Langgam.id - Nadya Septina Pratiwi menjadi satu-satunya perwakilan Polisi Wanita (Polwan) yang tergabung dalam pasukan khusus perdamaian dunia bentukan organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Afrika Tengah. Polwan berpangkat Briptu ini merupakan personel Polda Sumbar.
Wanita yang akrab disapa Nadya ini ditugaskan untuk berjaga di wilayah Bangui, Republik Central Afrika Tengah bersama Kontingen Satuan Tugas Garuda Bhayangkara Formed Police Unit (FPU) 2 Minusca.
Sebelumnya, si bungsu dari dua bersaudara ini telah menjalani serangkaian latihan sejak November 2019. Materi pelatihannya pun beragam, mulai dari pembekalan bahasa Inggris dan bahasa Prancis, keahlian khusus seperti VIP protection hingga latihan menembak serta kemampuan tactical.
Nadya mengatakan jika menjadi pasukan perdamaian dunia merupakan cita-citanya sejak lama. Semangat menjaga perdamaian merupakan bentuk pengabdian terbaik bagi bangsa dan negara.
Selama bertugas di Afrika dirinya mendapat pengalaman yang luar biasa. Seluruh misi dijalankan secara profesional, tanpa adanya pemisah antara polisi laki-laki dan perempuan.
"Saya punya mimpi ini sejak lama, dan ketika ada seleksi menjadi bagian dari pasukan PBB, saya langsung mendaftarkan diri. Pencapaian ini saya dapatkan berkat dukungan keluarga saya," katanya, Senin (18/10/2021).
Sebagai satu-satunya perwakilan Polwan dari Polda Sumbar untuk Afrika tengah, Nadya menceritakan bahwa dirinya mengaku senang bisa dipercaya dalam misi tersebut bersama dua orang rekannya yakni Bripka Khuzairi yang merupakan personel Sat Brimob Polda Sumbar serta Briptu Adrianus turnip personel Satbrimob Polda Sumbar.
"Proses seleksi pasukan ini dilakukan di SDM Polri dan Pusdokkes Polri. Calon pasukan dipilih dari anggota Polri dengan kemampuan tertentu," jelasnya.
Sebagai Pasukan Taktis Ton Bravo, Nadya kerap menjalankan aktivitas patroli bersama para Polwan di Afrika Tengah. Tak jarang ia bersama rekan-rekan polwan juga berinteraksi dengan warga asli setempat.
Ia mengakui jika dirinya banyak belajar dari para perempuan di wilayah konflik. Menurutnya, perempuan di sana merupakan sosok yang tangguh dan tetap menjalankan tanggung jawabnya berada di tengah situasi yang rawan.
"Dalam kegiatan patroli di sana, banyak sekali ditemui perempuan-perempuan tangguh, dan perempuan-perempuan hebat yang memiliki tujuan hidup, tanpa meninggalkan perannya sebagai seorang ibu dan seorang istri," ujarnya.
Selama bertugas di Afrika tengah tak dipungkiri rasa rindu kerap menderanya ketika bertugas. Untuk itu, Nadya selalu menyempatkan diri berkomunikasi dengan kedua orang tuanya. Namun baru empat bulan bertugas di negeri orang, Nadya dirundung duka bahwa sang ibu dipanggil Allah SWT.
Menurutnya, keluarga merupakan pendukung semangatnya dalam menjalankan misi ini kendati hanya bisa bertemu melalui sambungan komunikasi. Nadya pun memiliki mimpi agar misi yang dijalaninya mampu diselesaikan dengan baik bersama pasukan garuda di sana.
Pada 12 September lalu, sudah genap satu tahun dirinya mengemban tugas menjadi pasukan pengamanan di Afrika Tengah. Kini sekembali dari Afrika Tengah, Nadya dan dua orang rekanya kembali kesatuan SatBrimob Polda Sumbar dan siap kembali mengemban tugas di Ranah Minang.