Cara Nagari Situjuah Batua Melawan Covid-19: Tempat Karantina hingga Tempel Penerima BLT di Warung

Protokol Covid-19 di Masjid

Ilustrasi - Suasana salat berjemaah di Masjid (Humas Pemnag Situjuah Batua)

Langgam.id- Pemerintah Nagari Situjuah Batua, Kecamatan Situjuah Limo Nagari, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatra Barat menerapkan penanganan Covid-19 berbasis kearifan lokal.

Nagari Situjuah Batua dikenal sebagai nagari pejuang. Saat kemerdekaan Indonesia coba direnggut Belanda lewat Agresi ke-II pada 1948-1949 silam, darah juang rakyat Situjuah Batua mendidih.

Di bawah payung panji Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) yang dipimpin pahlawan nasional Mr Syafruddin Prawiranegara dkk, rakyat Situjuah Batua ikut berkorban nyawa dan harta, demi membela Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Malahan, setelah tujuh dasawarsa berlalu, semangat juang dan persatuan rakyat Situjuah Batua masih tetap membara. Bahkan, rasa kebersamaan yang dalam filosofi adat Minangkabau disebut "sasakik-sasanang, sahino-samalu, tatilungkuik samo makan tanah, tajilantang samo minum ambun", telah menjadi kearifan lokal bagi masyarakat Situjuahbatua.

Ini tentu tidak sekadar pepesan kosong belaka. Saat bangsa ini tengah berperang melawan pandemi virus corona (Covid-19), Pemerintah Nagari Situjuah Batua bersama segenap komponen masyarakatnya dan seluruh lembaga nagari, juga ikut  "berperang" dengan musuh tak terlihat tersebut.

Bikin Tim, Siapkan Anggaran

Perang melawan virus corona di Situjuah Batua, diawali dengan pembentukan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di tingkat nagari dan Tim Pembunuh Covid-19 di tingkat jorong, dengan melibatkan seluruh lembaga nagari dan bidan desa di Situjuah Batua. Tim ini sudah dibentuk sejak akhir Maret 2020 dengan Keputusan Wali Nagari.

Puncaknya, pada 1 April 2020, Gugus Tugas dan Tim Pembunuh Covid-19 Situjuah Batua dikukuhkan pula oleh Bupati Limapuluh Kota Irfendi Arbi karena dianggap sebagai yang pertama di kabupaten tersebut.

Setelah membentuk Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di tingkat nagari dan Tim Pembunuh Covid-19 di tingkat jorong, Pemerintah Nagari Situjuah Batua bersama Badan Musyawarah (Bamus) Nagari setempat, mulai menyiapkan anggaran untuk penanganan Covid-19.

Anggaran yang disiapkan dalam APB Nagari Situjuah Batua itu awalnya dirancang sebesar Rp300 juta, tapi kemudian difinalisasi jadi Rp479 juta.

"Dari Rp1,18 miliar dana desa yang kami terima, ditambah alokasi dana desa sebesar Rp990 juta, Pendapatan Asli Nagari sebesar Rp400 juta, dan dana bagi hasil nagari Rp15 juta atau total keseluruhan mendekati Rp2,4 miliar, sebesar Rp478 juta telah dialokasikan untuk penanganan Covid-19. Mulai dari pembelian APD, sarana-prasarana, operasional, hingga Bantuan Langsung Tunai," kata Wali Nagari Situjuah Batua DV Dt Tan Marajo bersama Ketua Bamus H Zul'aidi Dt Bagindo Soik kepada wartawan, Sabtu (30/5/2020).

Tan Marajo mengatakan, dalam penyusunan anggaran untuk penanganan Covid-19, Pemnag dan Bamus Situjuah Batua berkonsultasi dengan Klinik Keuangan Kecamatan Situjuah Limo Nagari, Dinas Keuangan Limapuluh Kota, DPMD/N Limapuluh Kota, dan Inspektorat. Bahkan juga dengan Tenaga Ahli (TA)  desa/nagari tingkat kabupaten, serta pendamping desa tingkat kecamatan dan nagari.

Dalam penanganan Covid-19 ini, termasuk dalam penganggaran, mengacu kepada Perppu Nomor 1 Tahun 2020, Perpres Nomor 54 Tahun 2020, Permendes Nomor 6 Tahun 2002 sebagai Pengganti Permendes Nomor 11 Tahun 2019, Pergub Sumbar Nomor 1 Tahun 2020 tentang PSBB, Perbup Limapuluh Kota Nomor 3 Tahun 2020, dan kesepakatan bersama antara lembaga-lembaga nagari, pendamping desa dan pendamping kecamatan.

