Langgam.id - Gerombolan tiga unit sepeda motor mondar-mandir di kawasan GOR H Agus Salim, Kota Padang, Sumatra Barat (Sumbar), Jumat (14/2/2020). Padahal siang itu, masyarakat baru saja menunaikan salat Jumat dan aktivitas makan siang.
Para remaja yang diketahui mayoritas masih berstatus pelajar itu, berjumlah sembilan orang. Seperti "jagoan jalanan", mereka beberapa kali mengelilingi kawasan GOR H Agus Salim seakan siap menanti lawan.
Di antara mereka, tampak membawa senjata tajam jenis samurai sebanyak dua unit. "Kayaknya akan ada aksi tawuran," ujar Febrian Murfi, salah seorang warga di sekitar kawasan GOR H Agus Salim Padang, kala itu.
Warga risau, jika aksi tawuran tersebut benar-benar akan terjadi. Tentu hal ini tidak diharapkan, apalagi para remaja ini menggunakan senjata tajam. Bisa-bisa memakan korban.
Febrian dan rekan-rekannya saat itu berinisiatif melakukan pengejaran terhadap para remaja, sebelum aksi tawuran benar-benar pecah di kawasan GOR H Agus Salim. Pria 27 ini langsung tancap gas sepeda motor memburu gerombolan remaja tersebut.
Lantas remaja ini kalang kabut. Mereka menambah kecepatan laju sepeda motornya. Berpencar menjadi upaya satu-satunya pelarian. Hal itu berhasil dilakukan para remaja ini.
Sehingga Febrian dan rekan-rekannya hanya mampu mencegah satu sepeda motor yang ditumpangi tiga remaja. Dua sepeda motor lainnya yang ditumpangi enam remaja yang membawa senjata tajam berhasil lolos dari buruan.
Tiga remaja yang berhasil diamankan ini masih memakai seragam sekolah. Di bajunya, tampak bertuliskan SMK Negeri 5 Padang. Sementara satunya lagi, hanya mengunakan pakaian biasa.
Remaja itu kemudian digiring dan dikerumuni warga. Amarah warga pecah, sebagai bentuk luapan keresahan ulah kelakuannya. "Ini tidak sekali ini saja. Mereka melakukan tawuran ini bisa dikatakan setiap Jumat di kawasan GOR H Agus Salim," sesal Febrian.
Aksi tawuran belakang memang kian larut di Kota Padang. Tak hanya itu, balapan liar juga semakin menjadi-jadi. Beberapa sudut jalan di Ibu Kota Provinsi Sumbar ini seakan telah disulap menjadi arena oleh para jagoan jalanan.
Mereka-mereka yang larut dalam dunia tawuran dan balap liar itu, memang bisa dikatakan masih tergolong anak di bawah umur. Tak hanya Jumat, kerap kali aksi remaja ini dilakukan ketika malam minggu datang.
Remaja-remaja itu beraksi bahkan sampai Minggu dini hari hingga pagi. Terkahir, aksi tawuran berhasil dibubarkan pihak kepolisian di Jalan Mohammad Husni Thamrin, Kecamatan Padang Selatan, Minggu (9/2/2020) lalu.
Baca juga : Kematian 2 Remaja di Padang, Antara Kecelakaan dan Kabar Dikejar Bandit Jalanan
Aksi tawuran ini pecah sekitar pukul 03.30 WIB. Kedatangan pihak kepolisian, membuat para pelaku tawuran lari kalang kabut. Meski demikian, tiga dari mereka berhasil diamankan.
Mirisnya, tiga remaja ini masih berusia 16 tahun. Saat menyisir lokasi aksi tawuran, pihak kepolisian juga menemukan dua parang, gear, samurai rakitan, klewang dan dua unit sepeda motor. Mereka berkilah, senjata tajam itu bukan miliknya.
Jajaran Polresta Padang memang selalu melakukan patroli di jalanan mencegah aksi tawuran dan balap liar. Namun para remaja seakaan tak kapok dan terus saja melancarkan aksi mereka.
