Langgam.id - Suhu di wilayah Sumatra Barat sejak kemarin, Minggu (15/9/2019) terasa lebih dingin dari biasanya. Bahkan, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun GAW Koto Tabang mencatat, suhu terendah mencapai 13 derajat celcius, di Kota Bukittinggi, Senin (16/9/2019) pagi.
Catatan dari BMKG GAW Koto Tabang, suhu terendah tercatat, Senin (16/9/2019) pagi, di Bukittinggi, lalu di Kota Padang Panjang tercatat suhu mencapai 14 derajat celcius.
“Iya, sejak kemarin. Rata-rata suhu turun diantara 3-4 derajat celcius di wilayah di Sumbar. Pantauan sementara dari kami, yang ekstrim dua hari ini saja, serta cuaca di Sumbar juga sudah mulai normal,” ujar Kepala BMKG GAW Koto Tabang, Wan Dayantolis kepada Langgam.id saat dihubungi via telepon, Senin (16/9/2019).
Penyebabnya, kata Dayan, karena lapisan uap air beberapa waktu belakangan lebih sedikit. “Udara dingin itu, umum terjadi saat kemarau seperti ini. Lapisan uap air yang tersimpan di bumi itu lebih sedikit, saat malam hinga subuh, itu langsung hilang ke atmosfir,” ungkapnya.
Selain kemarau, kata Dayan, juga dipengaruhi kabut asap sejak seminggu belakangan. “Kita sama tau, sudah hampir seminggu ini Sumbar diselimuti kabut asap. Jadi, radiasi yang datang dan tinggal di permukaan bumi itu lebih sedikit dari biasanya, karena adanya kabut asap,” jelasnya.
Lalu, sejak Sabtu (14/9/2019) kabut asap sudah mulai menghilang di Sumbar. “Sehingga radiasi yang boleh dikatakan sedikit itu menghilang ke atmosfir. Tidak ada partikel padat dan tidak ada uap air yang menghalangi, sehingga (suhu) terasa lebih dingin,” ucapnya.
Itulah, dampak akibat kemarau dan kabut asap, suhu terasa lebih dingin, seperti yang dirasakan saat ini, kata Dayan.
BMKG GAW Koto Tabang mencatat, suhu terdingin di Kota Bukittinggi, yaitu 13 derajat celcius, lalu di Kota Padang Panjang, 14 derajat celcius, Padang Pariaman, 17 derajad celcius dan Kota Padang mencapai 18-20 derajat celcius.
“Suhu itu, akan semakin menurun terjadap ketinggian, ada kemungkinan suhu di Alahan Panjang lebih dingin, kita belum ada data juga untuk daerah itu,” ujar Dayan. (Zulfikar)