TPA Aie Dingin Kota Padang: Salah Langkah, Bencana Menanti

TPA Aie Dingin Kota Padang: Salah Langkah, Bencana Menanti

Dewi Anggraini, Dosen Departemen Ilmu Politik FISIP Universitas Andalas. (Foto: Dok. Pribadi)

TPA Air Dingin merupakan salah satu lokasi pemrosesan akhir sampah yang hampir overload dalam penampungan sampah di Kota Padang. Dengan produksi sampah Kota Padang sebanyak 640 ton/hari, ditambah lagi setelah longsornya TPA Regional Payakumbuh, ada penambahan sampah dari Kota Bukitinggi dan Payakumbuh ke TPA Air Dingin. Dilansir dari Tribunnews, Bukitinggi mengirim sampah sebanyak 75 sampai 90 ton sampah/hari, sementara Payakumbuh mengirimkan sampah berkisar 30 sampai 84 ton/hari,, sementara kapasitas TPA Aie Dingin sudah terpakai hampir 90 %, meski Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Padang menyatakan bahwa TPA masih bisa menampung sampah dari luar Kota Padang, namun kapasitas penampungan diperkirakan akan mengalami overload pada tahun 2026, bisa saja lebih cepat dari yang dibayangkan (http://www.langgam.id).

Kondisi ini tentu saja mengkuatirkan kita semua, kita tidak ingin bencana longsor TPA Regional Payakumbuh terjadi di TPA Aie Dingin atau terjadi masalah-masalah lingkungan lainnya, seperti pencemaran air, pencemaran udara akibat sampah yang tidak dikelola dengan efektif. Pengelolaan sampah yang efektif sangat penting di daerah perkotaan. Kepadatan penduduk dengan tingkat konsumsi yang tinggi tentu saja juga menghasilkan sampah yang sangat beragam dalam jumlah besar. Tanpa pengelolaan yang baik, sampah-sampah ini akan menimbulkan masalah lingkungan yang serius seperti pencemaran tanah dan air, risiko penyakit, hingga bencana alam. Pengelolaan sampah yang baik akan berkontribusi pada pemulihan sumber daya dan lingkungan. dengan kondisi ini masalah penanganan sampah yang efektif menjadi sangat penting untuk dilakukan. Diperlukan langkah-langkah konkret untuk mengatasi masalah ini, seperti peningkatan sistem pengelolaan sampah, pembangunan fasilitas daur ulang, dan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah yang bertanggung jawab. Selain itu, penerapan teknologi informasi, seperti Sistem Informasi Geografis (SIG), juga dapat membantu dalam pengelolaan dan pemantauan lokasi-lokasi penampungan sampah secara efisien

Dalam konteks ini, pengelolaan sampah berbasis komunitas seperti daur ulang, mengefektifkan keberadaan bank sampah, merubah sampah menjadi pupuk organic, mendirikan rumah maggot dan lain sebagainya menjadi salah satu komponen utama dalam pengelolaan sampah daerah perkotaan sebagai solusi berkelanjutan. Tentu saja pengelolaan sampah dari hulu ke hilir dengan memilah sampah organic dan anorganik menjadi penting untuk dilakukan, dan keterlibatan masyarakat menjadi poin utama untuk dilakukan. Misal penelitian Rahman & Fachri (2023) menemukan bahwa masyarakat Kota Padang dalam mereduksi sampah rumah tangga dipengaruhi oleh pengetahuan, motivasi, dan sikap terhadap lingkungan. Untuk itu, peningkatan kesadaran dan edukasi publik tentang pengelolaan sampah merupakan langkah awal dalam mencapai pengelolaan sampah berkelanjutan.