Tak jarang, pihak kepolisian dan para pelaku terpaksa kejar-kejaran. Namun meskipun telah mengamankan beberapa orang terduga pelaku tawuran dan balap liar di tahun ini, pihak kepolisian belum pernah memproses mereka secara hukum.
Pembinaan dan pemanggilan orang tua menjadi salah satu jalan untuk memberikan efek jera. Kapolresta Padang Kombes Pol Yulmar Try Himawan membenarkan pihaknya belum pernah memproses terduga pelaku tawuran.
"Kalau memang bersifat tawuran kami masih pembinaan. Kami panggil orang tua, gurunya dan pemuka warga di lokasi mereka tinggal. Kalau lain halnya membawa senjata tajam tentu dijerat undang-undang darurat nomor 12 tahun 1951," katanya.
Namun terkait kepemilikan senjata tajam, kata Yulmar, pihaknya juga belum ada yang diproses. Sebab dari aksi tawuran yang berhasil dibubarkan, senjata tajam di temukan di sekitar lokasi. Bukan melainkan dari tangan remaja terduga pelaku tawuran.
Klaim Pemko Padang
Aksi kenakalan remaja yang tergolong anarkis dari aksi tawuran ini, tentu menjadi perhatian semua pihak. Tak hanya dari pemantauan kelakuan dan pergaulan anak dari si orang tua, namun juga menjadi pekerjaan rumah bagi Pemerintah Kota Padang.
Wali Kota Padang Mahyeldi Ansarullah mengklaim pemerintah telah berupaya untuk menekan aksi kenakalan remaja di jalanan. Salah satunya, dengan melakukan pembinaan.
"Kita sudah kerja sama dengan TNI dan Polri. Dan apa yang kita amankan kita lakukan pembinaan. Kemudian bahkan ada beberapa orang tua yang datang menyerahkan ke kita anak-anaknya yang ada kelainan pergaulan," ujar Mahyeldi.
Pembinaan yang dimaksud Politikus Partai Keadilan Kesejahteraan (PKS) itu adalah dengan bekerja sama dengan TNI. Pemerintah Kota Padang mengklaim telah memiliki program yang . dinamakan "Anak Yudha Sakti".
Mahyeldi mengungkapkan, program ini telah berlangsung sejak 2017 silam. Ia pun memastikan melalui program tersebut membuat aksi kenakalan remaja dapat diminimalisir.
"Maka dari itu, setelah kami bina ada kami berikan pendidikan sekolah, ada diberikan modal usaha sehingga bisa menjalankan aktivitas dengan baik," ujarnya.
Dalam bulan Februari ini Pemerintah Kota Padang mengklaim akan kembali melakukan pembinaan terhadap remaja pelaku tawuran dan balap liar yang telah berhasil diamankan sebelumya. Pembinaan dilakukan di markas Batalyon Infanteri 133/Yudha Sakti.
Namun sayangnya, Mahyeldi tak merinci berapa total remaja yang dilakukan pembinaan untuk menjadi "Anak Yudha Sakti". Dikatakannya, program ini telah diapresiasi oleh Kementerian Sosial hingga jajaran TNI.
Baca juga : Brutalnya Bandit Jalanan di Padang, Serang Mahasiswa Asal Mentawai dengan Samurai
Sayangnya, program "Anak Yudha Sakti" ini malah tidak melibatkan pihak kepolisian. Hal ini diakui Kapolresta Padang Kombes Pol Yulmar Try Himawan. Dari beberapa remaja terduga bandit jalanan Padang yang berhasil diamankan pihak kepolisian tahun 2020 ini, belum pernah dikirim untuk dilakukan pembinaan dalam program "Anak Yudha Sakti".
"Belum ada (dikirim). Anak Yudha Sakti itu apa itu? Enggak ada, saya belum ada laporan dari Pemerintah Kota untuk itu. Mungkin tahun lalu. Tapi Pemerintah Kota yang melaksanakan biasanya kami engga ikut," tutur Yulmar. (Irwanda/ICA)