Langgam.id - Survei Spektrum Politika Institut menyebutkan, sebanyak 39,9 persen masyarakat Sumatera Barat percaya bahwa pandemi Covid-19 adalah konspirasi atau persekongkolan negara-negara besar di dunia. Hasil survei itu dirilis direktur lembaga ini Andri Rusta, Senin (5/10/2020).
Rilis Spektrum Politika menyebutkan, saat ditanya bagaimana pandangannya terkait dengan pandemi Covid-19, masih banyak masyarakat yang tak percaya. "Menariknya sebanyak 39,9 persen masyarakat Sumatera Barat percaya bahwa Pandemi COVID-19 ini adalah konspirasi atau persekongkolan negara-negara besar di dunia. Tentu ini juga mempengaruhi perilaku mereka dalam mematuhi protokol kesehatan yang diterapkan oleh pemerintah daerah," sebut rilis itu.
Meski ada yang tak percaya, namun mayoritas masyarakat menurut temuan survei ini mengaku cukup patuh pada pada protokol kesehatan.
Dalam menilai tingkat kepatuhan masyarakat tersebut, maka penelitian ini membuat rentang nilai dari 1 sampai 3 untuk melihat tingkat kepatuhan tersebut dan ditanyakan kepada masyarakat dengan indeks sebagai beterkait dengan tingkat kepatuhan masyarakat dengan kategori sebagai berikut.
Kategori tidak patuh dengan dengan rentang indeks 1-1,67. Kategori vcukup patuh dengan rentang indeks 1,68-2,37. Sementara, kategori patuh dengan rentang indeks 2,38-3.
.
Baca Juga: Survei Spektrum Politika: 49,8 Persen Masyarakat Sumbar Hilang Pekerjaan Sejak Pandemi
Empat indikator yang ditanyakan ada empat hal: tidak keluar rumah, memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan. Hasilnya, mayoritas masyarakat mengikutinya. Berikut rincian hasilnya:
Di bawah ini dijelaskan indikator pelaksanaan Protokol Kesehatan yang digunakan untuk melihat perilaku masyarakat tersebut.
a. Tidak keluar rumah
Melihat dari penerapan protokol kesehatan dalam masyarakat Sumatera Barat terlihat bahwa masyarakat Sumatera Barat masih ada yang menganggap bahwa Pandemi COVID-19 ini bukanlah suatu keadaaan yang mengkhawatirkan mereka. Faktanya sebanyak 28,5 persen masyarakat Sumatera Barat ternyata masih sering keluar rumah dan tidak mematuhi himbauan untuk tidak keluar rumah. Indeks kepatuhan dalam indikator ini berada pada angka 2,05 yang berarti masyarakat Sumatera Barat masuk kategori cukup patuh dengan himbauan pemerintah untuk tidak keluar rumah jika tidak ada urusan yang penting dan mendesak;
b. Memakai masker
Indeks kepatuhan untuk memakai masker masyarakat Sumatera Barat ketika berada berada di luar rumah adalah 2,53 poin. Ini berarti masyarakat Sumatera Barat masuk dalam kategori patuh dengan indikator pelaksanan protokol kesehatan ini. Paling tidak ini terlihat sebanyak 60,3 persen masyarakat sering menggunakan masker ketika berada di luar rumah;
c. Menjaga jarak
Sementara indeks kepatuhan untuk indikator menjaga jarak ketika beraktifitas di luar rumah adalah sebesar 2,41 poin. Ini berarti masyarakat Sumatera Barat masuk kategori patuh dengan protokol kesehatan ini. Walaupun jumlah yang memperhatikan pentingnya menjaga jarak ini baru sebanyak 52,2 persen.
d. Mencuci tangan
Sedangkan indeks kepatuhan masyarakat Sumatera Barat untuk indikator selalu mencuci tangan atau selalu menggunakan hand sanitizer berada di angka 2,59 poin atau berkategori patuh untuk pelaksanaan protokol kesehatan ini. Memang jumlah mereka yang mengikuti protokol kesehatan selalu mencuci tangan ini baru mencapai angka 66,3 persen. (AE/SS)