Buka Festival Multi Etnis, Hidayat: Semua Etnis Hidup Berdampingan di Sumbar

Buka Festival Multi Etnis, Hidayat: Semua Etnis Hidup Berdampingan di Sumbar

Walah satu penampilan di Festival Seni Pertunjukan Multi Etnis di Sumatra Barat. (Foto: Dok. Panitia)

Langgam.id - Anggota DPRD Sumatra Barat Hidayat mengatakan masyarakat Sumatra Barat sangat terbuka terhadap keberagaman budaya dan etnis, sehingga tidak benar bila Sumbar disebut intoleran.

"Tidak benar ada yang bilang begitu (intoleran). Masyarakat Sumbar terbuka dengan berbagai budaya dan etnis," katanya saat membuka Festival Seni Pertunjukan Multi Etnis di Lapangan Parkir GOR Agus Salim, Sabtu (21/10/2023) malam.

Buktinya, kata Hidayat, terdapat 11 suku bangsa yang telah melakukan aktivitas sosial ekonomi, budaya bahkan politik di Sumatra Barat.

"Dan mereka adalah saudara-saudara kita. Tidak ada yang boleh salah satu etnis yang tidak menghargai, menghormati etnis yang lain, karena perbedaaan keyakinan, suku, warna kulit, budaya. Inilah negara Republik Indonesia yang penuh dengan keberagaman.

Hidayat mengaku kesal dan marah karena ada lembaga yang melabeli Sumbar sebagai daerah yang intoleran.

“Sampai hari ini, saya termasuk masih memendam kemarahan yang luar biasa, ada lembaga di luar sana yang men-cap Sumatra Barat adalah daerah yang intoleran. Itu tidak benar sama sekali. Kita hidup bersaudara, bertetangga, berteman, saling menolong dan saling bekerjasama dengan seluruh etnis yang berbeda dengan teman -teman kita yang berbeda keyakinan,” bebernya.

Jadi di Sumbar tidak hanya etnis Minangkabau sebagai suku terbesar, provinsi ini juga didiami etnis Jawa, Sunda, Mentawai, Nias, Mandailing, Melayu, Thionghoa, Arab, India dan berbagai etnis lainnya.

"Keberagaman yang ada di Sumbar ini perlu terus kita rawat dan jaga," kata Ketua Fraksi Gerindra DPRD Sumbar itu.

Ia mengatakan Festival Seni Pertunjukan Multi Etnis di Sumbar digelar sebagai salah satu upaya untuk menjaga dan merawat keberagaman itu. Sehingga, nilai-nilai budaya dari berbagai etnis tersebut menjadi modal untuk memperkuat persatuan dan kemajuan daerah.

"Itulah antara lain festival multi etnis ini kita lakukan dalam rangka mempererat silaturahmi dalam keberagaman untuk mencapai toleransi yang hakiki," katanya.

Lebih lanjut Hidayat, "Saya bisa kutip pernyataan dari Kofi Anan, penerima Nobel Perdamaiaan, "Kita mungkin memiliki agama yang berbeda, kita mungkin memiliki warna kulit yang berbeda, etnis yang berbeda, suku yang berbeda, tapi kita satu RAS yakni manusia'".

Jadi, imbuhnya, maksud dan tujuan kenapa festival ini dilakukan dengan harapan harmonisasi antar agama, antar suku, antar etnis di Sumatera Barat betul betul bisa berkolaborasi dalam rangka mewujudkan sumatera Barat yang adil sejahtera makmur dan sentosa.

“Kita berharap festival ini menjadi agenda tahunan,” sebutnya.

Kepala Dinas Pariwisata Sumatra Barat, diwakili Kabid Ekonomi Kreatif, Dewi Ria mengatakan kegiatan itu menunjukkan betapa beragamnya multi etnis yang ada di Sumatera Barat. Dan kegiatan ini juga menunjukkan bahwa Masyarakat Sumatera Barat adalah masyarakat yang menerima semua etnis yang ada dan tumbuh di Sumbar ini.

"Kita tidak pernah hidup dalam pertikaian maupun perselisihan, dan ini lah yang menjadikan ragam budaya yang ada di sumbar terus berkembang walaupun kita tidak meninggalkan falsafah kita, Adat basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah,” ucapnya.

Ia mengucapkan terimakasih kepada Anggota DPRD Sumbar, Hidayat, yang telah mengapresiasi kegiatan yang memang beliau sangat massif sekali terhadap perkembangan budaya yang ada di Sumbar dan terus berbuat demi berkembang nya seni dan budaya yang ada di Sumatera Barat ini.

"Kegiatan ini merupakan salah satu Langkah kita melestarikan seni budaya yang ada di Sumbar dan etnis etnis yang ada supaya mendapat tempat dan berkembang sebagaimana mereka di negeri dan dirumah mereka sendiri," katanya.

Festival Multi Etnis ini turut dihadiri, Rektor Universitas Darma Andalas, Prof. Novesar Jamarun, Ketua Paguyuban Multi Etnis yang ada di Sumatera Barat, seperti Paguyuban dari Tionghoa, Sunda, Jawa, Mandailiang Natal, India, dan Melayu dan beberapa suku lainnya. (*/Fs)

Baca Juga

Lirih Transpuan Padang, Luruhnya Sebuah Kehidupan
Lirih Transpuan Padang, Luruhnya Sebuah Kehidupan
Rangkaian Atraksi Budaya Festival Pusako Beri Pesan Kelestarian
Rangkaian Atraksi Budaya Festival Pusako Beri Pesan Kelestarian
Hindari Politisasi Agama Jelang Pemilu 2024, Pedoman Pemberitaan Isu Keberagaman Mestinya Diterapkan
Hindari Politisasi Agama Jelang Pemilu 2024, Pedoman Pemberitaan Isu Keberagaman Mestinya Diterapkan
Sulitnya Jemaat Kristiani Beribadah di Perkebunan Sawit Sumbar
Sulitnya Jemaat Kristiani Beribadah di Perkebunan Sawit Sumbar
Merawat Keberagaman, Anak Muda Bukittinggi Kunjungi Rumah Ibadah
Merawat Keberagaman, Anak Muda Bukittinggi Kunjungi Rumah Ibadah
Pelatihan LOVE, Ikhtiar MAARIF Institute untuk Menguatkan Nilai Inklusi Sosial-Keagamaan
Pelatihan LOVE, Ikhtiar MAARIF Institute untuk Menguatkan Nilai Inklusi Sosial-Keagamaan