Langgam.id - Guna membekali setiap staf pelayanan publik dengan wawasan inklusi dan kemampuan berbahasa isyarat, Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) UNAND menyelenggarakan Workshop Bahasa Isyarat yang diselenggarakan pada Kamis (7/11/2024) di Ruang Seminar E Kampus UNAND Limau Manis.
Kegiatan ini diikuti oleh staf pelayanan informasi dari seluruh fakultas dan unit di UNAND, anggota Humas Muda, Duta Keterbukaan Informasi Publik Universitas Andalas, serta mahasiswa dan civitas akademika lainnya.
Retno Triswandari, M.Pd (dosen pendidikan luar biasa Universitas Negeri Padang) dan Feri Naldi (Komunitas Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia) hadir sebagai pemateri pada kesempatan ini.
Materi yang disampaikan mulai dari pengenalan disabilitas, etika bergaul dengan teman disabilitas, pengenalan SIBI dan BISINDO, hingga praktek bahasa isyarat yang dikhususkan untuk layanan informasi. Bahasa isyarat yang dipelajari mulai dari kosakata terkait layanan di kampus, daerah, dan percakapan sehari-hari.
"Untuk teman-teman disabilitas, boleh menyebutnya tuli atau tuna rungu, yang tidak boleh itu menyebut 'cacat' karena itu kurang menghargai mereka," papar Retno dikutip dari laman kampus, Minggu (10/11/2024).
Senada dengan itu, Feri Naldi juga menjelaskan bahwa ketika berkomunikasi dengan teman tuli haruslah menggunakan eye contact dengan melihat langsung ke mata lawan bicara kita.
"Meskipun lawan bicara tuli kita nanti ada pendampingnya (yang membantu untuk berkomunikasi), tapi kita harus tetap bicara menghadap mereka, menatap mata mereka langsung," papar beliau.
Kepala Seksi Layanan Informasi Publik, Rina Kurnia menyebutkan bahwa kegiatan ini akan dilanjutkan dengan kelas bahasa isyarat lain yang lebih intensif, dengan harapan bahwa peserta dapat lebih fasih untuk menggunakan bahasa isyarat sehingga dapat memperluas layanan publik di lingkungan Universitas Andalas. (*/Fs)