Langgam.id - Video yang memperlihatkan seekor buaya yang sedang berjemur beredar di sejumlah media sosial beberapa hari belakangan di Agam. Hewan dengan nama latin crocodylus porosus itu berjemur di daratan menyerupai kebun pisang dekat pemukiman warga, di Tiku, Kabupaten Agam, Sumatra Barat (Sumbar).
Dalam video berdurasi 25 detik itu, terlihat seekor buaya berukuran cukup besar sedang menganga di daratan ponggiran sungai menyerupai kebun pisang. Satwa buas itu terlihat berjemur, dan tidak menunjukan sifat agresif.
Kejadian tersebut selanjutnya dilaporkan pemerintahan Nagari Tiku Limo Jorong kepada Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resor Agam. Petugas BKSDA yang mendatangi lokasi kemunculan satwa buaya itu dan langsung melaksanakan wawancara dengan saksi mata serta melakukan identifikasi lapangan.
Kepala BKDA Resor Agam Ade Putra mengatakan dari hasil identifikasi, lokasi kemunculan buaya merupakan habitatnya dan merupakan daerah konservasi HCV PT. Mutiara Agam.
"Sedangkan pemukiman tersebut adalah mes pekerja PT. Mutiara Agam yang berada berdampingan dengan lokasi HCV," katanya, Selasa (4/5/2021).
Menurutnya, berdasarkan informasi dari salah seorang pekerja Zairal, yang mendiami mes tersebut, bahwa di lokasi HCV terdapat dua ekor satwa buaya yang berukuran sekitar 2 meter.
Selanjutnya BKSDA berkoordinasi dengan pihak manajemen PT. Mutiara Agam. BKSDA menyampaikan agar manajemen PT. Mutiara Agam melakukan pemantauan dan monitoring terhadap satwa yang berada di lokasi HCVnya.
Selain itu manajemen perusahaan diminta memberikan edukasi dan penegasan kepada para pekerja yang mendiami mes untuk tidak membuang sampah sisa rumah tangga ke dalam sungai lokasi HCV, karena hal ini dapat memancing satwa buaya untuk terus datang dan muncul dekat pemukiman pekerja.
High conservation values (HCV) adalah areal di dalam konsesi perkebunan kelapa sawit yang memiliki nilai konservasi tinggi, sehingga perlu dipertahankan dan dikelola untuk menjaga keberlanjutan fungsi ragam hayati, fungsi tata air dan kesuburan tanah, dan fungsi sosial budaya.
"Sehingga keberadaan HCV dipertahankan keberadaanya terutama untuk keberlangsungan satwa bernilai konservasi tinggi di areal perkebunan," katanya.
Menurutnya, berdasarkan laporan berkala yang disampaikan pihak PT. Mutiara Agam, di lokasi perkebunan yang dikelola perusahaan terdapat beberapa satwa langka dan dilindungi seperti Buaya muara, beruang, berbagai jenis burung elang, Siamang, kucing bakau dan beberapa satwa penting lainnya. (Rahmadi/ABW)