Pencari Pensi di Tepian Danau Maninjau

Di tepian, sekitar sepuluh meter dari bibir danau, seorang pria sedang sibuk mengayunkan tangguknya ke dalam air.

Sesekali, tangguk dengan tangkai lebih kurang sepanjang 2 meter itu diangkat ke permukaan dan isinya dipindahkan ke dalam karung di atas biduk.

Matahari sudah cukup tinggi ketika pria yang mengenakan caping berbahan bambu itu memutuskan untuk bergerak ke tepian. Berjalan di dalam air, biduk berisi pensi ditariknya ke pinggir danau.

Sesampainya di pinggir danau, sebuah karung lainnya dihamparkan di atas tanah, seluruh pensi hasil tangkapan dituangkan ke atas karung tersebut, perlahan ia mulai menyortir antara pensi yang masih hidup dengan pensi yang hanya tinggal kulit.

Pensi, sejenis karang air tawar berukuran kecil merupakan salah satu tangkapan khas dari Danau Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatra Barat yang dapat diolah menjadi cemilan.

Zulrisman, kakek 64 tahun merupakan warga Jorong Sungai Rangeh Nagari Bayua Maninjau adalah salah seorang pencari pensi yang hingga saat masih aktif turun ke danau.

Sembari terus menyortir pensi yang baru saja ditangkap, ia menyebutkan dengan empat jam berada di dalam air, ia dapat mengumpulkan hingga 60 liter pensi dengan harga Rp5.000 per liternya.

Aktivitas mencari pensi sudah dilakoninya sejak puluhan tahun lalu, yang dimulai saat ia berusia 17 tahun.

"Beberapa kali saya juga pergi merantau, tapi ketika kembali pulang kampung saya kembali turun ke danau untuk mencari pensi," kata pria dengan jenggot yang sudah mulai memutih tersebut.

Mencari pensi menurut Zulrisman adalah salah satu pekerjaan yang dapat dilakukan tanpa harus mengeluarkan modal yang besar.

Jika ingin menggeluti usaha keramba ikan, maka ia harus mengeluarkan modal puluhan juta rupiah, mulai dari pembuatan keramba hingga pengadaan bibit ikan serta pakan.

Lampiran Gambar

Pensi (Foto: Langgam.id/Syahrul R)

Selain itu, ia menambahkan keberadaan pensi di Danau Maninjau seakan tiada habisnya, sekalipun sudah diambil sejak puluhan tahun lalu, pensi selalu ada ketika ia turun ke danau.

Hanya saja, dua tahun lalu pensi sempat tidak ada sama sekali, hal tersebut bertepatan dengan terjadi 'tubo' yang mengakibatkan matinya ikan-ikan di Danau Maninjau.

"Dua tahun lalu, ketika terjadi tubo balerang, pensi sempat hilang, akan tetapi beberapa waktu setelahnya kembali ada," tuturnya.

Pensi-pensi itu, menurut dia akan dibeli langsung oleh masyarakat sekitar atau diambil oleh pengumpul untuk dibawa ke beberapa daerah, seperti Bukittinggi atau Padang.

Sambil memindahkan pensi yang sudah disortir ke dalam wadah baru, ia menyebutkan pada saat hari lebaran permintaan akan pensi pun juga meningkat.

Bahkan harga satu liternya juga akan naik berlipat ganda, jika biasanya satu liter dihargai Rp5.000 maka ketika lebaran dapat mencapai harga Rp15.000 setiap liter.

"Setidaknya hingga hari kedua hingga ketiga lebaran harganya akan naik, sebab banyak perantau yang pulang kampung dan rindu untuk mencicipi pensi," katanya.(SR)

Baca Juga

Banjir Bandang Landa Kabupaten Agam, Belasan Rumah Terdampak
Banjir Bandang Landa Kabupaten Agam, Belasan Rumah Terdampak
Festival Kuliner Multi Etnis, Kenali Keberagaman Lewat Makanan
Festival Kuliner Multi Etnis, Kenali Keberagaman Lewat Makanan
Tokoh-tokoh Besar Salingka Danau Maninjau di Panggung Sejarah Indonesia
Tokoh-tokoh Besar Salingka Danau Maninjau di Panggung Sejarah Indonesia
Sumbar cukup dikenal sebagai daerah di Indonesia yang memiliki makanan yang enak dan menggugah selera. Seperti nasi padang dengan beragam
4 Minuman Khas Sumbar yang Patut Dicoba Saat ke Ranah Minang
Zaman sekarang pengusaha kuliner semakin meningkat dengan berbagai ide usaha. Salah satunya ide usaha dengan berjualan donat.
Ide Usaha: Donat, Kuliner Sederhana dengan Berbagai Rasa
Penutur Kuliner
Penutur Kuliner