Langgam.id - Kepala laboratorium Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Andalas (Unand) Dr Andani Eka Putra, MSc mengajak masyarakat dan semua pihak di Sumatra Barat (Sumbar) untuk mematuhi protokol kesehatan. Saat ini adalah fase puncak kasus Covid-19 di Sumbar.
.
.
Hal itu disampaikannya saat menjadi narasumber dalam rapat terbatas melalui video conference (Vidcon) dengan dinas kesehatan (Dinkes) dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) se-Sumbar, di ruang kerja wagub kantor gubernur, Selasa, (1/9/2020).
Menurut Andani, saat ini adalah fase puncak bertambah terkonfirmasi kasus Covid-19. "Ini akan cendrung naik begitu cepat, maka sangat perlu diakukan testing, dan melakukan isolasi, maka hasilnya akan berbeda," katanya, sebagaimana dirilis Humas Pemprov Sumbar.
Baca Juga: Lebih 100 Ribu Warga Sumbar Telah Tes Swab, Berikut Sebaran 2.239 Kasus Covid-19
Dalam konsep pandemi Covid-19 ini, menurutnya, dua cara pengendalian harus disiplin diterapkan. Pertama, bagaimana orang itu tidak bisa menginfeksi orang lain. Teknik tersebut dapat digunakan dengan cara melakukan testing, tracing, treatmen dan isolasi. Selanjutnya cara kedua, bagaimana seseorang itu tidak terinfeksi. Caranya adalah tentu dengan menggunakan protokol kesehatan, pakai masker, cuci tangan, serta menjaga jarak
"Karena ini adalah masalah kita bersama protokol kesehatan paling utama, Karena tidak semua orang patuh melakukannya", ujar Andani
Menurutnya, bila masyarakat patuhi disiplin protokol kesehatan, sangat bagus sekali hasilnya. Namun ini sangat sulit dilaksanakan. Sementara tracing dan testing bisa dikembangkan, salah satu upaya adalah mendorong tracing dan testing kedepan.
Kemudian melakukan upaya-upaya, melakukan pembatasan-pembatasan, namun tidak melakukan PSBB karena belum ada restu dari pemerintah. "Selain beban biayanya besar juga sangat berat ditanggung oleh pemprov juga efek ekonomi sosialnya juga sangat berat", ujarnya.
Andani juga sepakat melakukan pembatasan di tingkat provinsi, kemudian dengan melakukan pemeriksaan secara masif untuk beberapa titik. "Beberapa kegiatan yang mengumpulkan orang ramai seperti pesta dan lainnya yang menyebabkan pertemuan banyak orang. Mungkin hal yang seperti itu perlu batasi, agar tidak terjadi penularan kepada banyak orang," katanya.
Selain itu mengenai angka infeksi terhadap kesehatan masalah utama kita adalah ketika angka positif naik, maka tenaga kesehatan akan banyak terinfeksi.
Begitu naik lagi melebihi 10-15 persen maka angka kematian tenaga kesehatan akan muncul. Oleh sebab itu tenaga kesehatan adalah orang yang paling banyak berkontak dengan orang-orang sakit. kita tidak tau siapa yang positif, siapa pula yang negatif di daerah ini.
Kita satu-satunya provinsi positif covidnya masih kecil, masih dibawah 5 persen menurut data dibandingkan provinsi lain. "Sejauh ini kita semua masih bekerja keras untuk mengendalikan, dalam mengontrol pandemi covid di Sumatera barat, tapi apakah bertahan selamanya? Saya jawab tidak kalau kita tidak serius," ungkap dr Andani
Karena untuk menyelesaikan pandemi ini tidak cukup hanya di laboratorium saja dan tidak cukup hanya dinas kesehatan saja maupun tempat karantina saja tetapi semua pihak harus berpartisipasi bersama-sama untuk mengendalikan pandemi ini (*/SS)