Soal Pemangkasan Eselon, BKD Sumbar: Tentu Diubah Dulu Undang-Undangnya

asn lebaran, asn vaksinasi

Upacara Apel Gabungan Jajaran ASN Pemkab Mentawai, di Tuapeijat, Kamis, 17 Oktober 2019. Foto: Mentawaikab.go.id.

Langgam.id - Pemangkasan eselon yang dinyatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru ditataran wacanan yang disampaikan secara lisan. Sampai kini, belum ada tindaklanjut formal dari pidato orang nomor satu di Indonesia itu.

Hal ini disampaikan Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Sumatra Barat (Sumbar), Abdul Gafar. Menurutnya, jika pun nanti diterapkan, tentu akan ada undang-undang sebagai dasarnya terlebih dahulu.

Saat ini, semua jabatan Aparatur Sipil Negara (ASN) dari kementerian hingga ke daerah sudah diatur dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara (ASN).

“Kan sudah ada undang-undangya, jelas ada tingkatannya. Kalau mau hapus, tentu diubah dulu undang-undangya,” kata Abdul Gafar saat dihubungi langgam.id, Rabu (23/10/2019).

Jika nantinya pemangkasan ini resmi diterapkan, semua pihak tentu akan siap mengikuti. Sebab, apapun keputusan pemerintah pusat, pasti akan diikuti, termasuk di pemerintahan provinsi Sumbar.

“Kalau nanti tidak ada struktural eselon 1,2,3,4 misalnya, hanya fungsional saja, tentu akan ada bentuk dan modelnya pula dari pusat,” katanya.

Menurut Abdul, transisi mengurangi eselon ini akan memakan waktu yang cukup lama. Pasalnya, banyak pembahasan yang akan dilakukan untuk menerapkan hal tersebut. Seperti mengkaji modelnya dan mengubah aturannya. Kemudian menunggu petunjuk teknisnya dari pemerintah pusat.

“Tujuan kebijakan itu adalah untuk efisensi kinerja pegawai. Efeknya nanti akan ada pengalihan kerja pegawai dari struktural ke fungsional. Dia tetap kerja juga, tapi sebelumnya struktural jadi fungsional, di fungsional nantinya akan betul-betul bekerja jadinya. Sebab akan ada pengaruh pada kenaikan pangkat,” katanya.

Biasanya, lanjut Abdul, pegawai mendapatkan kenaikan pangkat secara teratur sekali dalam 4 tahun. Namun dengan sistem ini (fungsional), kenaikan pangkat bisa saja sampai 10 atau 15 tahun, pangkat tidak naik.

“Nanti bisa saja ada yang tidak naik pangkat sama sekali. Naiknya tergantung kinerja, tapi pasti ada regulasinya nanti,” bebernya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) berencana melakukan perombakan sistem birokrasi dengan cara memangkas jumlah pejabat eselon di setiap kementerian dari empat menjadi dua level.

Hal ini ditegaskankannya dalam pidato usai resmi dilantik kembali menjadi presiden Indonesia periode 2019-2024 di Gedung MPR/DPR pada Minggu (20/10/2019) lalu.

“Eselon I, eselon II, eselon III, eselon IV, apa tidak kebanyakan? Saya minta untuk disederhanakan menjadi 2 level saja, diganti dengan jabatan fungsional yang menghargai keahlian, menghargai kompetensi,” kata Jokowi. (Rahmadi/RC)

Baca Juga

Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah menyerahkan Surat Keputusan (SK) pinjam pakai Stadion GOR Haji Agus Salim sebagai homebase Semen Padang
Serahkan SK Pinjam Pakai Stadion H Agus Salim, Gubernur Harap SPFC Raih Prestasi di Liga 1
Pemprov Sumbar Bakal Revitalisasi Rumah Siti Nurbaya
Pemprov Sumbar Bakal Revitalisasi Rumah Siti Nurbaya
Pemprov Sumbar Raih Penghargaan Pendukung Program Kota Wakaf
Pemprov Sumbar Raih Penghargaan Pendukung Program Kota Wakaf
HUT Kemerdekaan RI ke-75
Pemprov Sumbar Gelar Festival Anak di Daerah Terdampak Bencana Meriahkan HUT RI ke 79
Terkait Pembukaan Jalan Lembah Anai, Gubernur Minta Masyarakat Sabar Menunggu
Terkait Pembukaan Jalan Lembah Anai, Gubernur Minta Masyarakat Sabar Menunggu
Resmikan Pabrik Kedua Pengolahan CPO, Gubernur Sumbar Apresiasi PT PRC
Resmikan Pabrik Kedua Pengolahan CPO, Gubernur Sumbar Apresiasi PT PRC