Melalui Bank Sampah misalya, beberapa sampah plastik, kertas, dan sampah yang tak mudah hancur dikumpulkan untuk didaur ulang menjadi kerajinan yang bernilai ekonomis maupun dijual kembali pada pengepul sampah. Namun berdasarkan data di website Kota Padang, jumlah Bank Sampah yang benar-benar membantu pengolahan sampah ini tidak banyak, di Kota padang sendiri hanya ada 46 unit bank sampah (https://www.padang.go.id) dengan berbagai masalanya juga, ada yang kekurangan sumber daya pengelola, ada yang tidak melakukan kegiatan tiap hari/minggu, ada juga mungkin yang sedang ‘mati suri’ alias tidak beroperasi lagi. Sampah juga bisa didaur ulang dengan prinsip 5 Ryang memanfaatkan kembali sampah sebagai sumber daya yang masih bernilai. Proses daur ulang yang selama ini kita ketahui dilakukan dengan mengelolah sampah seperti sampah plastik, kertas, pecahan kaca, menjadi kerajinan tangan bernilai ekonomis, atau menjual kembali ke pengepul sampah dengan harga yang sesuai dengan harga pasar. Sedangkan sampah organik diolah dengan pengomposan untuk dimanfaatkan dalam pertanian dan dan perkebunan.

Pemerintah sebagai leading sector dalam pengelolaan sampah dapat menerapkan program pemilahan dan pengumpulan sampah di rumah tangga sebagai upaya mendasar di tingkat hulu. Penerapan prinsip 5R di rumah tangga dapat membantu mengurangi timbulan sampah di TPA. Pemerintah dapat hadir sebagai pendukung inovasi program pengelolaan sampah dengan mengandeng pihak swasta (private sector). Misal Pemko Padang juga bisa mengandeng swasta dalam pengembangan program Reduce Derived Fuel (RDF) untuk mengelola sampah, di mana mekanisme sistem RDF ini akan mengolah sampah melalui proses homogenizers menjadi material kecil yang kemudian dapat diolah menjadi bahan bakar alternatif. Bahan bakar ini nantinya dapat menghasilkan energi seperti listrik atau panas untuk dimanfaatkan berbagai industri. Pengolahan sampah berbasis RDF di TPA Air Dingin direncanakan akan dimanfaatkan oleh PT Semen Padang sebagai bahan bakar pengganti baru bara untuk pembangkit listrik,  dengan program RDF ini diharapkan ada pengurangan sampah sebesar 200 ton /hari (http://koranpadang.com) dalam program RDF ini sampah-sampah akan disuplay oleh Bank sampah-bank sampah yang ada di Kota Padang

Untuk mencapai kondisi tersebut,  tentu saja kolaborasi berbagai actor menjadi penting dan kesadaran publik juga harus menjadi bagian integral dari upaya pengelolaan sampah yang efektif. Dengan langkah-langkah yang tepat, kita dapat mengubah TPA Aie Dingin menjadi tempat yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, kalau langkah-langkah dalam mengatasi overload nya TPA Aie Dingin tidak dipikirkan dengan matang oleh Pemerintah Daerah Kota Padang tentu saja bencana akan menghampiri, dan kita tidak berharap kondisi terburuk terjadi di TPA Aie Dingin.

*Penulis: Dosen Departemen Ilmu Politik FISIP Universitas Andalas, Mahasiswa S3 Studi Kebijakan FISIP UNAND

Tag:

Baca Juga

Mereksturisasi Kapasitas Pengelolaan Keterbukaan Informasi Publik
Mereksturisasi Kapasitas Pengelolaan Keterbukaan Informasi Publik
Menunggu Berkah Sosial Haji
Menunggu Berkah Sosial Haji
Nofel Nofiadri
Galodo Soko dalam Kontestasi Kepala Daerah
Kekeliruan atas Laporan Film Dirty Vote
Kekeliruan atas Laporan Film Dirty Vote
"Ancika 1995" Happy Ending Seorang Dilan
"Ancika 1995" Happy Ending Seorang Dilan
Analisis BI7DRR: BI Diperkirakan Tetap Menahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen
Analisis BI7DRR: BI Diperkirakan Tetap Menahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen