Langgam.id - Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol Padang, Eka Putra Wirman resmi dikukuhkan sebagai guru besar dalam rapat senat terbuka di gedung UIN yang disiarkan lewat video conference, Rabu (10/6/2020).
Eka diangkat sebagai Profesor atau Guru Besar dalam Bidang Ilmu Kalam pada Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama UIN Imam Bonjol. Ia dikukuhkan berdua dengan Guru Besar bidang Bahasa Inggris dari Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Martin Kustati.
Pengukuhan keduanya dilakukan oleh Ketua Senat UIN Imam Bonjol Padang, Syafrudin Nurdin. Dalam pengukuhan Syafrudin mengingatkan agar dua guru besar menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya.
Eka dalam pengukuhan tersebut menyampaikan orasi ilmiah dengan judul "Teologi Manusia Modern Menuju Ekuilibrium". Ia membahas peran agama yang menjadi paling utama dan esensial saat sekarang.
"Agama hadir karena keyakinan manusia kepada Tuhan, sikap itu membuat manusia terhindar dari dahaga batin yang tidak berujung," katanya.
Agama menjadikan seseorang bisa mengabdi kepada Tuhan. Menurutnya, munculnya masyarakat modern tak dapat dilepaskan dari renaissance yang berhasil membongkar kejumudan berpikir.
Kemudian modernisasi di segala bidang melahirkan berbagai temuan yang berangsur mengubah persepsi manusia modern. Saat ini, manusia dapat mengakses dunia hanya dengan satu perangkat di tangan mereka.
"Berbagai temuan membuat manusia mencapai puncak kemajuan," ujarnya.
Namun, modernisme yang mengandalkan akal ternyata mengalami kehampaan dan kering dari spritual. Saat ini, 0,7 orang menguasai lebih dari 50 persen kekayaan dunia.
"Sebuah ketimpangan yang jelas di depan yang diakibatkan moderenisme, semakin membuat jurang miskin dan kaya menganga," katanya.
Umat Islam menurutnya, tidak boleh menganut paham fatalisme yang menyerahkan nasib pada keadaan. Banyak yang tidak memahami wahyu secara komprehensif. Padahal akal adalah penopang agama, sedangkan wahyu penopang utama. Agama memyuruh melakukan perbuatan baik.
"Manusia modern harus memggunakan akal dan imam secara proporsional," katanya.
Wakil Rektor Bidang Akademik UIN Imam Bonjol Hetti Waluati Triana mewakili sambutan Rektor UIN mengatakan, UIN saat ini telah memiliki 14 orang guru besar. Momentum yang patut disyukuri bagi sivitas akademika.
"Baru saat penghujung 2019 bertambah 1 profesor, dan awal 2020 bertambah lagi profesor," katanya.
Ia mengatakan, seorang guru besar pada hakikatnya adalah seorang guru, pendidik, dan peneliti. Penelitiannya selalu ditunggu masyarakat sebagai bentuk pengabdian kepada bangsa dan negara.
Menjadi profesor saat ini membutuhkan persyaratan yang ketat. Keputusan profesor merupakan penghargaan yang prestisius yang diberikan negara.
"Tidak semua orang bisa jadi profesor, hanya yang memiliki motivasi tinggi yang mampu meraih gelar tersebut," katanya.
Ia yakin beliau akan menularkan energi positif kepada masyarakat luas. Ia juga berharap ke dua profesor yang dikukuhkan hari ini mampu berperan aktif dalam kegiatan akademik.
"Keduanya diharapkan menjadi pionir penelitian yang memunculkan pembaruan, seperti membuat jurnal," katanya.
Eka Putra Wirman saat ini menjabat sebagai Rektor UIN Imam Bonjol Padang. Sementara Martin Kustati sebagai Wakil Direktur Pascasarjana UIN Imam Bonjol Padang. (Rahmadi/ICA)