300 Hektare Sawah Petani Padang Pariaman Terancam Gagal Tanam, Ini Penyebabnya

300 Hektare Sawah Petani Padang Pariaman Terancam Gagal Tanam, Ini Penyebabnya

Ilustrasi (Pixabay.com)

Langgam.id - Area sawah produktif petani di Nagari Buayan dan Sungai Buluh, Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatra Barat (Sumbar) terancam gagal tanam. Hal ini dipicu karena adanya rencana proses pengerjaan sendimen di irigasi anai satu di wilayah tersebut.

Informasi yang diterima langgam.id, pengerjaan sendimen di irigasi anai satu ini dijadwalkan berlangsung tanggal 22 September 2019 mendatang yang bertepatan dengan proses penanaman (semai) bagi petani. Sementara, pengerjaan sidimen itu akan menutup aliran air ke sawah-sawah petani.

“Kami tentu tidak bisa bertanam dengan adanya perbaikan irigasi ini. Dulu kami selalu diajak rapat, tapi sekarang enggak. Ini tentu keuntungan sepihak,” ujar Ketua Kelompok Tani Harapan Baru, Syamsul Bahri saat dihubungi langgam.id, Jumat (20/9/2019).

Syamsul mengatakan, luas area sawah yang akan terdampak dari pengerjaan sendimen irigasi ini mencapai 300 hektare. Sawah-sawah petani itu berada di Nagari Buayan dan Sungai Buluh.

“Khusus petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Harapan Baru ini setidaknya, ada 27 hektar sawah yang terdampak gagal tanam. Tapi kalau untuk yang memanfaatkan aliran air dari irigasi anai satu ini ada 300 hektar,” katanya.

Pengerjaan sendimen di irigasi anai satu dilakukan oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatra V. Menurut petani, mereka telah mencoba melayangkan surat agar proses pengerjaan ditunda. Namun hingga kini, surat tersebut belum direspon.

Syamsul berharap, pihak terkait dapat menindaklanjuti permintaan para petani agar proses pengerjaan sendimen tersebut ditunda. Setidaknya, katanya, dikerjakan setelah para petani telah selesai melakukan penanaman di sawah masing-masing.

"Kami meminta agar proses pengerjaan baru dilakukan 20 hari dedepan dari tanggal yang telah ditentukan yaitu 27 September. Sehingga, petani dapat menanam padi. Kalau sudah selesai menanam padi dan misalkan tidak ada air setelah dikerjakan sendimen itu tidak masalah bagi kami lagi," pungkasnya.

Terpisah, Kepala BWS Sumatra V, Maryadi Utama mengaku belum mengetahui polemik tersebut. Pihaknya mengaku akan segera melakukan pengecekan. "Masalahnya apa? Pengerjaan sendimen dimana? Oh gitu. Nanti saya cek dulu," jawabnya singkat saat dihubungi langgam.id melalui telepon selulernya. (Irwanda/RC)

Baca Juga

Kecelakaan beruntun melibatkan lima kendaraan terjadi di Jalan Padang-Bukittinggi, di depan Statika Kayu Kapua, Batang Anai, Padang Pariaman
Hilang Kendali, Truk Pasir Sebabkan Tabrakan Beruntun di Padang Pariaman
Indra Septiarman (26) alias In Dragon, tersangka utama dalam kasus pemerkosaan dan pembunuhan gadis penjual gorengan, Nia Kurnia Sari,
Polisi Gelar Rekonstruksi Pembunuhan Gadis Penjual Gorengan, 79 Adegan Diperagakan
Motif pembunuhan Nia Kurnia Sari (18) oleh tersangka IS (28) hingga saat ini masih dalam penyelidikan lebih lanjut. Kapolres Padang Pariaman
Polisi Dalami Motif Pembunuhan Nia, Pengakuan Tersangka Masih Berubah-ubah
Usai berhasil menangkap IS (28), tersangka utama dalam kasus pembunuhan Nia Kurnia Sari (18), polisi kini mendalami kemungkinan keterlibatan
Polisi Dalami Kemungkinan Tersangka Lain dalam Kasus Pembunuhan Nia Kurnia Sari
IS (28), tersangka utama dalam kasus pembunuhan Nia Kurnia Sari (18), akhirnya ditangkap setelah sempat bersembunyi di loteng rumah kosong
Kronologi Pelarian Tersangka Pembunuhan Gadis Penjual Gorengan, Berakhir di Loteng Rumah Kosong
Kabid Humas Polda Sumbar, Kombes Pol Dwi Sulistyawan mengunjungi rumah keluarga Nia Kurnia Sari (18) di Korong Pasa Surau, Nagari Guguak,
Kasus Pembunuhan Gadis Penjual Gorengan, Polda: Identitas Pelaku Sudah Mengerucut