Langgam.id - Masakan Minang kini seolah telah menjadi makanan Nusantara, karena dapat ditemukan dapat ditemukan di hampir di seluruh wilayah Indonesia. Hampir di seluruh daerah pasti ada rumah makan Padang, penikmatnya pun tak sedikit.
Tapi tahukah kamu, masakan Minang yang disajikan di luar daerah asalnya, Sumatra Barat (Sumbar), memiliki sedikit perbedaan dengan yang ada di daerah asalnya.
Walaupun tidak kentara, penggila masakan Minang ataupun orang Sumbar asli bisa saja menemukan perbedaan-perbedaan tersebut bila makan masakan tersebut. Berikut ini Langgam.id rangkum beberapa perbedaan masakan Minang di daerah asalnya dan di luar kota
1. Nasi
Ada perbedaan mencolok antara nasi yang ada di Sumbar dengan daerah lain. Mereka yang merantau ke Jawa akan sangat terasa perbedaan pada kepulenan nasi yang dimakan.
Bagi masyarakat Sumbar, nasi yang enak itu adalah yang tidak pulen atau biasa disebut "badarai" dengan jenis beras yakni "Bareh Solok". Sementara di Pulau Jawa, nasi yang enak umumnya nasi yang pulen atau lebih lengket.
Baca juga: Fakta di Balik Kenikmatan Sepiring Nasi Padang
2. Cabai
Bagi orang Sumbar, salah satu elemen kenikmatan masakanya berasal dari cabai merah yang terasa manis pedas. Namun, ternyata cabai ini sulit atau hampir tidak ditemukan di daerah selain Sumbar dan sekitarnya. Bahkan, yang mirip pun bisa terasa perbedaannya.
Di sejumlah rumah makan di luar Sumabr, pemiliknya bahkan sampai memesan cabai tersebut dari kampungnya, sehingga tentu saja mempengaruhi harga dagangannya. Akan tetapi, bagi yang berpikir cara tersebut tidak efisien dan ekonomis dalam bisnisnya, akan mengganti dengan cabai lokal yang paling mirip.
Ada juga yang justru hanya menggunakan cabai hijau, karena rasanya tidak terlalu berbeda dengan yang ada di Sumbar.
3. Rasa pedasnya pun beda
Rasa pedas menjadi salah satu karakter masakan Minang yang dikenali secara umum. Walaupun, masakan dari daerah lain juga banyak yang pedas, bahkan mungkin lebih pedas.Namun, tingkat kepedasan masakan Minang di daerah luar Sumbar ternyata disesuaikan dengan kebiasaan lidah masyarakat lokalnya.
Sehingga, wajar bila ada konsumen yang merasa masakan padang yang dibelinya tidak pedas sama sekali. Sedangkan, di Sumbar, rasa pedas adalah "nyawa" kelezatan masakan Minang itu sendiri. Bahkan, semakin pedas akan semakin nikmat.
4. Sajian lauk ayam yang terlihat beda
Salah satu lauk yang populer dijual di rumah makan Padang adalah ayam, apapun bentuk sajiannya. Misal ayam pop, ayam balado, ayam bakar, ayam gulai dan ayam bumbu.
Dirasa tak ada yang aneh, tapi secara fisik dapat terlihat perbedaan olahan ayam di rumah makan di luar Sumbar dan di daerah asalnya. Perbedaannya adalah kulit yang masih menempel pada ayam yang sudah dipotong.
Di Sumbar, umumnya ayam yang dimasak tidak lagi menyertai kulitnya, dan langsung terlihat daging permukaannya dalam masakan yang sudah tersaji. Bagi orang Sumbar, perbedaan ini biasanya bisa dikenali dengan mudah.
Baca juga: Selintas Terlihat Sama, Inilah Perbedaan Nasi Padang dan Nasi Kapau
5. Kekentalan kuah gulai
Di Sumbar, kuah gulai yang paling enak adalah yang kental. Kekentalan ini dipengaruhi oleh bumbu yang banyak dan santan yang lebih pekat.
Sementara, di luar Sumbar kuah gulainya lebih encer karena kadar santannya tidak sebanyak yang asli. Ini juga menyesuaikan dengan selera masyarakat lokal, dan yang mungkin mengkhawatirkan dampak kolesterol dari kadar kuah santan tersebut.(*/Ela)