positif terhadap ekonomi rumah tangga masyarakat," harapnya.
Selain itu, Mahyeldi juga berharap dukungan dari semua pihak, dengan berbagai aktivitas yang mendorong penetapan Randang sebagai Warisan Budaya Takbenda Dunia (ICH UNESCO) dari Indonesia.