"Pada intinya, dana desa boleh digunakan untuk kegiatan Covid-19, sepanjang penggunaanya transparan, terukur dan akuntabel,"ujarnya.

Budaya Hidup Bersih

Selain membentuk tim dan menyiapkan anggaran, Pemerintah Nagari Situjuah Batua sejak April 2020, telah memikirkan antisipasi penyebaran virus corona. Untuk itu, pemerintah Situjuah Batua rutin melakukan penyemprotan disinfektan di lingkungan tempat tinggal masyarakat dan sarana umum.

Soal penyemprotan disinfektan ini, khususnya lagi tentang pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat untuk mencegah Covid-19, masyarakat Situjuah Batua, tentu tidak perlu diragukan lagi. Sebab, sejak dua tahun terakhir, Situjuah Batua dikenal sebagai nagari yang sukses mengelola sampah. Bahkan, sampah telah menjadi salah satu sumber pendapatan asli nagari.

Begitu juga dengan perilaku hidup bersih, telah membudaya di tengah masyarakat Situjuah Batua. Sebelum pandemi Covid-19, setiap pekan warga Situjuah Batua bergotong royong membersihkan kampung mereka. Di Situjuah Batua, juga ada Peraturan Nagari tentang Lingkungan Hidup dan Perwanag tentang Pengelolaan Sampah yang dirancang bersama Bamus dan Lembaga Adat Nagari, melibatkan tenaga ahli Situjuah Batua, Wendra Yunaldi.

"Soal hidup bersih dan sehat, sejak dua tahun terakhir, sudah mulai membudaya di tengah masyarakat kami. Setiap sampah dari pasar nagari dan sampah rumah tangga, tidak lagi dibuang sembarangan. Tapi dimasukkan ke dalam sekitar 2.000 tong sampah yang sudah disiapkan. Nanti, setelah penuh, sampah itu diangkut petugas kebersihan kami ke TPAS Regional Sumbar di Payakumbuh, dengan difasilitasi Dinas Lingkungan Hidup Limapuluh Kota," kata Tan Marajo.

Sosialisasi Door To Door

Meski tidak ragu soal pentingnya membangun budaya hidup bersih dan sehat dalam memerangi pandemi Covid-19. Namun, Pemerintah Nagari Situjuah Batua melalui Gugus Tugas dan Tim Pembunuh Covid-19, tetap melakukan sosialisasi kepada masyarakat, tentang pentingnya pakai masker, cuci tangan pakai sabun, menjaga imun dan meningkatkan iman,  serta  menjaga jarak sosial ataupun fisik.

"Sosialisasi ini, selain dilakukan lewat pengumuman di tempat umum dan melalui media sosial, juga lewat surat edaran yang diantar secara door to door atau dari rumah ke rumah oleh kepala jorong  dibantu Linmas bersama kader Yandu. Dan, semua edaran atau sosialisasi dari pemerintah Nagari Situjuah Batua ini, dilaksanakan setelah diputuskan bersama dengan seluruh lembaga nagari. Jadi, tidak pandai-pandai pemerintah nagari saja. Sebab, pemerintah nagari ini hanya pelayan dan eksekutor dari keputusan bersama," ujarnya.

Bikin Tempat Karantina

Menariknya, saat Pemnag Situjuah Batua melakukan sosialisasi bahaya Covid-19 secara door to door, muncul pula kekhawatiran dari masyarakat setempat, tentang ancaman penyebaran virus corona dari luar Situjuah Batua.

Lampiran Gambar

Pemerintah Nagari Situjuah Batua siapkan tempat karantina. (Humas Pemnag Situjuah Batua)

Untuk menjawab ini, sejak April 2020, sudah beredar video imbauan dari Pemerintah Nagari Situjuah Batua bersama lembaga-lembaga nagari, Babinsa Kodim 0306/50 Kota dan Bhabinkamtibmas Polres Payakumbuh yang bertugas di Situjuah Batua.

Video imbauan itu ditujukan  kepada para perantau  Situjuah Batua, agar menunda dulu rencana pulang kampung. Walau pahit, imbauan agar tak pulang kampung ini direspons perantau.

