Langgam.id - Sekolah Calon Perwira (Secapa) TNI Angkatan Darat (AD) Bandung menerapkan protokol kesehatan yang ketat selama masa pendidikan di masa pandemi. Kebijakan itu efektif menekan dan mencegah penyebaran covid-19 hingga nol kasus.
Komandan Secapa TNI AD Mayjen TNI Ferry Zein menjelaskan, dirinya menjabat sebagai komandan sejak Desember 2020 lalu.
Kemudian pada Januari dimulai pendidikan untuk angkatan tahun 2021 dan akan selesai di Juli ini. Selama itu, banyak tantangan dengan adanya pandemi covid-19.
"TNI AD tetap memberlakukan pendidikan tatap muka langsung sejak awal pandemi covid-19 dengan menerapkan protokol kesehatan, untuk tetap dapat menjalankan pendidikan militer yang ideal," katanya saat berbagi pengalaman dalam penanganan covid-19 lewat zoom meeting dalam program Fellowship Jurnalisme Pendidikan (FJP) Batch angkatan ke-2, Senin (5/7/2021).
Dalam kegiatan yang digagas oleh Gerakan Wartawan Peduli Pendidikan (GWPP) berkolaborasi dengan PT Paragon Technology and Innovation itu ia menjelaskan, saat ini ada sebanyak 1.268 orang di lingkungan Secapa AD.
Yaitu, terdiri dari 983 orang calon perwira (Capa) dan 285 orang organik dan diantaranya ada yang sempat terpapar covid-19.
Berdasarkan data yang dimilikinya, pada Januari tercatat ada 20 orang positif terpapar covid-19. Selanjutnya meningkat 48 orang pada Februari.
Kemudian terangnya, kembali menurun pada Maret dengan 12 kasus. Kemudian sejak April tidak ada lagi kasus hingga sekarang di bulan Juli.
"Dengan berbagai program dan upaya, penularan lebih luas berhasil dicegah sampai pada akhirnya mencapai nol kasus," katanya.
Ia menjelaskan, program dan upaya Secapa TNI AD yang berhasil menghentikan penularan covid-19 merupakan pengalaman yang diharapkan dapat diadaptasi oleh berbagai lembaga pendidikan lain dalam penanganan covid-19. Khususnya di kalangan sipil di semua jenjang pendidikan dasar, menengah, atas dan perguruan tinggi.
Dia menjelaskan, protokol kesehatan dilaksanakan selama sebelum masa pendidikan, saat pendidikan, dan setelah masa pendidikan selesai.
Saat sebelum pendidikan, pihaknya melakukan penyemprotan disinfektan di berbagai fasilitas pendidikan. Kemudian mengatur semua fasilitas sesuai dengan protokol kesehatan dan menyiapkan sejumlah alat seperti thermo gun dan cuci tangan.
"Kami menyiapkan tenaga pendidik dengan menyamakan persepsi untuk pelaksanaan pendidikan di masa pandemi," ucapnya.
Kemudian terangnya, saat pendidikan, setiap siswa Secapa TNI AD akan menjalani rapid tes. Bagi siswa yang positif tidak bergejala akan diisolasi di ruangan khusus. Sementara bagi yang bergejala akan dirujuk ke rumah sakit sesuai prosedur.
Tenaga pendidik juga wajib menerapkan protokol kesehatan dan mengingat siswa. Kemudian setiap dua jam siswa diminta keluar ruangan untuk berjemur dan mendapatkan udara yang segar.
"Setiap siswa juga akan mengikuti pendidikan 14 hari pertama secara virtual untuk mengurangi mobilitas di lingkungan kampus," tuturnya.
Ia mengatakan, upaya yang dilakukan itu akan dievaluasi setiap dua minggu. Jika dalam evaluasi ditemukan hasil bahwa satu atau beberapa program menimbulkan penularan, maka akan dilakukan perubahan pada pelaksanaan program. Hal ini seperti terjadi di bulan Februari yang memiliki jumlah positif yang tinggi.
"Tingginya angka penularan, maka dilakukanlah evaluasi terhadap semua kegiatan pendidikan," katanya.
Sebagai contoh ungkapnya, dalam evaluasi ditemukan hasil bahwa kegiatan renang dan lari berdampak pada tingginya penularan. Sehingga pada pelaksanaan program berikutnya dilakukan berbagai perubahan.
Seperti, mengurangi jumlah siswa dalam satu kelompok, melarang berlari sambil bernyanyi, serta melarang meludah di sembarang tempat.
Dari perubahan beberapa program tersebut sebutnya, terjadilah penurunan kasus yang signifikan. Sehingga pada Maret 2021 menjadi 12 orang yang masih terpapar covid-19.
Kemudian, pada bulan April sampai dengan Juli 2021 menjadi nol kasus.