Wawancara Eksklusif dengan Edward Kusma: Pabrik Seng Legendaris Disulap Menjadi Pusat Kreatif Publik Terbesar di Sumbar

Berita Padang – berita Sumbar terbaru dan terkini hari ini: Fabriek Bloc atau bisa pula disingkat FB (baca: efbi) merupakan lokasi pertama di pulau Sumatra sekaligus yang keempat setelah sebelumnya hadir M Bloc Space (Blok M), Pos Bloc Jakarta (Pasar Baru), dan JNM Bloc (Yogyakarta).

Penampakan pabrik seng yang sebentar lagi diubah menjadi pusat kreatif publik dengan nama Fabriek Bloc. Foto: Yose Hendra

Berita Padang – berita Sumbar terbaru dan terkini hari ini: Fabriek Bloc atau bisa pula disingkat FB (baca: efbi) merupakan lokasi pertama di pulau Sumatra sekaligus yang keempat setelah sebelumnya hadir M Bloc Space (Blok M), Pos Bloc Jakarta (Pasar Baru), dan JNM Bloc (Yogyakarta).

Langgam.id - Generasi yang bertumbuh di dekade di bawah tahun 2000-an, tidak bisa menafikan pemandangan industrial di Jl Prof. Hamka, Tabing, ruas jalan menuju pusat Kota Padang dari arah Bukittinggi. Di irisan jalan yang sama, berdiri dua pabrik yang cukup besar yakni pabrikasi seng Polyguna Nusantara dan PT Asia Megah Biskuit yang memproduksi roti.

Aroma kota di kawasan Tabing begitu kentara, apalagi Bandara Tabing yang masih di area berdekatan, menjadi pintu gerbang Sumatra Barat saat itu.

Kini harus diakui, kemegahan Padang yang sudah terasa di kawasan Tabing itu, tak terasa lagi. Dua pabrik legendaris itu; yang menyedot banyak tenaga kerja, dan meluapkan budaya urban, kini sudah tutup. Begitu juga dengan Bandara Tabing yang tidak lagi beroperasi setelah selesainya pembangunan Bandara Internasional Minangkabau di Kataping, Padang Pariaman.

Polyguna Nusantara adalah nama besar dalam jajaran pabrik seng di luar Pulau Jawa. Berdiri tahun 1971 di KM 9,5 Padang, pabrik seng ini pernah mencetak rekor produksi hingga 100.000 lembar seng per hari.

Pada pertengahan 1997, pabrik seng ini dibeli Januardi Kusma, di bawah bendera Tropical Multi Co. Produksi seng tetap dipertahankan dan berjalan hingga tahun 2016.

Lima tahun terakhir, pabrik dengan luas area 1,1 Ha tidak lagi beroperasi. Persoalannya cukup rumit. Lantas, pertengahan bulan Januari 2022, pabrik seng legendaris itu kembali menyilaukan publik. Tapi kali ini bukan memproduksi tudung bangunan, melainkan ruang untuk bisa bisa dinikmati publik untuk beraktivitas dan berkreatifitas.

“Kota Padang dengan sejarahnya yang begitu panjang, merupakan salah satu kota terpenting di Indonesia. Sejak jaman dahulu sudah banyak seniman, pemikir, sastrawan dan juga negarawan yang berasal dari provinsi Sumatera Barat. Proyek renovasi bangunan ini merupakan amanah dari ayah saya sejak pabrik ini berhenti. Dia adalah seorang perantau yang lahir di kota Padang dan sudah menetap di Jakarta. Usia bangunan yang telah mencapai 50 tahun, maka pada hari ini saya ingin mengumumkan dimulainya proses renovasi dan juga program Tenant Hunt di Fabriek Bloc. Mudah-mudahan Fabriek Bloc dapat berkontribusi menjadi wadah kegiatan anak-anak muda yang positif demi kemajuan kota Padang dan Sumatera Barat pada umumnya,” tutur Direktur Fabriek Bloc sekaligus pemilik lahan, Edward Kusma, disela penanda peresmian pembangunan, Rabu (12/1/2022).

Fabriek Bloc atau bisa pula disingkat FB (baca: efbi) merupakan lokasi pertama di pulau Sumatra sekaligus yang keempat setelah sebelumnya hadir M Bloc Space (Blok M), Pos Bloc Jakarta (Pasar Baru), dan JNM Bloc (Yogyakarta).

FB merupakan proyek cipta ruang (placemaking) hasil kolaborasi antara PT Radar Ruang Riang dengan pihak swasta (PT Tropical Multi Co) yang kemudian melebur dalam PT Ruang Fabriek Kreatif dan menjadi bagian dari unit usaha M Bloc Group.

FB akan menjadi ruang kreatif publik bagi berbagai acara seni, budaya, hiburan, niaga, sekaligus lab inkubator talenta lokal, hingga pemberdayaan bisnis UKM/UMKM yang terkurasi.

