Langgam.id - Gubernur Sumatra Barat (Sumbar) menilai bahwa ketahanan pangan di Nagari Talu, Kecamatan Talamau harus lebih baik dari daerah lain di Sumbar.
Hal itu disampaikan saat Kunjungan Kerja (Kunker) meninjau ketahanan pangan di daerah itu, Senin (24/10/2022).
Dikatakan Mahyeldi, ketahanan pangan di Pasaman Barat seharusnya lebih baik dari daerah lain, karena Pasaman Barat memiliki tanah yang sangat subur dibandingkan daerah lain di Provinsi Sumatra Barat.
Seperti di daerah Talu, kata Mahyeldi, masih memiliki banyak potensi yang luar biasa, dan memiliki lahan yang luas serta subur.
Bahkan, sebut Mahyeldi, Pemprov Sumbar juga telah memberikan anggaran sebesar 20 persen untuk ketahanan pangan, dan meminta nagari mengatur mekanisme penanaman cabai, bawang dan budidaya ikan di Nagari Talu.
"Sengaja diatur seperti ini, karena merupakan trobosan baru dari wali nagari, guna menstabilkan harga bagi petani dan masyarakat," ujar Mahyeldi dikutip dari rilis Diskominfo Pasaman Barat, Selasa (25/10/2022).
Lalu, Mahyeldi juga meminta, agar Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten membimbing, dan memotivasi masyarakat untuk memanfaatkan lahan mereka demi kesejahteraan bersama.
"Apa yang dilakukan oleh Wali Nagari Talu ini perlu ditiru oleh wali nagari lain dalam rangka menata, dan mengatur bagaimana melaksanakan program ketahanan pangan tersebut," ucapnya.
Menanggapi hal itu, Wakil Bupati Pasaman Barat, Risnawanto mengatakan, ada beberapa titik kunjungan kerja Gubernur Sumbar di Pasaman Barat, terkhusus di Kecamatan Talamau.
"Sama-sama kita ketahui, Kecamatan Talamau ini sumber daya alamnya cukup potensial, maka yang menjadi perhatian kita saat ini adalah meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), karena dengan Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah kita harus siapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal untuk mengolah Sumber Daya Alam tadi," ujar Risnawanto.
Menurut Risnawanto, program Pemerintah Daerah Pasaman Barat melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Holtikultura telah sesuai dengan instruksi pemerintah pusat, bagaimana mengatasi inflasi, salah satunya pada kebutuhan konsumsi rumah tangga yang membuat inflasi meningkat.
"Tadi kita lihat kelompok tani menanam cabai cukup bagus dan potensi perikanan di sini juga bagus, di sini juga sawah tidak pernah kering, jadi kondisi ini sangat mendukung, dengan demikian Talu cocok untuk bidang pertanian, perikanan yang kedepannya bisa mengangkat ekonomi masyarakat, khususnya di Talamau," ungkapnya.
Melalui kolaborasi antara Pemprov dan Pemkab, lanjut Risnawanto, ada harapan yang sama, yaitu keberhasilan terealisasinya program ketahanan pangan di Talamau, baik itu dibidang pertanian maupun di bidang perikanan, yang juga dibantu dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Nagari (DPMN) dengan mengalokasikan khusus dana desa untuk bidang pertanian, dan bidang perikanan.
Sementara itu, Wali Nagari Talu, Mahyudanil menyampaikan, program yang dijalankan merupakan bentuk respons nagari kepada kebijakan pusat dalam rangka menciptakan ketersediaan pangan.
Baca juga: Petani Ditahan di Lapas Talu, LBH Padang: Kesewenangan dan Tak Berdasar
"Sebenarnya, menanam cabai dan membudidayakan ikan merupakan hal biasa, namun yang menjadi istimewa di sini, bahwa nagari membuat terobosan baru dalam hal menangkap kesempatan yang efektif agar anggaran APBN dan APBD yang sebelumnya dianggarkan ke nagari itu dapat dijadikan sebagai aset nagari, sehingga kedepannya jika program ketahanan pangan ini jalan, maka akan dialihkan ke BUMNAG dan kedepannya BUMNAG tidak dianggarkan, melainkan dari pemanfaatan usaha yang dikelola Nagari sekarang," ujarnya.
Mahyudanil menjelaskan, saat ini terdapat enam titik ketahanan pangan yang dikembangkan di lima jorong, berupa tanaman cabai, bawang dan budidaya ikan.