Enterpreneur Multitalenta Itu Telah Berpulang

Enterpreneur Multitalenta Itu Telah Berpulang

Boy Lestari Dt Palindih (Foto: Rdi)

Langgam.id - Pada medio April 2020, ketika pandemi covid sedang menjadi-jadi, pun hingga kini, saya berkesempatan bertemu Inyiak Datuak Palindih di kantor beliau di Ulak Karang. Sebelumnya saya bertemu beliau di jalan depan Kantor Pos pusat Padang.

Saat beliau di lampu merah, dengan pakaian khas nya berjubah, kain sarung dan peci hitam, membagikan masker ke pengguna jalan. Sesuatu yang  mengagumkan bagi saya, beliau memberanikan diri di usia dan dengan segala kesibukannya yang padat.

Setidaknya, tiga kali saya berdiskusi dengan Inyiak Palindih dalam suasana pandemi covid-19. Topik hangat nya adalah bagaimana nasib UMKM yang benar-benar terdampak pandemi yang harus mencari penghidupan sehari-hari.

“Dapek pagi, habih patang” istilah Inyiak Palindih. Seperti biasa, beliau memulainya dengan pertanyaan sederhana, bagaimana masyarakat akan survive disaat seperti ini, kegiatan harus dibatasi, pasar mulai sepi, orang-orang khawatir untuk berinteraksi. Semua serba terasa asing, bahkan dengan diri sendiri setiap orang harus menerapkan kebiasaan baru, masker menjadi barang wajib dalam keseharian.

Kebersihan yang ditelandankan rasulullah kini menjadi nyata sebagai sebuah keharusan. Dengan gaya khas selorohnya, Inyiak Datuak, begitu saya memanggil beliau, tetap saja memuat sesuatu dari perspektif keislaman dalam diskusi kami. Saya meminta pandangan beliau, bagaimana UMKM bisa survive dan tetap lanjut berusaha dalam kondisi pandemi. Beliau menaggapi diluar dugaan saya, mengapa mesti menyebut usaha kecil?.

Awalnya saya melihat, ini hanya pertanyaan ringan, tapi saya salah. Beliau memulai dari mindset, bahwa kecil itu adalah ukuran dan menjelma menjadi “penjara di kepala”. Telah berapa lama usaha itu kecil terus? Kapan mau besarnya?. Inilah yang menyentak saya, bukan hanya sosok beliau sebagai urang tuo, tapi juga sebagai enterpreneur dan filantropis.

Usaha mikro dan kecil itu akan selalu kecil, karena mereka membatasi diri, membuat tembok tinggi pada dirinya dan tidak mau keluar dari rutinitas biasa. Mereka bertarung sesama mereka, berdarah-darah, perang harga, sikut menyikut, memakai gaya yang sama, mengalami kesulitan yang sama dan bernasib sama.

Berhutang dimana-mana, menutup hutang dengan hutang lagi, begitu siklus yang jamak mereka alami. Ini statemen inyiak datuak palindih yang menurut saya sekelas statemen seorang periset handal, yang sudah tau betul bagaimana kondisi usaha kecil dan mikro. Tanpa ragu dan sangat lancar beliau terus meontarkan point-point pandangannya, saya hanya menyimak, sambil berpikir, ini kuliah kelas berat bagi saya.

Beliau melanjutkan, apa satu-satunya hal yang tidak dilakukan usaha mikro dan kecil? Saya agak mikir juga mau menjawab pertanyaan ini, tapi masih diam dan menunggu beliau menyampaikan jawabannya sendiri. “Mereka tidak bekerjasama”. Ini pangkal masalah nya. Lihatlah semut, mereka kecil, tapi bekerjasama.

Lihat juga lebah, kecil, berkelompok, mereka kuat, menghasilkan sesuatu yang luar biasa. Maka Quran yang maha luar biasa itu telah memberi isyarat, kita saja yang sibuk mengurus yang kecil-kecil. Lupa akan hal besar yang mestinya dibaca, pahami dan hayati. Ini penjelasan yang telak bagi saya, sungguh.

Inyiak Datuak Palindih, sebagaimana jamak dikenal masyarakat adalah seorang pengusaha sukses, tanpa background pendidian dan trah pengusaha. Saya bisa memastikan bahwa beliau adalah genuine enterpreneur. Marangkak dari bawah, bajalan salangkah-salangkah, tanpa privilige, bermodalkan sesuatu yang khas pada diriya sendiri.

Sedikit beliau berkisah pada saya. Masa kecilya yang pedih, serba terbatas, banyak cita nya tak kesampaian, beliau sudah kenyang dirudung parasaian. Beliau telah melakoni banyak sisi dalam kehidupan, hingga Allah berikan sukses, yang mengilhami beliau untuk senantiasa memikirkan sesama.

Sebagai pengusaha, tentu bisnisnya sudah dikenal luas. Beliau seorang pengusaha percetakan dan advertising. Bahkan sejak masih jaman membuat kop surat dan stempel manual, berdiam di gerobak kecil menunggu pelanggan menggunakan jasa nya. Kini, baliho-baliho besar dengan klien-klien nasional dan multinasional telah mempercayakan kepada beliau.

