Langgam.id- Ratusan mahasiswa menggelar aksi unjuk rasa di kantor DPRD Sumatra Barat (Sumbar), Senin, (20/5/2019). Massa gabungan dari berbagai kampus di Sumbar itu menuntut pemerintah agar melakukan penyelidikan terhadap kasus meninggalnya anggota KPPS selama penyelenggaraan Pemilu 2019.
Dari pantauan langgam, demonstrasi yang semula damai sempat berjalan panas. Para mahasiswa terlibat aksi saling dorong dengan pihak kepolisian. Bahkan, juga terlihat beberapa kali aksi saling pukul.
Koordinator aksi Indra Kurniawan mengatakan, unjuk rasa ini dilakukan atas nama kemanusiaan. Pemerintah harus memberikan kejelasan kepada rakyat tentang pertanggungjawaban terhadap korban Pemilu. "Kami menuntut dilakukan penyelidikan terhadap orang yang menjadi korban Pemilu," katanya.
Selain menuntut penyelidikan terhadap anggota KPPS yang meninggal dunia, mahasiswa ini juga menuntut dilakukannya evaluasi total proses Pemilu. Pihaknya juga meminta DPRD bertanggungjawab kepada rakyat terhadap seluruh proses Pemilu. "Saya yakin, Pemilu kali ini adalah pemilu terburuk yang pernah ada," terangnya.
Aksi demonstrasi tersebut tidak disambut satu pun anggota DPRD Sumbar. Mereka hanya diterima oleh Kepala Bagian Fasilitasi Anggaran dan Pengawasan DPRD Sumbar Rismunandar. Meski demikian, Indra memastikan akan membuat tuntutan secara tertulis untuk disampaikan kepada para wakil rakyat.
Kepada mahasiswa, Rismunandar mengatakan, jika seluruh atau 65 orang anggota DPRD tidak berada di tempat karena sedang melakukan kunjungan kerja (kunker) ke luar provinsi. "Saya mohon maaf pada adik-adik semua. Tidak ada anggota Dewan yang menyambut langsung adik-adik semua disini karena sedang kunker," kata Rismunandar. (Rahmadi/RC)