Langgam.id - 12 orang Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Sumatra Barat (Sumbar) diberangkatkan ke Jepang, Jumat (13/8/2021). Enam di antaranya adalah alumni Jurusan Bahasa Jepang proses Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) di Balai Latihan Kerja (BLK) Padang selama tiga bulan.
12 PMI ini telah dinyatakan lulus program Government to Government (G to G) Jepang Unit Pelaksana Teknis Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (UPT BP2MI) Batch XIV 2021. Mereka para lulusan Tenaga Perawat berasal dari berbagai kabupaten dan kota di Sumbar.
Selanjutnya akan disusul keberangkatan di tahun 2022 yang merupakan lulusan dari Peserta PBK BLK Padang dengan instruktur yang kompeten di Bidang Bahasa Jepang, Sensei Lidza Megarina.
"Ini adalah pengiriman PMI pertama dari Sumbar ke Jepang sejak pandemi melanda. Mudah-mudahan ke depan akan semakin banyak tenaga kerja terdidik kita yang bisa mendapatkan kesempatan serupa," kata Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah saat pelepasan di Istana Gubernur, Jumat (13/8/2021).
Baca juga: HUT RI di Tengah PPKM, Omzet Penjual Bendera di Padang Merosot
Secara SDM, kata Mahyeldi, PMI asal Sumbar sudah sangat memadai untuk bisa bekerja di luar negeri. Namun diakuinya kendala yang dihadapi hanya persoalan bahasa.
Dengan hadirnya BLK Padang untuk pelatihan bahasa Jepang terhadap calon PMI, memberikan peluang lebih besar bagi calon tenaga PMI. Apalagi, pelatihan bahasa ini dibiayai Kementerian Ketenagakerjaan RI.
"Ini memberikan peluang lebih besar bagi calon tenaga PMI untuk diterima sebagai tenaga kerja. Karena menguasai bahasa tujuan dari penempatan," jelasnya.
Mahyeldi berpesan kepada PMI untuk bisa menyesuaikan diri dengan adat dan kebiasaan di negara tujuan. Sebab, sebagai orang Minangkabau tentunya memiliki falsafah dimana bumi dipijak di sana langit dijunjung.
Pada kesempatan itu, Mahyeldi juga mengungkapkan bahwa pihaknya akan mensinkronkan PMI dengan Minang Diaspora atau perantau Minang yang ada di negara tujuan.
"Agar mereka tetap merasa ada yang mengayomi sesama orang dari kampung meskipun di negara tujuan ada lembaga yang akan memberikan perlindungan," ujarnya.
Penghasilan PMI yang dikirimkan di Jepang sekitar Rp20 juta per bulan untuk satu orang. Jika yang berangkat 10 orang, maka akan menyumbang Rp200 juta per bulan atau setara Rp2,4 miliar setahun sehingga membantu devisa negara.
PMI asal Sumbar ini diketahui akan bekerja di beberapa daerah di Jepang sebagai careworker. Program G to G Jepang BP2MI adalah program kerjasama pemerintah Indonesia dan pemerintah Jepang.
Kerja sama tersebut dalam hal pengiriman pekerja migran Indonesia untuk bekerja di Jepang dengan jabatan Nurse and Careworker. Kontrak kerja PMI adalah tiga tahun untuk nurse dan empat tahun untuk careworker.
Pada saat pelepasan, 10 orang PMI Program G to G Jepang yang lulus hadir langsung di Istana Gubernur Sumbar. Sedangkan dua orang di antaranya berhalangan hadir lantaran berada di Jakarta dan satu orang lagi sedang sakit.
Dalam pelepasan keberangkatan PMI, turut dihadiri Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sumbar Nasrizal, Direktur Bina Instruktur dan Tenaga Pelatihan Kemnaker RI Syamsi Hari, Plt Kepala BLK Padang Afridamon serta Kepala UPT BP2MI Padang Bayu Aryadhi.