Gempa yang Guncang Sumbar Minggu Sore Berasal dari Patahan yang Tidak Dikenal

Gempa dengan magnitudo 4,6 mengguncang Air Haji, Kabupaten Pesisir Selatan, Senin (22/4/2024) sekitar pukul 13.05 WIB.

Ilustrasi gempa. [foto: canva.com]

Langgam.id - Gempa bumi dengan magnitudo 5.2 skala richter yang menggetarkan sebagian wilayah Sumatra Barat (Sumbar) pada Minggu (12/9/2021) sore berasal dari patahan yang tidak dikenal.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Goefiska (BMKG) mencatat, gempa berpusat di 42 kilometer arah barat daya Lubuk Basung, Kabupaten Agam dengan magnitudo  M=5,2 dan kedalaman 57 kilometer.

Ahli Geologi Sumbar Ade Edward mengatakan, patahan gempa itu nyaris tidak terdeteksi. Sejak kapan patahannya bergerak juga tidak didata. Tidak jelas, apakah patahan tersebut merupakan patahan purba atau patahan yang baru terbentuk karena dipicu silus alam.

"Sampai sekarang, patahannya tanpa nama, bahkan belum ada penelitian untuk mengetahui potensi patahan tersebut, ini gempa memang dari patahan dangkal," katanya Senin (13/9/2021).

Banyak Terjadi di Sumbar

Mantan Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Sumbar ini mengatakan, kondisi ini sama patahan gempa yang terjadi pada tahun 2009 lalu. Patahannya tidak dikenal, dan sebetulnya memang banyak sekali hal seperti ini terjadi di Sumbar.

Dia mencontohkan, gempa beberapa tahun lalu di Solok Selatan juga berasal dari patahan tidak dikenal sebelumnya. Tahun-tahun sudah terjadi gempa dan merusak. Ada juga tempat lain terjadi gempa dangkal. Sehingga di Sumbar memang bisa saja terjadi gempa di tempat-tempat patahan yang tidak dikenal sebelumnya.

Apalagi pusatnya berada di bawah laut ungkapnya, sehingga citra dari jalur patahan itu tidak terlihat dari satelit. Patahan yang dikenal itu pada umumnya ada di darat karena bisa dilihat morfologinya yang membentuk kelurusan.

"Gempa-gempa di samudera itu memang patahannya tidak dikenal, dibilang misterius ya begitu maksudnya, yang dikenal itu biasanya patahan yang besar," katanya.

Baca juga: Analisa BMKG Terhadap Gempa Bumi yang Guncang Sumbar Minggu Sore

Ia mengatakan, gempa yang dangkal seperti ini biasanya tidak begitu merusak karena jaraknya jauh dan kekuatannya tidak terlalu besar. Namun masyarakat tetap harus waspada karena bagaimanapun Sumbar adalah pusat gempa.

Ia menyarankan perlu adanya penelitian untuk memetakan lebih lanjut, agar dapat membuat zonasi dampak gempa untuk kepentingan mitigasi. Misalnya Padang zona berapa atau Pesisir Selatan zona apa. Lalu daerah mana saja yang memiliki ancaman lebih besar.

"Jadi bisa dipetakan wilayahnya, berapa potensi maksimal gempanya di suatu wilayah dan dimana yang potensinya lebih kecil," katanya.

Baca Juga

Padang Punya Sejumlah Strategi Mitigasi Gempa dan Tsunami
Padang Punya Sejumlah Strategi Mitigasi Gempa dan Tsunami
Simulasi Gempa dan Tsunami di Padang Diikuti 800 Siswa Lebih
Simulasi Gempa dan Tsunami di Padang Diikuti 800 Siswa Lebih
Selama periode 19-25 April 2024, terdapat 12 kali gempa terjadi di wilayah Sumatra Barat (Sumbar) dan sekitarnya. Di periode ini, terdapat
12 Kali Gempa Terjadi di Sumbar Periode 19-25 April 2024, Satu Dirasakan Warga
Gempa dengan magnitudo 4,6 mengguncang Air Haji, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat (Sumbar) pada Senin (22/4/2024) sekitar pukul
Gempa M4,6 Guncang Pessel, BMKG: Akibat Aktivitas Sesar Lokal
Selama Maret 2024, terdapat 105 kali kejadian gempa bumi terjadi di wilayah Sumatra Barat (Sumbar) dan sekitarnya. Frekuensi gempa terbesar
BMKG: 105 Kali Gempa Terjadi di Sumbar Selama Maret 2024
Sebanyak 39 kali gempa terjadi di wilayah Sumatra Barat (Sumbar) dan sekitarnya selama periode 22-28 Maret 2024. Selama periode ini
Periode 22-28 Maret 2024, 39 Kali Gempa Terjadi di Sumbar