Masyarakat Temukan Patung Diduga Arca, Pemkab Pasaman Tinjau ke Lokasi

Masyarakat Temukan Patung Diduga Arca, Pemkab Pasaman Tinjau ke Lokasi

Bupati Pasaman, Yusuf Lubis meninjau penemuan Arca di Padang Nunang, Pasaman (Foto: Humas Pemkab Pasaman)

Langgam.id - Pemerintah Kabupaten Pasaman meninjau penemuan patung yang diduga peninggalan Hindu Buddha abad ke-13 di Jorong III, Padang Nunang, Nagari Lubuk Layang, Kecamatan Rao Selatan, Kabupaten Pasaman.

Diketahui, patung itu ditemukan dua orang warga, Isad dan Aad yang sedang mencari ikan di Sungai Batang Sibinail, Jumat (27/9/2019) sekira pukul 14.00 WIB.

Bupati Pasaman, Yusuf Lubis menyebutkan, benda bersejarah itu akan dirawat dan dikelola dengan baik. “Pemerintah setempat bersama Balai Arkeologi Medan serta Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Sumbar akan merawat arca tersebut,” ujar

Kedepannya, kata Yusuf Lubis, akan dibangun pariwisata budaya di Pasaman. “Akan kita bangun wisata budaya, ini akan kita koordinasikan dengan pihak terkait,” jelasnya.

Yusuf Lubis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, terutama orang yang menemukan patung tersebut. “Saya ucapkan terima kasih, karena telah melaporkan hasil temuan ini ke pemrintah daerah, ini akan kita kelola,” ucapnya.

Sementara itu, kepala BPBC Sumbar, Nurmatias menyebutkan, dalam ilmu arkeologi, temuan itu dapat dikatakan sebagai Makara.

“Dalam buku R. Cecep Eka Permana (2016) Kamus Isitilah Arkelogi-Cagar Budaya, makara diartikan sebagai  hiasan berbentuk ikan berkepala gajah yang dimaksudkan sebagai penolak bala. Sering dijumpai pada bangunan-bangunan candi, khususnya pada pipi tangga, gapura, pintu, relung, dan pancuran ari sebagai hiasan,” ujarnya.

Kamus besar Bahasa Indonesia, menurut Nurmatias mengartikan makara sebagai binatang dalam cerita yang bersifat mitologis dengan rupa mengerikan yang dipakai sebagai motif hiasan. Umumnya, pada candi atau arca pada zaman dahulu, baik dikombinasi dengan kepala kala maupun tidak.

“Namun secara umum, makara dapat diartikan sebagai salah satu unsur bangunan candi yang biasanya berpasangan dengan kala yang berwujud makhluk mitologi. Merupakan kombinasi dua ekor binatang yaitu kombinasi ikan dengan gajah (gaja-mina) dengan variasi tertentu yang digambarkan dengan mulut terbuka lebar,” jelasnya.

Lalu, Makara biasanya dipahatkan bersama-sama dengan kepala kala dan diletakkan pada bagian pintu masuk baik di kanan kiri maupun ambang pintu masuk candi, pada relung candi, dan di ujung pipi tangga candi.

Berdasarkan data yang telah berhasil dikumpulkan dari berbagai sumber, lanjut Nurmatias, makara yang ditemukan di Sungai Sibanail merupakan makara berbentuk gaja-mina (kombinasi ikan dengan gajah).

“Makara ini berukuran tinggi sekitar 95 cm terbuat dari bahan Sandstone (batu pasir) yang banyak ditemukan di aliran Sungai Batang Sibinail. Dari morfologi, makara ini berbentuk kepala binatang dengan mulut terbuka lebar.” Ungkap Nurmatias. (*/HM/ZE)

Baca Juga

BPCB: Temuan Arca “Makara”, Tanda Pasaman Kaya dengan Tinggalan Arkeologi Tua
BPCB: Temuan Arca “Makara”, Tanda Pasaman Kaya dengan Tinggalan Arkeologi Tua
BPCB Ungkap Penilaian Ilmiah Soal Temuan Patung Berkaki Naga di Dharmasraya
BPCB Ungkap Penilaian Ilmiah Soal Temuan Patung Berkaki Naga di Dharmasraya
Warga Dharmasraya Temukan Patung Berkaki Naga di Sungai Batanghari
Warga Dharmasraya Temukan Patung Berkaki Naga di Sungai Batanghari
Gubernur Sumbar: Berdayakan Potensi Daerah untuk Mencegah Stunting
Stunting di Pesisir Selatan Meningkat, Capai 2.314 Kasus
Bagi masyarakat Padang Panjang yang memiliki hewan peliharaan dengan penular rabies seperti kucing, anjing dan kera, bisa mengikuti vaksinasi massal rabies yang dimulai Senin
Vaksinasi Massal Rabies Gratis Digelar di Padang Panjang Mulai 6 Mei
Sebanyak 85 kali gempa bumi terjadi di wilayah Sumatra Barat dan sekitarnya selama April 2024. Frekuensi gempa bumi terbesar terjadi pada 3
85 Kali Gempa Terjadi di Sumbar Selama April 2024