Di dalam area FB ini nantinya akan terdapat berbagai tenant F&B dan Non-F&B dari UKM/UMKM, M Bloc Market (toko kelontong aneka produk UKM terkurasi), ruang pertunjukan (FB Live House) berkapasitas 700 orang, ruang pamer, hingga ampiteater untuk kegiatan berbagai komunitas kreatif.

“Kehadiran Fabriek Bloc di Padang memiliki misi yang kongkret; memperkuat ekosistem kekuatan kreatif lokal dengan para pemangku kepentingan yang akan saling memberdayakan. Kolaborasi adalah kunci. Pabrik boleh beralih fungsi namun mesin kreatif harus terus menyala dimana-mana,” jelas Handoko Hendroyono selaku Co-founder M Bloc Group.

Nah, sekaitan dengan penyulapan pabrik seng legendaris di Padang menjadi ruang kreatif public dengan nama Fabriek Bloc, maka saya mewawancarai khusus pewaris pabrik seng Tropical Multi Co sekaligus pendiri Fabriek Bloc, Edward Kusma, tempo hari. Berikut rangkuman wawancaranya:

1. Bagaimana cerita mula berkolaborasi dengan M Bloc?

Sebetulnya saya sudah kenal dengan M Bloc 2 tahun lalu, dari sebelum pandemi. Sebenarnya, sebelumnya itu, kita sempat mengobrol juga. Ada bioskop mau masuk. Segala macam (lah). Kena (terimbas) pandemi, jadi bisnis bioskop bubar semua deh. Belum waktunya. Selama pandemi, kita kenal M Bloc, sebenarnya kita tak pernah pikir M Bloc ke Padang, gak pernah mimpi M Bloc ke Padang, karena banyak kota yang bagus. Karena awalnya cuma mengobrol-ngobrol saja. Dan justru lebih kepada minta saran, bagamana cara mengelola tempat (pabrik seng) ini, ingin seperti M Bloc. Belajar ke mereka. Sampai satu titik, M Bloc mau main ke Padang lihat kondisi. Yah udah mereka ke Padang beberapa bulan lalu. Kita ngobrol-ngobrol. Mereka juga mengecek komunitas. Sebelum masuk mereka cek, komunitasnya gimana, marketnya gimana. Ternyata sambutannya luar biasa. Mungkin MBloc banyak pergi ke kota Indonesia, Padang salah satu respons dari marketnya luar biasa.

2. Apakah komunitas kuncinya?

Iya. Karena M Bloc utamanya bikin ruang komunitas.

3. Kesepakatan dengan MBloc?

Mereka akan mengelola tempat ini. Kita bikin perusahaan bersama dengan mereka. PT Ruang Fabriek Kreatif namanya. CEO-nya Pak Handoko. Saya sebagai Direksi.

4. Ini PT baru berdiri kah? Berapa digelontorkan untuk Fabriek Bloc ini?

Gak usah ngomong angka lah…

5. Target beroperasi?

Akan dimulai segera, satu dua minggu ke depan pembangunan. Terus nanti sebagian akan dibuka bulan April. Sebagian bertahap lagi.

6. Oh ya, ini kan dulunya pabrik seng legendaris. Bagaimana sejarah pabrik seng itu?

Sebelumnya pabrik seng PT Polyguna, terus dibeli keluarga kita. Kalau gak salah dibeli bapak (Januardi Kusma) dari bank sebelum krismon (krisis moneter) sekitar tahun 1997. Ada kredit macet. Dibeli keluarga kita dan dikembangkan lagi. Saya sendiri generasi kedua.

7. Apakah Anda memang berasal dari Padang. Artinya investasi di kampung sendiri?

Pas kecil tinggal di Pondok, tapi kemudian pindah ke Jakarta. Kuliah di UI. Mungkin kesempatan bisnis saja (tertarik investasi). Kadang bisnis, kadang tidak bisa pilih. Ada kesempatan di sana. Karena Bisnisnya menyangkut besi juga di Jakarta.

8. Kapan berhenti beroperasi?

5 tahun lalu berhenti operasi.

9. Penyebabnya?

Saingan makin banyak. Dulu mungkin di Sumatra ada beberapa pabrik. Tapi seiring waktu, Di Jakarta dan di Jawa, banyak pabrik dan lebih besar, canggih. Lebih efesien. Ini mesinnya tahun 1970an. Mungkin listriknya boros. Terus sempat ada seng impor juga dari luar negeri. Sehingga harganya tidak kompetteif untuk produksi di Padang.

10. Kenapa tidak tertarik menghidupkan kembali pabrik seng?

Saingan sekarang berat. Pabrik kita 1 Ha, sementara di Jakarta lebih luas lagi, kisaran 10-15 Ha. Sangat beratlah untuk bersaing. Padang bukan pelabuhan utama untuk besi. Sehingga barang ke Jakarta dulu, setelah itu baru dikirim ke Padang. Jadinya kurang kompetitif.

