Kuliah Umum di Unand, Sekjen Wantannas: Indonesia Sejatinya Berkarakter Maritim

Kuliah Umum di Unand, Sekjen Wantannas: Indonesia Sejatinya Berkarakter Maritim

Sekjen Wantannas Laksdya TNI Harjo Susmoro memberikan kuliah umum di Unand. [Foto: unand.ac.id]

Langgam.id - Bangsa Indonesia dulunya adalah bangsa maritim, namun karakter tersebut luntur akibat penjajahan berabad-abad, yang memaksa perubahan Indonesia menjadi bangsa agraris.

Hal tersebut disampaikan oleh Perwira Tinggi TNI-AL, Sekretaris Jenderal Dewan Pertahanan Nasional Republik Indonesia, Laksamana Madya (Laksdya) TNI Dr. Ir. Harjo Susmoro, S.Sos, S.H, M.H, M.Tr.Opsia, dalam kuliah umum bertema “Strategi Keamanan Nasional Menuju Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia” di Ruang Sidang Senat Selasa (7/9/2022) yang dipandu oleh Wakil Rektor IV Universitas Andalas Dr. Hefrizal Handra, M.Soc.

Menurutnya, banyak orang Indonesia tidak mengenal bangsanya sendiri, sehingga kurang bangga pada negaranya sendiri. “Cara mencintai Indonesia adalah dengan mengetahui Indonesia secara utuh, dari segi budaya, manusianya, hingga alamnya,” ujarnya.

Laksdya Harjo mengatakan sebagai negara dengan tiga per empat wilayah merupakan perairan, laut merupakan wilayah yang sangat vital bagi Indonesia.

Dalam sejarah, Bung Karno berpesan bagi Indonesia untuk kembali menjadi bangsa samudera, bangsa pelaut. Sesuai dengan ucapan tokoh berpengaruh dunia, Sir Walter Raleigh dan Alfred Thayer Mahan, yang menekankan bahwa “Siapa yang menguasai laut, akan menguasai jalur perdagangan dunia”. Hal tersebut menjadi kepentingan nasional, yang ingin dicapai dan diwujudkan oleh Indonesia.

Lebih lanjut, ia menuturkan ada beberapa fungsi laut bagi Indonesia. Laut bukan memisahkan bangsa, namun menjadi pemersatu bangsa. “Laut juga berperan sebagai media perhubungan, utamanya bidang transportasi. Laut pun berfungsi sebagai penyedia sumber daya alam, membangun pengaruh, dan media pertahanan dan keamanan,” sambungnya.

Meski begitu, jelas Laksdya Harjo, pada kenyataannya pengelolaan sumber daya Indonesia masih dikuasai oleh asing, dan kita hanya mendapat bagian yang sedikit.

“Empat dari sembilan choke point dunia ada di indonesia,” tambahnya, menjelaskan choke point dalam ekonomi kemaritiman sebagai jalur dengan volume lalu lintas tinggi karena lokasinya yang optimal.

Ia menjelaskan betapa tinggi potensi ekonomi di laut Indonesia. Dalam kuliah umum tersebut, selain memaparkan pentingnya laut bagi Indonesia, Laksdya Harjo juga menjelaskan upaya-upaya yang dilakukan dalam rangka mewujudkan keamanan nasional, dan usaha menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia.

“Sebagai mahasiswa, tugasnya adalah belajar dengan baik, cara menyukseskan hal tersebut dasarnya adalah dengan menimba ilmu sebaik-baiknya di perguruan tinggi,” pesannya pada mahasiswa yang hadir.

Baca Juga

Ratusan mahasiswa Universitas Andalas (Unand) menggelar aksi demonstrasi di depan Pengadilan Negeri (PN) Padang, Senin (11/11/2024).
Mahasiswa Unand Demo PN Padang, Tuntut Percepatan Kasus Korupsi Dana Kemahasiswaan
Rektor Universitas Andalas (Unand) Efa Yonnedi melantik Lusi Susanti sebagai Dekan Fakultas Teknologi Informasi (FTI) periode 2024-2029.
Lantik Lusi Susanti Jadi Dekan FTI, Rektor Unand Ajak Tingkatkan Kualitas dan Akreditasi Prodi
Inovasi Pertanian: Pemberdayaan Kader PKK Melalui Pelatihan Hidroponik
Inovasi Pertanian: Pemberdayaan Kader PKK Melalui Pelatihan Hidroponik
PTUN Padang memutuskan untuk membatalkan Surat Keputusan (SK) Rektor Universitas Andalas (Unand) terkait pemberhentian Khairul Fahmi
Putusan PTUN Batalkan Pemberhentian Khairul Fahmi sebagai Wakil Rektor II Unand
Melestarikan Warisan: Pangan Tradisional Sebagai Sorotan di Perjamuan Penting
Melestarikan Warisan: Pangan Tradisional Sebagai Sorotan di Perjamuan Penting
Membangkitkan Ekonomi Kamang Lewat Kerupuk Ubi Udang Rebon: Strategi Optimalisasi Sumber Daya Lokal
Membangkitkan Ekonomi Kamang Lewat Kerupuk Ubi Udang Rebon: Strategi Optimalisasi Sumber Daya Lokal