Langgam.id - Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion (P3E) Wilayah Sumatra, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) ajak petani Keramba Jariang Apung (KJA) di Danau Maninjau kembangkan budidaya lele terpal.
Kasubid Pertambangan Energi Pertanian dan Kelautan P3E, Yulianti menyebutkan salah satu upaya agar pencemaran Danau Maninjau bisa dikurangi yaitu dengan mengalihkan mata pencaharian masyarakat setempat ke darat.
“Kita berikan pelatihan untuk pengembangan lele terpal, peserta diberikan ilmu bagaimana cara budidaya ikan di kolam terpal tersebut,” ujarnya melalui rilis yang diterima Langgam.id, Selasa (8/10/2019).
Menurutnya, selama ini masyarakat hanya terfokus di perairan danau saja. “Padahal, banyak usaha lain yang masih bisa dilakukan. Seperti budidaya lele terpal, kolam air deras dan lain sebagainya,” jelas Yulianti.
Dikatakannya, upaya ini dilakukan untuk memotivasi petani KJA agar mengalihkan usahanya dari danau ke darat. Sebab, Danau Maninjau yang menjadi kebanggaan masyarakat Agam, saat ini dalam kondisi tercemar. Akibatnya tidak sedikit petani KJA yang rugi akibat ikan mati secara masal karena kualitas air tidak bagus lagi.
“Kita tahu berbagai upaya sudah dilakukan untuk mengatasinya. Namun, dengan kondisi yang sudah parah, maka butuh proses panjang untuk memulihkan,” ungkapnya.
Bahkan, kata Yulianti, ada rencana Pemerintah Provinsi Sumatra Barat akan melakukan pengangkatan KJA secara masal 2020 nanti. “Makanya, masyarakat perlu diberikan pelatihan untuk membuka usaha budidaya ikan di darat dengan kolam terpal. Apabila kurang memahami, petani bisa belajar ke kolam terpal percontohan di nagari,” ucapnya.
Dia berharap, dengan dana yang mereka (petani KJA) miliki, bisa membuka usaha budidaya ikan di kolam terpal, atau melalui bantuan modal dari Bumnag. Sehingga, proses peralihan mata pencaharian usaha petani dapat berjalan dengan lancar.
Sementara itu, PJ Wali Nagari Koto Kaciak, Bayu Wiranatha, menyambut baik pelaksanaan pelatihan tersebut, agar masyarakat memiliki banyak pilihan atau alternatif.
“Seperti sekarang, petani KJA terfokus di danau untuk budidaya ikan, sementara banyak lagi alternatif lain. Seperti kolam terpal atau pengalihan mata pencaharian usaha lain,” ujarnya.
Bayu berharap, setelah diberikan pelatihan, nasrasumber dapat memberikan bimbingan kepada peserta dalam menerapkan budidaya ikan di kolam terpal tersebut, agar hasilnya maksimal.
“Terkadang kegagalan terjadi bukan karena konsep, tetapi proses menjalaninya juga dapat menimbulkan sebuah kegagalan,” jelas Bayu.
Pelatihan untuk budidaya di kolam terpal tersebut diikuti 30 orang peserta, yang berasal dari perwakilan petani KJA salingka Danau Maninjau. (*/ZE)