Langgam.id - Sekitar 400 warga Nagari Tanjung Barulak, Kecamatan Batipuh, Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat, menyingsingkan lengan, wakafkan tenaga, menggotong pembangunan konstruksi lantai 1 Asrama Putra Madrasah Tarbiyah Islamiyah (MTI) Tanjung Barulak, Sabtu (15/7/2023). Di samping itu juga turut serta siswa yang berbadan besar, dan para perempuan Tanjung Barulak untuk kepastian sektor logistik atau dapur.
Sebagian mereka kadang membawa perkakas sendiri untuk mengerjakan asrama tersebut. Hal ini wujud turut berkontribusi dalam pembangunan sekolah tradisional tersebut.
“Masyarakat berduyun-duyun datang, ikut gotong royong. Ini bentuk imfak tenaga dan waktu. Pengerjaan diswadayakan oleh masyarakat, kecuali tenaga tukang berjumlah 6 orang per hari yang kita upahkan,” ungkap Ketua Pengurus MTI Tanjung Barulak A. Dt. Rangkayo Hitam.
Angku begitu dia disapa, mengatakan pengerjaan yang dilakukan berupa mencor lantai 1. Sebelumnya telah dikerjakan lantai 1 ini dengan klaster 3 ruangan dengan ukuran 25x10 meter persegi. Secara keseluruhan, kata Angku, untuk biaya pembangunan lantai 1 hingga selesai, memakan biaya sekitar Rp.630 juta.
“Untuk sumber keuangan, sementara ada dari pemerintah melalui komisi VIII DPR RI yakni Bapak Asli Chaidir sebesar Rp.300 juta,” bebernya.
Asrama Putra MTI Tanjung Barulak berdiri di areal persawahan Pumatan dengan luas 600 meter persegi. Lokasinya berseberangan (dibelah sungai) dengan Asrama Putri yang menyatu dengan musala. Semua asrama ini berada di Jorong Padang Langgo, Nagari Tanjung Barulak. Sementara sekolah berada di Jorong Koto.
“Tanah untuk pembangunan asrama ini sifatnya dibeli dan diwakafkan. Dibeli 2 rupiah ameh dan uang Rp25 juta untuk luas lebih kurang 280 meter persegi. Sisanya, 300 meter persegi lebih, merupakan wakaf dari keluarga Dt. Mantiko Marajo suku Guci,” terang Angku, mantan Kepala Sekolah MTI Tanjung Barulak ini.
Angku mengatakan, Asrama Putra MTI Tanjung Barulak dibangun 2 lantai. Sisa lantai 2, pembangunannya sangat bergantung pada donator atau uluran bantuan pemerintah. Adapun estimasi untuk pembangunan lantai 2 adalah Rp.550 juta.
MTI Tanjung Barulak adalah 1 dari 2 sekolah berbasis agama yang ada di Tanjung Barulak. Satu lagi adalah Ponpes Diniyah Limau Manih Tanjung Barulak.
Untuk MTI Tanjung Barulak, saat ini bersekolah 260 siswa yang berasal bukan saja dari Nagari Tanjung Barulak, melainkan juga dari daerah jauh seperti Dharmasraya, Sijunjung, Solok Selatan, Solok, Agam.
“Nantinya siswa putra akan dipondokkan di asrama. Termasuk anak berasal dari Nagari Tanjung Barulak yang mau dididik di pondok selama 24 jam. Tahap awal sekitar 36 orang bisa diinapkan di lantai 1 yang sudah siap ini,” pungkas Angku.