LANGGAM.ID - Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Sumbar bersama BMKG melaporkan dalam Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) hujan buatan memberikan dampak yang cukup signifikan pada penanggulangan kebakaran lahan dan hutan atau Karhutla.
Kepala BMKG Stasiun BIM, Desindra Deddy Kurniawan mengatakan, OMC hujan buatan dengan menyemai sebanyak 15 ton garam berhasil dalam memadamkan titik api karhutla. Khususnya di dua daerah dengan titik api terbanyak yaitu Kabupaten Solok dan Limapuluh Kota.
Ia menjelaskan, OMC bisa meningkatkan curah hujan di sejumlah daerah serta mampu menekan Kebakaran Hutan dan Lahan. "Tak hanya di Limapuluh Kota dan Solok saja, bahkan di beberapa daerah juga terjadi hujan, meskipun ada yang intensitas ringan," kata Desindra, Jumat (8/8/2025).
Menurutnya, meski beberapa daerah hujannya terbilang ringan, namun cukup untuk melembabkan permukaan tanah. Seab, beberapa daerah di Sumbar terpantau lebih 60 hari tidak diguyur hujan. "Setidaknya hujan yang ringan itu bisa sedikit melembabkan sedikit permukaan tanah," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Sumbar, Rudy Rinaldy mengungkapkan, OMC yang dilakukan berhasil memadamkan Karhutla. Khususnya di Limapuluh Kota dan Solok yang telah menetapkan Status Tanggap Darurat.
Ia menyebut, dari hasil rapat koordinasi penutupan OMC di BIM Padang Pariaman, semua titik api yang ada di Sumbar sudah padam, dan hanya tersisa titik panas ringan di daerah Limapuluh Kota.
"Alhamdulillah Karhutlanya bisa ditangani, OMC dilaksanakan berhasil. Semua kru juga aman dan selamat," ucapnya.
Rudy juga mengimbau agar tidak ada lagi pihak yang membuka atau membersih lahan dengan cara pembakaran. Sebab, api sekecil apapun yang dihidupkan bisa menyebabkan Karhutla lebih luas.
BPBD Sumbar mencatat luasan kebakaran hutan dan lahan atau Karhutla hingga pertengahan tahun 2025 mencapai 1.119,37 hektar. Data tersebut dikeluarkan Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) BPBD Sumbar akhir Juli 2025 berdasarkan situs Sipongi yakni sistem pemantauan Karhutla yang dikelola Kementerian Kehutanan RI.
Rudy menyebutkan ribuan hektar wilayah yang terdampak tersebut tersebar di 11 kabupaten dan kota di Sumbar. Karhutla paling besar yaitu di Kabupaten Limapuluh Kota seluas 886,87 hektar dan , dan Kabupaten Sijunjung 108,5 hektar. (fx)