Baru Tanggapi Soal 3 Daerah di Sumbar Disebut Intoleran, Mahyeldi: Jangan Diamini Saja

Langgam.id - Gubernur Sumatra Barat (Sumbar) Mahyeldi Ansharullah telah bertemu langsung dengan perwakilan Serikat Pekerja Aqua Grup (SPAG).

Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah. [Foto: Dok. FB Mahyeldi]

Berita Sumbar terbaru dan terkini hari ini: Menurut Mahyeldi, isu yang menyebut tiga daerah di Sumbar intoleran itu jangan diamini saja.

Langgam.id – Setara Institute for Democracy dan Peace merilis tingkat toleransi di kota seluruh Indonesia, termasuk di Sumatra Barat (Sumbar), Rabu (30/3/2022).

Dalam rilis Setara Institute itu, tiga kota di Sumbar masuk dalam kategori dengan toleransi rendah atau intoleran.

Tiga daerah yang disebut intoleran dalam rilis tersebut, yaitu Padang Panjang, Padang dan Pariaman.

Setelah 20 hari lebih rilis itu diterbitkan, Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah akhirnya merespons, Selasa (19/4/2022).

Menurut Mahyeldi, tiga daerah di Sumber disebut intoleran itu hanya isu, dan hal itu juga beriringan dengan isu bahwa ada seribuan orang tergabung dalam jaringan teroris Negara Islam Indonesia (NII) di Sumbar.

“Ada beberapa kota di Sumbar disebut intoleran, ini kan beriringan (isu teroris), ketika itu disebarkan, kemudian ada berita seperti ini, jangan dikaitkan lagi,” ujar Mahyeldi, Selasa (19/4/2022).

Adanya tiga daerah di Sumbar yang disebut intoleran itu, kata Mahyeldi, harus dipertanyakan, apa ukurannya disebut sebagai daerah intoleran.

Apalagi, lanjut Mahyeldi, hal seperti itu (tuduhan intoleran) sudah jadi makanan tahunan bagi Sumbar.

“Masa Padang Panjang, dikatakan intoleran? Begitu juga Pariaman dan Padang. Apa ukuran untuk itu? Jadi, kita harapkan NGO seperti ini (Setara Institute) jangan diamini saja, saya kira perlu dikontrol juga oleh pemerintah supaya tidak menimbulkan interpretasi seperti ini,” ungkapnya.

Sebelumnya, kata Mahyeldi, Sumbar juga sudah sering dilabeli hal semacam itu (intoleran-red) seperti mengatakan daerah lain lebih Islami dari Padang, kemudian indeks demokrasi, dan lainnya.

Sebelumnya, Pemko Padang Panjang juga telah mempertanyakan terkait daerahnya disebut intoleran oleh Setara Institute. Kota Pariaman juga melakukan hal yang sama.

Baca juga: Hasil Riset Setara Institute: Toleransi di Kota Padang, Padang Panjang dan Pariaman Rendah

Lalu, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Duski Samad juga menyebutkan bahwa hasil survei Setara Institute itu tak bisa dijasikan rujukan.

Tidak hanya itu, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumbar juga telah mengabil lakah dengan memanggil Setara Instutute untuk mempertanggungjawabkan rilisnya tersebut.

Baca juga: Disebut Sebagai Kota Intoleran, Ini Tanggapan Pemko Pariaman

Namun, hingga saat ini, Setara Instiute juma belum memenuhi panggilan dari DPRD Sumbar.

Dapatkan update berita Sumbar terbaru dan terkini hari ini dari Langgam.id. Mari bergabung di Grup Telegram Langgam.id News Update, caranya klik https://t.me/langgamid, kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca Juga

Kajari Padang Koswara (tengah)
Kejari Padang Tetapkan Anggota DPRD Sumbar Tersangka Dugaan Korupsi Agunan Fiktif
Jembatan Kembar Margayasa di Padang Panjang yaitu Margayasa A dan B yang diterjang oleh banjir bandang pada akhir November 2025 lalu, sudah
BPJN Sumbar: Secara Teknis, Jembatan Kembar Margayasa Masih Layak dan Aman Digunakan
Pemko Padang Panjang mulai menyusun Dokumen Rencana Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana (R3P). Hal ini dilakukan sebagai
Pemko Padang Panjang Susun Dokumen Rencana Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana
Kondisi jembatan kereta api Lembah Anai pascabanjir akhir November lalu. IST
Kementerian Kebudayaan Catat 89 Cagar Budaya Sumbar Terdampak Bencana
Kondisi jembatan kereta api Lembah Anai pascabanjir akhir November lalu. IST
Respon Menteri Kebudayaan Soal Rencana Pembongkaran Jembatan Kereta Api Lembah Anai
Personil kepolisian membawa jenazah korban galodo di Nagari Salareh Aia Timur.
Pemerintah Agam Setop Pencarian Korban Galodo