Langgam.id - Sebanyak 50 sekolah meraih penghargaan Adiwiyata, tiga orang memperoleh Kalpataru dan empat jorong/nagari mendapat penghargaan sebagai kampung iklim untuk tingkat Provinsi Sumatra Barat.
Gubernur Sumatra Barat (Sumbar) menyerahkan penghargaan lingkungan tingkat provinsi tersebut kepada para penerima di Auditorium Gubernur Sumbar, Rabu (30/10/2019).
Dinas Lingkungan Hidup dalam keterangan tertulis di situs resmi pemprov menyebutka, penghargaan ini diberikan tiap tahun dalam rangka menyemangati pejuang-pejuang lingkungan ini agar lebih berkiprah sebagai "agent of change".
Dari 50 sekolah yang meraih penghargaan, terdiri dari 20 sekolah setingkat SD/MIN, 16 SMP/MTSn dan 14 SMA/SMK/MAN.
Sementara, penghargaan kapataru diterima oleh :
1. Heri Nizwar dari Jorong Padang Japang, Nagari VII Koto, Kec. Guguak, Kab. Lima Puluh Kota dalam Kategori Perintis Lingkungan
2. Yaparuddin dari Nagari Sakato, Kec. Ranah IV Hulu Tapan, Kab. Pesisir Selatan dalam Kategori Penyelamat Lingkungan
3. Abu Nawar dari Desa Padang Laweh, Kec. Koto VII, Kab. Sijunjung dalam Kategori Penyelamat Lingkungan
4. Anwar dari Jorong Sintuk Nagari Ujung Gading, Kec. Lembah Melintang, Kab. Pasaman Barat dalam Kategori Penyelamat Lingkungan
Sedangkan penerima kampung iklim, diterima oleh :
1. RW 02 kelurahan Kototuo Limo Kampuang Kec. Payakumbuh Selatan Kota Payakumbuh karena upayanya dalam pengendalian kekeringan dan banjir, peningkatan ketahanan pangan dan pengelolaan sampah
2. Kelurahan Ekor Lubuk Kec. Padang Panjang Timur Kota Padang Panjang karena upayanya dalam pengendalian kekeringan dan peningkatan ketahanan pangan serta pengelolaan sampah
3. Jorong Koto Baru Nagari Tanjung Bonai Aur Kec. Sumpur Kudus Kab. Sijunjung karena upayanya dalam peningkatan ketahanan pangan, penanganan lahan pertanian rendah emisi GRK dan mempertahankan tutupan vegetasi.
Gubernur mengharapkan, para penerima penghargaan tahun depan bisa mendapatkan penghargaan tingkat nasional.
Gubernur juga mengingatkan agar hendaknya pergantian pimpinan sekolah, pergantian pimpinan instansi pembina misanya kepala dinas pendidikan, kepala kamenag, kepala dinas LH bahkan pimpinan daerah hendaknya tidak menjadi kendala dalam pengembangan sekolah adiwiyata.
"Sebenarnya bukan penghargaan yang dikejar, itu merupakan kaji menurun. Tapi diharapkan kecintaan terhadap lingkungan benar dapat menjadi budaya di tengah masyarakat," kata Irwan. (*/SS)