Kalau orang akan ke Bandara Internasional Minangkabau, tentu telah tidak asing melihat Hotel Buana Syari’ah. Penitipan kendaraan yang selalu penuh sesak, hanya sebagai sebuah bukti, beliau dipercayai banyak orang.

Sebagai seseorang dengan pergaulan luas, tentu tidak asing melihat foto-foto beliau yang terpajang di ruangan kantornya di Ulak Karang. Siapapun yang pernah masuk ruang kerja beliau tentu akan melihat itu semua. Tapi satu hal, beliau berdiskusi mengalir, bercerita sangat biasa, tidak membanggakan itu semua, sangat low profile.

Foto beliau dengan Presiden Jokowi, Pak SBY, dengan Kapolri, dengan Panglima TNI, cukup sebagai bukti bahwa beliau telah masuk ke jejaring kelas atas negeri ini. Konon, Pak presiden Jokowi ke Padang meresmikan hotel dan surau yang beliau bangun. Jejaring tersebut tak akan mungkin diperoleh seseorang yang biasa-biasa saja.

Tak mungkin bisa diakses seseorang yang tak memiliki kepiawaian berkomunikasi, kepiawaian dalam membuat orang lain nyaman dengan beliau. Sebagai filantropi, dermawan, tentu tak perlu ditanya lagi. Asal singgah, dapat. Asal mengabari, beliau bantu. Tak pandang siapa yang datang, tak pandang siapa yang menghampiri.

Saya masih ingat betul beliau meminta menyiapkan paket-paket bantuan sembako untuk dibagikan pada masyarakat saat bulan Ramadhan 2020. “Awak harus bantu dunsanak-dunsanak wak”. Untuk hal-hal baik, beliau sangat spontan, tak bertele-tele. “Hidup ambo banyak ditolong urang, jadi ambo pun harus banyak manolong urang.

Disitu Allah titipkan rasaki, jadi harus ambo bagi”. Inilah statement seorang Inyiak Datuak Palindih, seorang enterpreneur sejati yang sudah khatam dengan apa arti harta dan untuk apa seharusnya digunakan. Beliau sudah tidak butuh lagi popularitas, dia sudah populer dengan sendirinya.

Jika bagi banyak orang, beliau adalah buya, ulama, mursyid tarikat, maka bagi saya beliau adalah pengusaha minang sejati. Ditangan Inyiak Datuak Palindih, segala sesuatu bisa menghasilkan, segala sesuatu bisa bernilai. Saya masih ingat beliau menelpon langsung Pak Osman Sapta Odang, mengajak pendistribusian bantuan covid-19 untuk disalurkan di Ranah Minang.

Beliau juga tak segan-segan mengontak beberapa nama besar sekelas anggota DPR, para pengusaha Minang dengan pendekatan yang tak biasa. Bahkan beliau sempat menginisiasi silaturahmi Gebu Minang dengan beberapa pengurus daerah untuk bersama-sama membantu masyarakat yang terdampak pandemi covid-19. Terakhir, seingat saya beliau sedang membangun inisiatif pemberdayaan Bumdes.

Bekerjasama dengan supplier untuk mendukung rantai pasokan jejaring toko-toko kelontong di nagari-nagari di seluruh Sumatra Barat. Kini enterpreneur multitalenta itu telah berpulang. Entah kapan lagi akan lahir seseorang seperti beliau. Selamat jalan Inyiak Datuak Palindih, banyak cerita dan petuah yang akan selalu diingat.(*/Ela)

Huriyatul Akmal

Baca Juga

Semen Padang FC akan menghadapi PSPS Riau di laga kedua Liga 2 2022/2023 pada Senin. Laga tandang perdana Semen Padang FC pada musim
Manajemen Semen Padang FC Kantongi 3 Calon Pelatih, Ada dari Sumbar
Mayoritas penduduk Sumatra Barat (Sumbar) adalah beragama Islam. Oleh karena itu, hampir di semua kabupaten/kota di Sumbar ditemukan banyak
Berikut 10 Kabupaten/Kota dengan Jumlah Masjid Terbanyak di Sumbar
Raih Cumlaude, Bupati Dharmasraya Resmi Menyandang Gelar Magister Administrasi Publik dari Unand
Raih Cumlaude, Bupati Dharmasraya Resmi Menyandang Gelar Magister Administrasi Publik dari Unand
Berita Padang - berita Sumbar terbaru dan terkini hari ini: Harga cabai di Pasar Raya Padang mengalami kenaikan jelang Ramadan. 
Siapkan Kebijakan Strategis, Gubernur Yakin Harga Pangan Sumbar Terkendali Saat Ramadan
Nasdem
DPR RI Dapil Sumbar I: Sengit Perebutan Kursi Kedua Nasdem
Survei SBLF: Nofi Candra Berpeluang Besar Melenggang ke DPR RI di Pemilu 2024
Survei SBLF: Nofi Candra Berpeluang Besar Melenggang ke DPR RI di Pemilu 2024