Berita terbaru dan terkini hari ini: Orang yang mendapatkan Lailatul Qadar akan bertambah kebaikan dan merasakan ketenangan.
Langgam.id - Banyak umat Islam mendambakan bertemu dengan malam Lailatul Qadar yang datang di salah satu malam di 10 terakhir Ramadan. Namun, tak seorang pun yang dapat menerka kapan malam yang lebih baik dari seribu bulan itu akan turun.
Meskipun demikian, Pendiri Pusat Studi al-Quraan (PSQ) Profesor Muhammad Quraish Shihab menyebutkan, ada dua tanda bagi orang yang menerima kesempatan berjumpa dengan malam Lailatul Qadar.
Dua tanda itu, kata Quraish Shihab, yaitu bertambahnya kebaikan dan merasakan adanya ketenangan.
"Pertama, bertambahnya kebaikan. Kebaikan yang dimaksud adalah kebaikan yang menyeluruh, dari perkataan, sikap, hingga perbuatan," ujar Quraish Shihab dikutip dari YouTube Najwa Shihab, Kamis (28/4/2022).
Kemudian, tanda kedua, yaitu ketenangan. Mayoritas ulama mengartikan ketenangan/kedamaian yang dimaksud sifatnya berkelanjutan sebagaimana termaktub pada ayat terakhir surat al-Qadar.
"Salamun hiya hattaa mathla’il fajr, pada malam itu, kedamaian dirasakan oleh orang yang beruntung menjumpai malam Lailatul Qadar hingga terbitnya fajar. Atau keesokan harinya," ucap Quraish Shihab.
Ia menceritakan, bahwa pada malam tersebut malaikat akan turun ke bumi. Selain itu, kalimat mathla’il fajr (terbitnya fajar) juga diartikan sebagai terbitnya kehidupan baru bagi manusia setelah mengalami kematian.
"Dalam kitab al-Shiyam dikatakan, bahwa malam Lailatul Qadar ada di antara sepuluh malam terakhir di bulan Ramadan. Ketetapan itu berdasar pada hadits Bukhari yang diriwayatkan oleh Aisyah," jelasnya.
Lalu, juga ada beberapa kesunahan yang bisa dilakukan umat Islam dalam mengisi sepuluh malam terakhir sembari menunggu Lailatul Qadar. Di antaranya memperbanyak salat sunah, berdoa, membaca wirid dan hal lain yang bersifat ibadah.
Baca juga: Ini Tata Cara Salat Sunah Lailatul Qadar
"Ada wirid atau doa khusus yang dianjurkan Nabi Muhammad SAW, dan diriwayatkan oleh Aisyah, allahumma innaka ‘afuwwun kariim tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni. Apabila setelah mati manusia mendapatkan balasan surga, berarti ia mendapatkan kedamaian," katanya.
—