Bahkan, perantau Situjuah Batua, seperti disampaikan Ketua Ikatan Keluarga Situjuah Batua (IKSB) di Jabodetabek Feri Domnal, sudah membatalkan rencana pulang basamo atau mudik bareng, pada lebaran Idul Fitri tahun ini.

Meski secara organisasi, perantau Situjuah Batua telah membatalkan rencana mudik bareng, namun secara pribadi-pribadi, masih ada juga perantau Situjuah Batua yang pulang kampung.

"Perantau kami itu jumlahnya mencapai 5.000-an orang. Di tengah pandemi Covid-19 ini, karena merasa tidak mungkin lagi bertahan di rantau, sebanyak 174 orang tetap ada yang pulang kampung di 6 jorong," kata Tan Marajo.

Terhadap perantau Situjuah Batua yang terpaksa pulang kampung di tengah pandemi Covid-19, pemerintah nagari mendorong agar mereka mengikuti isolasi secara mandiri.

Bagi perantau yang tidak bisa melakukan isolasi secara mandiri, disiapkan tempat karantina dengan memanfatkan bangunan SDN 01 Situjuah Batua. Tempat karantina ini, diurus oleh satu tim khusus yang diketuai Syahril Makinuddin, putra Mayor Makinudin HS, tokoh Peristiwa Situjuah 15 Januari 1949.

"Segala kebutuhan makan dan minum perantau selama proses karantina ini, ditangggung oleh Lembaga Adat Nagari Situjuah Batua yang dipimpin MKH Dt Majo Kayo bersama empat kepala suku yang ada di Situjuah Batua. Yakni,  Y Dt Kali Bandaro, Irwan Anas Dt Indo Marajo, Sy Dt Paduko Majo Indo, dan Sy Dt Pamuncak Nan Putiah. Begitu pula dengan kebutuhan operasional petugas yang berjaga di tempat karantina juga ditanggung lembaga adat dan didukung semua unsur.  Inilah kearifan lokal Situjuah Batua," katanya.

Ditempel di Warung

Kearifan lokal Situjuah Batua dalam melawan Covid-19 cukup membuahkan hasil. Sampai pengujung Mei 2020, Situjuah Batua masih menjadi kawasan zona hijau Covid-19. Tidak ada kasus positif corona di nagari pejuang tersebut. Sehingga, sejak 10 hari terakhir Ramadan, seluruh masjid dan mushalla di Situjuah Batua, sudah kembali melaksanakaan shalat berjamaah.

Walaupun, tetap dengan protokol Covid-19 yang dibolehkan MUI, yakni dengan menjaga jarak atau social distancing.

Meski Situjuah Batua masih masuk kawasan zona hijau Covid-19, tapi dampak sosial dan ekonomi dari Covid-19 tetap dirasakan masyarakat setempat.

"Perekonomian masyarakat kami di Situjuah Batua, kini benar-benar sulit akibat pandemi Covid-19," kata Tan Marajo, diamini Kepala Jorong Tangah MA Dt Paduko Rajo Nan Kuniang.

Dalam kondisi ekonomi yang sulit itu, Pemnag Situjuah Batua bersyukur karena pemerintah sudah mengucurkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) untuk masyarakat.  Ada empat jenis BLT yang dibagikan di Situjuah Batua. Pertama, BLT dari Kemensos untuk 166 Kepala Keluarga (KK). Sebanyak 147 KK menerima lewat Pos dan 19 KK lewat bank.

Kedua, BLT dari Pemprov Sumbar sebanyak 248 KK. Ketiga, BLT dari dana desa untuk 197 KK, dan BLT dari kabupaten untuk 35 KK. Selain BLT, sebanyak 290 KK di Situjuah Batua juga dapat PKH dan 346 KK lainnya dapat bantuan sembako.

Selain itu, ribuan warga Situjuah Batua juga sudah memiliki jaminan kesehatan, baik mandiri ataupun subsidi pemerintah.

Terhadap warga yang dapat BLT dampak Covid-19, PKH, bantuan sembako, dan Kartu Indonesia Sehat, nama-nama mereka diumumkan Pemnag Situjuah Batua secara terbuka di kantor nagari, warung kopi (warkop), tempat ibadah, dan tempat-tempat umum lainnya.

