Langgam.id - Beberapa hari belakangan, Kota Padang dan sejumlah wilayah lainnya di Sumatra Barat (Sumbar) sering diguyur hujan berjam-jam atau durasi lama. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, Sumbar saat ini berada pada masa transisi atau peralihan.
Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Bandara Internasional Minangkabau Sakimin mengatakan, masa transisi saat ini adalah dari musim hujan ke musim kemarau. Pada fase seperti ini memang seringkali terjadi cuaca hujan, diantaranya durasi yang lama.
"Beberapa hari belakangan memang hampir merata wilayah Sumatra Barat diguyur hujan, pada dasarnya kondisi ini normal pada fase peralihan musim, meskipun intensitasnya tidak terlalu lebat," katanya, Sabtu (25/6/2022).
Dia menyebut durasi hujan yang lama terjadi dengan intensitas rendah hingga sedang. Terkadang agak lebat, kemudian berhenti lalu tidak berapa lama hujan kembali terjadi. Kondisi ini terjadi baik di malam hari mau pun di siang hari.
Meski hujan sering terjadi, dia menyebut jumlah curah hujan di Sumbar pada bulan Juni masih normal seperti biasanya yaitu sekitar 400 milimeter lebih per bulan.
Hujan dengan dengan intensitas lama itu misalnya terjadi di wilayah Kota Padang dan Kabupaten Padang Pariaman, hingga Kabupaten Solok. Kemudian dampaknya juga sudah mulai terlihat seperti longsor yang terjadi di wilayah Sitinjau Lauik.
"Ada longsoron di dekat jalan di Solok, di Padang Pariaman juga sudah ada longsoran, ini karena curah hujan banyak karena durasi lama sehingga tanah menjadi jenuh," katanya.
Selain longsoran, potensi banjir juga bisa terjadi karena banyaknya curah hujan yang menaikkan volume air. Dia mengimbau agar masyarakat waspada terhadap banjir dan longsor. Meski demikian, cuaca seperti ini menurut dia hal yang biasa.
"Sudah biasa terjadi seperti itu karena masa peralihan, dinamika atmosfer sangat tinggi, labil istilahnya seperti ini, ini musim pancaroba," katanya.
Dia menyebut nanti pada bulan Juli pada umumnya wilayah Indonesia sudah memasuki musim kemarau. Begitu juga sebagian wilayah Sumbar, meski demikian sebagian wilayah Sumbar merupakan zona non musim terutama di wilayah pantai yang menghadap Samudera Hindia.
Baca Juga: Masuki Fase Bulan Baru, Wilayah Padang dan Pesisir Selatan Berpotensi Banjir Rob
Pada wilayah zona non musim ini hujan bakal ada sepanjang tahun. Perbedaannya hanya pada intensitas, yaitu pada musim hujan maka hujannya akan lebih banyak. Sementara pada musim kemarau akan tetap ada hujan namun intensitas lebih sedikit.
"Artinya akumulasi curah hujan dalam bulan kemarau lebih sedikit dibanding bulan bulan musim hujan," katanya.
Untuk kondisi hujan dengan durasi lama dia memprediksi hari ini dan besok mulai mereda. Namun pada Senin depan diprediksi masih akan terjadi pola hujan seperti beberapa hari ini yaitu intensitas rendah hingga sedang dalam waktu yang panjang. (Rahmadi/SS)
---