Langgam.id - Dinas Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM) Sumatra Barat (Sumbar) meminta CV Tahiti Coal melakukan evaluasi setelah tertimbunnya para pekerja yang mengakibatkan tiga orang meninggal dunia. Lubang tambang di Sawahlunto itu juga telah resmi ditutup.
"Kami meminta mereka evaluasi dan persentase dulu. Sampai saat ini, untuk di kawasan tambang milik CV Tahiti Coal belum boleh beroperasi dan lubang yang menjadi lokasi kecelakaan sudah dipastikan ditutup," kata Kepala Dinas ESDM Sumbar, Hery Martinus dihubungi langgam.id, Selasa (22/9/2020).
Hery menyebutkan, total lubang tambang yang dimiliki CV Tahiti Coal berjumlah tiga lubang. Sementara lubang yang runtuh terjadi di lubang THC 03 tunel A dengan kedalaman lubang 150 meter di cabang dua dengan kedalaman 15 meter.
"Kami panggil Kepala Teknik Tambang (KTT) CV Tahiti Coal hari ini. Kami ingin dia menerangkan bagaimana teknik kerja untuk dua lubang tambang lainnya, sehingga peristiwa ini tidak terjadi kembali," ujarnya.
Baca juga: Insiden Tambang di Sawahlunto Diselidiki, Dinas ESDM Sumbar: Bila Tak Layak, Ditutup
Menurutnya, hasil penyelidikan yang dilakukan inspektorat dari kementerian bahwa kecelakaan terjadi saat pekerja melakukan perawatan dan memperlebar lubang tambang. Namun pada saat itu, salah satu kayu penyangga lubang patah.
"Itu diakibatkan kecelakaan ketika merawat dan memperlebar lubang tambang dengan penjaga. Sehingga ada kayu penjaga patah dan membuat lubang tambang runtuh," jelasnya.
Seperti diketahui, tiga pekerja dinyatakan meninggal dunia dalam peristiwa ini. Korban berinisial A, Y, dan I. Sedangkan pekerja berinisial B selamat, namun mengalami patah tulang.
Peristiwa runtuhnya lubang tambang terjadi pada Sabtu (12/9/2020) sekitar pukul 05.00 WIB. Proses evakuasi para korban pun memerlukan waktu, Hingga akhirnya keseluruhan korban berhasil dievakuasi hingga Minggu (13/9/2020) pagi. (Irwanda/ABW)