Langgam.id - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan angin kencang di sejumlah wilayah di Sumatra Barat mencapai kecepatan 50 sampai dengan 60 kilometer per jam. BMKG mengingatkan agar mewaspadai pohon-pohon tua dan rapuh.
Demikian disampaikan Kepala Stasiun Meteorologi Minangkabau
Sakimin dalam rilis yang dilansir akun resmi BMKG Padang Panjang, Sabtu (22/2/2020).
BMKG Stasiun Meterologi Minangkabau mengamati fenomena angin kencang di wilayah Sumatra Barat terutama di bagian barat Bukit Barisan, telah terjadi sejak Kamis (20/2/2020). "Berdasarkan data, kecepatan angin dapat mencapai 30 Knots atau 50-60 km/jam. Kondisi angin terjadi diiringi dengan cuaca cerah dan umumnya terjadi pada saat pagi hingga menjelang siang hari," sebut Sakimin.
Fenomena tersebut, menurut analisa BMKG, karena adanya pengaruh angin timur laut di Sumatera Barat yang bergerak ke pusat tekanan rendah di Samudera Hindia.
"Angin timur laut ini setelah melewati Bukit Barisan bersifat panas dan kering. Sehingga menimbulkan pola inversi udara di lapisan atas atmosfer."
Hasil pengamatan udara lapisan atas, menunjukkan terjadi proses pemanasan di lapisan 950mb yang menimbulkan inversi. "Suhu udara lapisan atas di atmosfer relatif lebih hangat dibanding di permukaan. Hal ini menyebabkan terdapat proses pergerakan udara turun atau subsidensi. Meningkatkan kecepatan angin turun terutama di lereng-lereng perbukitan hingga dataran rendah," sebut Sakimin.
Selain itu, menurutnya, arus udara subsidensi ini juga tidak mendukung proses pertumbuhan awan-awan sehingga kondisi cuaca di Sumatera Barat cenderung Cerah.
BMKG melihat kondisi ini dapat bertahan hingga dua hari ke depan (sejak Sabtu). Terjadi di wilayah Sumatera Barat seperti Padang, Padang Pariaman, Pasaman Barat, Pariaman, Padangpanjang, Agam, Pesisir Selatan, dan sekitarnya.
"Mengingat potensi angin kencang ini dapat bertahan hingga dua hari ke depan. Masyarakat diimbau untuk mewaspadai pohon-pohon lapuk dan tua, objek rapuh. Karena, dapat berpotensi tumbang dan menimbulkan kerugian materil dan jiwa."
Baca juga: Puluhan Pohon Tumbang Akibat Angin Kencang di Padang
Selain itu, menurut BMKG, kelembaban udara yang cenderung kering disertai angin yang kencang meningkatkan kemudahan potensi kebakaran dan percepatan sebaran kebakaran lahan. (*/SS)