Langgam.id - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) melalukan survei untuk mengetahui kesediaan siswa mengikuti sekolah tatap muka tahun 2021. Hasilnya, dari 62.448 peserta didik yang mengikuti survei, sebanyak 48.817 orang atau 78,17 persen responden setuju sekolah tatap muka diadakan kembali.
Sedangkan sebanyak 6.241 orang atau hanya 10 persen siswa yang menolak sekolah tatap muka dimulai kembali. Dan sebanyak 7.390 orang atau 12 persen masih menyatakan ragu-ragu.
Baca juga: Dimulai Januari 2021, Ketahui Syarat dan Ketentuan Sekolah Tatap Muka di Sumbar
“Sebanyak 45 persen responden setuju sekolah tatap muka diadakan karena sudah jenuh dengan pembelajaran jarak jauh, terlebih untuk pelajaran praktikum dan materi-materi yang sulit dipahami,” ujar Komisioner KPAI, Retno Listyarti sebagaimana dilansir dari Tempo.co, Senin (28/12/2020).
Adapun survei dilakukan di 34 provinsi se-Indonesia. Sumatra Barat (Sumbar) menjadi salah satu provinsi dengan jumlah koresponden tertinggi. Diikuti oleh DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Barat, Bali, Jawa Timur, DI Yogyakarta, Kalimantan Tengah, Jambi, Nusa Tenggara Barat, dan Banten.
Retno menyebut, 45 persen responden menolak pembelajaran tatap muka karena khawatir tertular covid-19. Sementara itu, sebanyak 40 persen siswa yang menolak beralasan masih ragu dengan kesiapan infrastruktur sekolah dalam memenuhi protokol kesehatan.
Diketahui, survei ini dilakukan mulai dari 11-18 Desember 2020, dan disebarkan melalui Whatsapp dan Facebook dibantu oleh para guru yang tergabung dalam Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI).
Baca Juga: Gubernur Sumbar: Kondisi Psikososial Anak Jadi Alasan Sekolah Dibuka 2021
Berdasarkan survei tersebut, KPAI meminta pemerintah pusat dan daerah untuk serius dalam perencanaan sekolah tatap muka. Menurutnya, walalupu zona daerah sudah hijau, sekolah tatap muka harus ditunda kalau sekolah belum menyanggupi pemenuhan fasilitas protokol kesehatan.
“Untuk materi yang mudah dapat diberikan lewat pembelajaran jarak jauh, untuk materi yang sulit dan memang perlu praktikum baru dilakukan dengan sekolah tatap muka. Tapi kalau sekolah belum siap sebaiknya tunda pembukaan,,” pungkas Retno.(Farhan/Ela)