Lampiran Gambar

Pemerintah Nagari Situjuah Batua menempel daftar penerima bantuan Covid-19 di warung kopi. (Humas Pemnag Situjuah Batua)

Ini dilakukan tidak hanya sesuai dengan imbauan Ombudsman RI dan Surat Edaran Gubernur Sumbar Nomor:489/138/Humas-2020 tertanggal 6 Mei 2020 perihal Penyediaan Layanan Informasi dan Pengaduan Penyaluran Bansos Covid-19, tapi juga sesuai dengan Peraturan Nagari Situjuah Batua Nomor 8 Tahun 2019 Tentang Pencegahan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme Berbasis Hukum Adat Salingka Nagari.

"Sejak 2019 silam, atas dampingan dari satu dari tiga doktor yang menjadi Tenaga Ahli Situjuahbatua, yakni Dr Wendra Yunaldi SH MH, Pemnag Situjuah Batua bersama Bamus, LAN dan lembaga-lembaga nagari, sudah menyepakati Pernag Tentang Pencegahan KKN berbasis hukum adat salingka nagari. Sesuai amanat Pernag ini, kita di Situjuah Batua mencoba menuju transparan, termasuk dalam soal bantuan," kata Tan Marajo.

Ia menyebut, penempelan atau pengumuman daftar nama warga Situjuah Batua yang menerima bantuan ini secara terbuka, dimaksudkan Pemerintah Nagari Situjuah Batua, agar semua elemen masyarakat, ikut bersama-sama memantau, mengawasi, dan mengawal penyaluran bantuan.

"Dengan pengumuman ini, kami lebih mudah mengetahui, siapa masyarakat kami yang belum dapat bantuan sama sekali. Dan siapa pula yang dempet menerima bantuan," ujarnya.

Kata dia, penerima BLT Dana Desa di Situjuah Batua, langsung menerima bantuan di rumah mereka masing-masing. "Kepala jorong bersama kader Yandu di Situjuah Batua, langsung mengantar ke rumah masyarakat yang menerima BLT Dana Dana Desa. Dimana, di rumah tersebut juga dipasangi stiker, untuk mencegah adanya penerima ganda," kata Tan Marajo.

Sedangkan terhadap masyarakat Situjuah Batua yang patut menerima bantuan, tapi tidak terdaftar sebagai penerima bantuan, pemerintah Nagari Situjuahbatua sudah merangkum nama-nama masyarakat tersebut, untuk diajukan ke dalam Basis Data Terpadu (BDT) Kemensos.

Selain itu, warga yang tidak dapat bantuan, padahal pantas menerima, diberikan solusinya oleh pemerintah nagari Situjuah Batua, berupa bantuan beras.

"Jadi, sebelum Hari Raya Idul Fitri kemarin, ada perantau Situjuah Batua yang punya usaha Bubur Ayam C7, menyumbangkan 2 ton beras. Nah, beras dari perantau ini, kami salurkan kepada masyarakat yang tidak dapat bantuan dari pemerintah. Disamping, nama masyarakat itu juga kami rangkum untuk diusulkan ke dalam BDT Dinsos atau Kemensos," ujar Tan Marajo. (*/SRP)

Baca Juga

Debat publik pertama calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Limapuluh Kota tahun 2024 berlangsung di Gedung Lubuak Simato Convention Center
Debat Publik Calon Bupati Limapuluh Kota Sigi Kepentingan Negara dan Masyarakat Adat yang Sering Berbenturan
M. FAJAR RILLAH VESKY
Kado Mahkamah Agung untuk DPRD: Dari Lumpsump Kembali  At Cost
Asysyfa Maisarah, Anak Buruh Tani Asal Limapuluh Kota Merajut Mimpi di UGM
Asysyfa Maisarah, Anak Buruh Tani Asal Limapuluh Kota Merajut Mimpi di UGM
Ramly Syarif Dt. Gindak Simano, warga Koto Alam, Kecamatan Pangkalan Koto Baru, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatra Barat (Sumbar) kecewa dan
Truk Dirampas Debt Collector Tanpa Prosedur, Warga Limapuluh Kota Lapor Polisi
Aku berjalan kaki sepanjang jalan Koto Gadang, Nagari Maek, suatu pagi ketika udara terasa sejuk di kulit dan wajah Bukik Posuak masih
Rumah Gadang Terakhir di Maek: Sepasang Tingkap Menanti Anak-anak Pulang
Bupati Limapuluh Kota Salurkan Bantuan Rp100 Juta untuk Korban Galodo Tanah Datar
Bupati Limapuluh Kota Salurkan Bantuan Rp100 Juta untuk Korban Galodo Tanah Datar