11. Apa yang menarik dari Fabriek Bloc?

Fabriek Bloc Adalah prototipe untuk konversi pabrik dari M Bloc. Karena biasanya M Bloc yang sudah lakukan konversi gudang tua, rumah, museum, kantor pos. Untuk pabrik, ini pertama. Nantinya di Fabriek Bloc ini ada M Bloc Market, life art, berbagai macam event. Persis seperti di video.

12. Secara pasar, Padang kuat gak?

Sebenarnya, saya justru melihatnya terbalik. Setiap kota saya lihat ada potensi beda. Potensi lokal. Restoran bagus bermuncul di Padang. Di Jambi juga. Di tahap awal, secara visible (terlihat) bisnis tidak menarik lagi. Tapi di generasi kedua, ketiga, yang tumbuh besar di Jakarta atau luar negeri, mereka diminta pulang, mereka bawa gaya hidup baru di Jakarta atau hidup di luar negeri, ke kota masing-masing. Sehingga muncul kafe-kafe, restoran baru, Di Padang pun sudah tumbuh. Di Padang juga berjejar resto, Secara market, hotel di Padang cukup banyak, penuh lagi. Maksud saya, ada proyek hotel, hal yang cukup berani. Secara investasi besar dari apa yang kita lakukan. Yang Kita lakukan cukup safe (aman), karena menggunakan gedung lama, lalu kita renovasi bangunan. Yang sulit menjalankan programnya. Saya sendiri mungkin bisa, tanpa M Bloc bisa. Tapi tapi untuk ramainya, M Bloc bisa setahun, saya mungkin 5 tahun. Karena M Bloc scara program, jaringan, mereka sangat dikenal. Boleh disebut sangat dipandang dalam industri ini. Karena kaitannya erat dengan musik dan hiburan.

13. Alur untuk bergabung?

Kita bisa lihat di IG? Tenant hunt.

Semua bisa daftar. Tapi nanti dikurasi. Mana konsep cocok, desain cocok. Penggiat seperti apa profilnya. Karena buka toko sekarang beda zaman dulu. Buka toko sekarang, orang punya toko harus aktif berkegiatan (seperti aktif berkomunitas). Temanya banyak. Kalau konvensional berat deh..

14. Apakah UMKM disediakan lapak?

UMKM bisa diakomodir di M Bloc Market. Mereka bisa masukkan barang. Tapi produknya menarik. Intinya dikurasi lah.

15. Operasionanya seperti apa?

Masih nanti. Pasti hari biasa dan weekend jamnya beda-beda.

16. Harapan?

Harapan Fabriek Bloc tempat kumpul yang baru untuk semua anak muda melakukan kegiatan positif. Karena zaman sekarang, kita bingung yah. Kalau tidak ada tempat hiburan, cari tempat hiburan aneh. Kalau aktivitas banyak, akan muncul kreatifitas. Muncul komunitas musik, komunitas skate berkembang, komunitas desain produk. Diharapkan jadi inkubator lah.

Baca Juga: Pabrik Seng Seluas 1,1 Ha di Padang Bakal Disulap Jadi Ruang Kreatif

Dapatkan update berita Padang – berita Sumbar terbaru dan terkini hari ini dari Langgam.id. Mari bergabung di Grup Telegram Langgam.id News Update, caranya klik https://t.me/langgamid, kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca Juga

Hasil hitung cepat Pilkada Serentak 2024 menunjukkan empat wali kota petahana di Sumatra Barat (Sumbar) diperkirakan tidak melanjutkan
Empat Wali Kota Petahana di Sumbar Diperkirakan Tumbang di Pilkada 2024
Satgas Waspada Investasi Temukan 80 Pinjol dan 9 Pergadaian Tanpa Izin
Investasi PMDN ke Sumbar Hanya Rp4,4 Triliun, Terendah di Sumatra
Tercatat ada 665.126 daftar pemilih tetap (DPT) akan memberikan suaranya di 1.487 TPS (Tempat Pemungutan Suara) yang tersebar di 11 kecamatan
KPU Padang Targetkan Partisipasi Pemilih 77,5 Persen di Pilkada 2024
Kebakaran melanda sebuah rumah di Jalan Komplek Kehakiman, Cengkeh Blok G, Kota Padang, pada Jumat (15/11/2024). Kejadian tersebut dilaporkan pada pukul 12.43 WIB
Satu Rumah Hangus Terbakar di Cengkeh Padang, Kerugian Capai Rp800 Juta
Kebakaran besar menghanguskan 10 rumah semi permanen di kawasan Komplek Wisma Utama Tepi Air, RT 01 RW 03, Kelurahan Parak Laweh Pulau Aia Nan XX, Kecamatan Lubuk Begalung
Kebakaran Hanguskan 10 Rumah di Parak Laweh, Seorang Balita Alami Luka Bakar
Bawaslu memilih Padang Barat sebagai Kampung Pengawasan Partisipatif untuk Pilkada yang akan berlangsung pada 27 November 2024 nanti.
Padang Barat Dipilih Sebagai Kampung Pengawasan Partisipatif, Ini Alasannya