Langgam.id - Sejumlah warga Kota Padang yang rumahnya akan disewa kecewa akibat gagalnya Padang menjadi Pekan Nasional (Penas) Tani dan Nelayan ke-16 tahun 2020. Padahal, mereka sudah menyiapkan berbagai perlengkapan untuk penginapan tamu.
Salah seorang warga bernama Dewi Wijayanti, mengatakan dirinya telah menyiapkan satu unit rumah untuk acara Penas Tani tersebut. Rumahnya berada di daerah Kurao Pagang, Kecamatan Nanggalo.
Tidak hanya rumah Dewi, 15 rumah tetangganya juga direncanakan untuk penginapan tamu perhelatan nasional itu. Berbagai keperluan juga sudah disiapkan, seperti memperbaiki toilet, mengganti karpet, mengganti kasur dan lainnya.
"Sudah banyak disiapkan, tapi untung saya tidak berutang. Sudah habis-habisan kami menyiapkan untuk tamu, untuk kota kita, tapi tiba-tiba dibatalkan," katanya kepada langgam.id, Rabu (11/12/2019).
Untuk memperbaiki rumah menyambut tamu, dirinya bahkan telah merogoh kocek sebesar Rp 12 juta. Adiknya juga menyiapkan satu unit rumah untuk Penas Tani yang akhirnya dipindahkan ke Padang Pariaman.
"Okelah saya tidak berutang, tapi yang lain seperti adik saya sendiri berutang. Kecewa rasanya dengan dibatalkan ini, banyak yang termenung, sudah banyak yang rehab rumah," katanya.
Apalagi, menurutnya, warga sudah bersemangat merehab rumahnya selama ini. Sebab pemerintah Kota Padang sudah berulangkali melakukan survei.
Rumahnya sendiri mulai direhab sejak Juli 2019. Dari perhitungannya jika Penas Tani jadi digelar, maka dia dan warga lainnya akan mendapatkan keuntungan.
"Yang lain-lain itu sangat kecewa, kalau bisa demo mungkin mau demo mereka, sudah sejak lama kita persiapkan," katanya.
Menurut Dewi, saat ini Wali Kota Padang Mahyeldi masih berjuang agar Penas Tani tetap dilaksanakan di Kota Padang. Dia berharap agar Pemko Padang berhasil mempertahankan agar Penas tetap di Padang.
"Mudah-mudahan pak wali berhasil merebut kembali Penas Tani tetap di Padang, agar warga yang sudah berutang itu bisa melunasi utangnya," katanya.
Selain Dewi, warga Pagang lainnya Reni Eka Putri mengaku juga sudah mendapatkan informasi batalnya Penas Tani di Padang. Dia mengaku kecewa dengan pembatalan tersebut.
"Ya kecewa kita dengan pembatalan itu, kita juga sudah memperbaiki rumah," katanya.
Dia mengatakan berbagai perbaikan rumah sudah dilakukannya. Kemudian juga ada warga lain yang sampai berutang untuk memperbaiki rumahnya. Dia berharap agar walikota Padang berhasil mengembalikan agar Penas tani tetap dilaksanakan di Padang.
"Kalau batal tentu sangat kita sangat sayangkan, kita berharap agar penas tetap dilangsungkan di Padang," katanya.
Diketahui, Pemerintah kota Padang pada awal 2019 menargetkan menyiapkan dan merenovasi sekitar 5.000 rumah warga digunakan untuk penginapan peserta Pekan Nasional Tani Nelayan (Penas Tani) pada 20-25 Juni 2020.
Rumah warga yang akan disewa tersebar di Kecamatan Koto Tangah, Kuranji dan Nanggalo. Nantinya penginapan akan digunakan oleh sekitar 50 orang yang datang dalam acara Penas Tani Nelayan. (Rahmadi/RC)