3 Varian Covid-19 di Sumbar, Dr Andani: Delta Telah Lewati Masa Puncak

3 Varian Covid-19 di Sumbar, Dr Andani: Delta Telah Lewati Masa Puncak

Perkembangan 3 varian Covid-19 di Sumbar. (Tabel: Dr. Andani)

Langgam.id - Sebanyak 3 varian Covid-19 pernah menginfeksi warga Sumatra Barat (Sumbar) sejak awal pandemi. Kepala Laboratorium Diagnostik dan Riset Terpadu Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Andani Eka Putra mengatakan, varian terbanyak menginfeksi saat ini adalah delta.

Namun, menurutnya, varian delta di Sumbar juga telah melewati masa puncak. Pemaparan tersebut berdasar data pemeriksaan sampel swab di dua labor Sumbar. Dari hasil pemeriksaan itu, masa puncak infeksi varian delta terjadi pada Minggu 29 atau pada 19-25 Juli 2021. Positiviy rate (angka positif dari jumlah sampel yang diperiksa) saat itu mencapai 33,23 persen.

Setelah itu, pada minggu berikutnya (26 Juli-1 Agustus), angka positivity rate turun jadi 29,29 persen. Minggu berikutnya pada 2-8 Agustus turun lagi jadi 27,48 persen.

"Delta perkiraan saya, 50-60 persen populasi sudah terinfeksi.  Dalam 2 minggu ke depan, kasus Covid-19 akan turun terus," katanya, dalam diskusi virtual yang digelar Dinas Komunikasi dan Informatika Sumbar, Minggu (15/8/2021) malam.

3 Varian

Dr. Andani mengungkapkan, delta merupakan varian Covid-19 ketiga di Sumbar. Sebelum itu, dua varian lain yang menyebar di provinsi ini adalah D614G  dan B.1.466.2. Varian pertama D614G mulai ada di Sumbar sejak Juni 2020. Varian ini cukup lama menginfeksi, mencapai satu tahun. Pada awal 2021 mulai turun setelah ada varian kedua.

Varian kedua B.1.466.2 ditemukan dalam kasus positif covid-19 di Sumbar pada November 2020. Ketika varian ini terdeteksi dan temuannya naik, varian D614G di Sumbar turun, sampai kemudian habis pada Mei 2021.

Sementara, varian delta sudah ditemukan di Sumbar mulai Mei 2021 seiring habisnya varian pertama. Varian ini berkembang cepat. Dalam sebulan, pada Juni 2021, dari total kasus positif Covid-19 di Sumbar 57 persen adalah varian delta. Sejak Juli 2021, angka varian delta sudah mencapai 93 persen dari kasus positif.

Perbedaan utama varian delta dengan varian lain, menurut Andani adalah penyebarannya yang lebih cepat. Ia mencontohkan, Varian D614G, dari satu orang yang terinfeksi menyebar pada 2-3 orang. Sementara, kalau varian delta, dari satu orang bisa menyebar sampai ke 6 orang.

Hal ini yang membuat varian virus ini cepat menyebar. Di Sumbar, Andani memperkirakan sudah lebih 50-60 persen populasi terinfeksi. Sebagian besar tanpa gejala atau gejala ringan.

Bila sudah banyak yang terinfeksi, menurutnya, dengan sendirinya kasus akan turun. Hal itu terlihat dari angka positivity rate yang saat ini terus turun. "Apakah karena PPKM yang berhasil atau secara alamiah mencapai jumlahnya? Kita sama-sama lihat, apakah (PPKM) jalan?" katanya.

Walau positivity rate saat ini terus turun, menurutnya, vaksinasi tetap perlu untuk mewaspadai berkembangnya varian lain. Meski yang sudah vaksin masih mungkin terinfeksi Covid-19, menurutnya, 90 persen data menunjukkan, gejalanya lebih ringan. "Vaksin banyak membantu mencegah gejala yang berat," tuturnya. (HM/SS)

Baca Juga

BNNP Sumbar Gagalkan Penyelundupan Setengah Ton Ganja di Kabupaten Pasaman 
BNNP Sumbar Gagalkan Penyelundupan Setengah Ton Ganja di Kabupaten Pasaman 
Ahmad Hafidz
Nagari Creative Hub: Penggerak Ekonomi Masyarakat
Sebanyak 14 anggota DPR RI dan 4 anggota DPD RI terpilih asal Sumatra Barat untuk periode 2024-2029 telah dilantik pada 1 Oktober 2024
Harta Kekayaan Anggota DPR dan DPD Asal Sumbar: Mulyadi Terkaya, Cerint Iralloza Terendah
Menteri BUMN Erick Thohir telah menyetujui pengalihan lahan PT Kereta Api Indonesia (KAI) untuk pengembangan RSUP M Djamil Kota Padang.
Flyover Sitinjau Lauik Segera Dibangun, Andre: Pemenang Lelang Diumumkan 7 Oktober 2024
Anugerah Kebudayaan Sumatra Barat 2024 memberikan pengakuan terhadap para tokoh yang telah memberikan kontribusi besar dalam memajukan
Profil dan Jasa Tujuh Tokoh Penerima Anugerah Kebudayaan Sumatra Barat 2024
Pilkada di Sumatra Barat tahun 2024 telah menghidupkan kembali diskursus panjang tentang demokrasi dan oligarki, sebuah ironi di tengah
Jika Kita Hanya Bisa Mencoblos Dinasti Oligarki