Langgam.id - Gubernur Sumatra Barat (Sumbar) Mahyeldi Ansharullah meluncurkan gerakan "Memakmurkan Masjid dengan Satu Juta Sajadah Peduli Dai" di UPI Convention Center Padang, Sabtu (27/3/2021). Gerakan ini digagas oleh seorang Rifo Darma Saputra, salah seorang perantau Minang.
Program memakmurkan masjid ini lahir dari keprihatinan Rifo terhadap kondisi rumah-rumah ibadah di sejumlah daerah pelosok Sumbar. Dia menemukan banyak sajadah-sajadah yang bisa dikatakan tidak layak pakai. "Ini juga dampak dari pandemi Covid-19. Orang-orang diwajibkan membawa sajadah masing-masing untuk beribadah ke musala dan masjid," kata Rifo dalam sambutan saat peluncuran gerakan Satu Juta Sajadah Peduli Dai".
Ketua Umum Perkumpulan Muaro Paneh Jaya (PMPJ) itu mengatakan, dengan membantu memberikan sajadah, secara tidak langsung kembali merangsang minat masyarakat untuk datang ke masjid. Apalagi, ramadan tahun ini akan kembali berlangsung di tengah pandemi Covid-19 yang mau tidak mau, setiap orang datang ke rumah ibadah dengan sajadah sendiri-sendiri.
"Sejuta sajadah ini insyaalah akan kami sebar ke seluruh kabupaten dan kota di Sumbar. Pendistribusiannya tentu saja lewat da'i yang ada di daerah masing-masing nanti," katanya.
Selain itu, gerakan ini juga akan memberikan perhatian kepada guru-guru mengaji dan para da'i yang kondisi kehidupannya juga jauh dari kata layak. Pihaknya berupaya memberikan bantuan sandang dan pangan untuk para pejuang agama Allah SWT itu.
"Gerakan kecil kami ini tapi didukung pemerintah tentu tidak akan menyentuh lebih banyak manfaat. Semoga dengan gerakan ini melahirkan gerakan-gerakan lainnya yang bertujuan untuk meringankan beban masyarakat di tengah pandemi dan paling utama soal kelangsungan beribadah," kata tokoh perantau asal Kabupaten Solok itu.
Tokoh perantau Minang, Nofi Candra mengapresiasi gerakan yang digagas anak muda seperti Rifo. Menurutnya, gerakan sejuta sejadah bagian himbauan dari seorang anak muda untuk memakmurkan masjid.
Anggota DPD RI periode 2014-2019 itu berharap agar Pemerintah Provinsi Sumbar dan daerah lainnya terus memberikan perhatian besar kepada perantau yang memiliki ide-ide hebat seperti ini.
"Kalau saja ada 100 tokoh rantau seperti Rifo, semua masjid dan nasib guru mengaji hingga da'i di Sumbar akan sangat baik. Semoga program itu terus berlanjut hingga berjuta-juta sajadah nanti dan tidak saja satu juta," katanya.
Gerakan sejuta sajadah ini juga diapresiasi Pimpinan Diniyyah Putri Padang Panjang, Fauziah Fauzan El Muhammadiy. Bahkan, dia sampai haru membacakan puisi Taufiq Ismail yang berjudul "Sajadah Panjang". "Semoga kejayaan Ranah Minang kembali tegak dan masjid-masjid dimakmurkan," katanya.
Senada dengan itu, Wali Kota Solok, Zul Elfian pun mengaku bangga dengan lahirnya program sejuta sajadah dari seorang dermawan yang masih sangat muda. "Ini bagian yang mengkiaskan bahwa ananda Rifo mengajak kita yang kita yang tua-tua untuk mari bersujud," katanya.
Menurutnya, gerakan sejuta sajadah itu sudah bagian dari gerakan dakwah yang sepantas dibumikan di Ranah Minang. "Ini bagian dakwah yang harus kita gencarkan. Tujuannya selamat dunia dan akhirat," katanya.
Sementara itu, Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah juga mengapresiasi gerakan sejuta sajadah ini. Menurutnya, tujuannya jelas mengajak masyarakat untuk kebaikan dan memakmurkan masjid.
"Gerakan ini juga memperhatikan nasib da'i. Ini bagian dari penguatan umat. Mari makmurkan masjid dengan tetap menerapkan prokes," katanya.
Selain program sajadah, gerakan ini juga memberikan bantuan kemanusiaan lainnya. Saat launching, Rifo menyerahkan bantuan satu unit ambulance untuk masyarakat Kabupaten Pasaman. Kemudian, juga diserahkan bantuan dua unit kursi roda untuk daerah lain. (*/Irwanda)