Langgam.id - Tiga murid Sekolah Dasar (SD) dan dua orang dewasa tertimpa speaker sound system yang terpasang di Lapangan GOR Khatib Sulaiman, Kota Padang Panjang, Sumatra Barat (Sumbar), Minggu (25/8/2019) pagi. Satu korban dalam peristiwa ini dinyatakan meninggal dunia.
Korban merupakan para penari dan guru yang sedang melaksanakan gladi bersih untuk meramaikan acara pembukaan Kemah Bakti Nasional (KBN) ke-X yang diikuti perwakilan dari seluruh Indonesia. Informasinya, kegiatan tersebut juga direncanakan akan memecahkan rekor muri dengan pertunjukan tari piring terbanyak.
Tiga korban yang terlibat dalam pemecah rekor muri tersebut adalah Rara Rizkyatul Hanif (12 tahun) murid SDN 03 Guguk Malintang, Kecamatan Batipuh, Kabupaten Tanah Datar. Ia dinyatakan meninggal dunia dalam insiden jatuhnya rangkaian sound system dan speaker.
Kemudian, Niesya Defina Putri (11 tahun) dan Adina Raisa Claresta (11 tahun) Korban yang mengalami luka-luka. Mereka juga murid SDN 03 Guguk Malintang.
Sedangkan dua korban lainnya Afrirona (27), staf TU di SDN 03 Guguk Malintang dan Afririani (28), guru honorer di SD tersebut. Keduanya mengalami patah tulang dan kini menjalani operasi Rumah Sakit Khusus Bedah (RSKB) Kartika Docta di Kota Padang.
Wali Kota Padang Panjang Fadly Amran membenarkan tiga murid yang menjadi korban merupakan penari dalam pembukaan KBN ke-X yang akan memecahan rekor muri. Mereka adalah bagian dari ribuan penari yang akan tampil besok (Senin) dalam pembukaan KBN.
"Iya. Korban merupakan penari yang akan memecahkan rekor muri, beserta para guru mereka,” ujar Fadly kepada langgam.id saat mengunjungi korban di RSKB Kartika Docta di Kota Padang.
Ia memastikan, pembukaan KBN tetap akan berlanjut pasca adanya insiden ini. Namun, terkait pemecahan rekor muri ini, Fadly belum bisa memastikan.
“Nanti kita duduk bersama. Kalau memang berkemungkinan bisa berlanjut, kita lanjutkan,” katanya.
Seperti diketahui, kasus jatuhnya speaker sound system milik Even Organizer (EO) Cebek Sound ini terjadi pada Minggu (25/8/2019) pagi sekira pukul 08.30 WIB. Pihak kepolisian telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) pasca insiden tersebut.
Polisi menduga, jatuhnya peralatan sound system karena unsur kelalaian dari petugas EO dan bukan akibat unsur alam seperti tertiup angin dan sebagainya.
"Saat itu sound system tiba-tiba rebah dan menimpa mereka. Satu siswa dinyatakan meninggal dan empat korban lainnya luka-luka, sudah dirawat di rumah sakit,” kata Kapolsek Padang Panjang AKP Yuhendri.
Penyelidikan kasus ini kini ditangani pihak Kepolisian Resor (Polres) Padang Panjang. Terkait pemeriksaan terhadap petugas dan EO yang bertanggungjawab juga telah menjalani pemeriksaan. Namun hingga kini, belum diketahui apakah adanya tersangka dalam kasus tersebut. (Irwanda/RC)