• Masuk
  • Daftar
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
Langgam.id
  • BERITA
  • KHAS
  • PALANTA
  • KOLOM
  • BERITA
  • KHAS
  • PALANTA
  • KOLOM
Langgam.id
Home Kolom

Rakernas APEKSI dan Pembenahan Batang Arau

Redaksi
09/07/2022 | 20:35 WIB
A A
Miko Kamal, SH. LLM, Ph.D (Foto: Dok Miko)

Miko Kamal, SH. LLM, Ph.D (Foto: Dok Miko)

Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) akan menggelar rapat kerja nasional (Rakernas) ke XV, bersamaan dengan gelaran Indonesia City Expo (ICE) ke 18. Digelar dari tanggal 7 sampai 10 Agustus 2022.

Padang beruntung benar. Diulang tahunnya ke 353, kota yang dipimpin Hendri Septa itu ditunjuk sebagai tuan rumah. Sekitar 4.000 orang dari 98 kota seluruh Indonesia akan hadir.

Baca Juga

Bak Penari Piring, Wali Kota Gorontalo Coba Menari di Atas Beling

Filosofi Tugu Apeksi di Padang yang Digadangkan Bakal Saingi Jam Gadang

Hotel tentu akan penuh sesak. Restoran bakal ramai. Objek-objek wisata akan dipenuhi pengunjung. Toko-toko sovenir akan kebanjiran pembeli. Pokoknya akan ada durian runtuh ekonomi di bulan depan. Insyaallah.

Dalam masa singkat ini, panitia Rakernas harus kerja keras. Juga kerja cerdas. Mereka tidak boleh fokus menyiapkan materi-materi sidang saja. Lebih dari itu. Fasilitas luar ruang sidang harus disiapkan. Ini penting. Bahkan mungkin lebih penting.

Di sela-sela dan seusai rapat, peserta butuh penyegaran. Objek-objek wisata masyhur pasti jadi incaran. Sebelum berangkat dari kota masing-masing, peserta sudah punya catatan destinasi yang hendak dikunjungi. Baik destinasi yang berbasis alam maupun non-alam serupa kuliner. Biasanya begitu.

Menurut saya, Batang Arau mesti jadi perhatian khusus. Disiapkan untuk menunggu ribuan tamu-tamu kita itu. Di atas Batang Arau membentang jembatan yang memakai nama tokoh utama novel Siti Nurbaya: Kasih tak Sampai. Saya yakin, kemasyhuran novel sedih Siti Nurbaya karya Marah Roesli itu menggoda banyak tamu ingin melintasi dan mengunjungi jembatan itu.

Jembatan Siti Nurbaya juga perlintasan bagi tamu-tamu yang hendak ke Batu Malin Kundang yang legendaris. Perlintasan pula bagi mereka yang hendak menikmati indahnya mata hari terbenam di Marawa Beach Club yang baru-baru ini viral di media sosial.

Tidak itu saja. Batang Arau juga bersentuhan langsung dengan Kota Tua yang terkenal. Tamu-tamu yang mengeksplorasi Kota Tua pasti menyusuri sebagian aliran Batang Arau.

Pendeknya, Batang Arau adalah etalase kota. Mata setiap tamu pasti tertuju ke etalase. Alangkah malunya kita sebagai tuan rumah bila para tamu bergumam ketika mengunjungi jembatan Siti Nurbaya atau Batang Arau: “Sungai seindah ini kok dibiarkan sekotor ini ya?”. Atau, “Sungai ini indah benar ya, sayangnya kotor dan amburadul”. Dan, kalimat-kalimat minor lainnya.

Jika ini terjadi, kita warga pasti rugi besar. Target 5 juta wisatawan dengan pendapatan sebesar 80-90 milyar setahun akan terganggu. Taroklah tahun ini tercapai karena perhelatan Rakernas APEKSI dan ICE, tapi kerugian menunggu di muka. Orang tidak mau datang lagi. Bahasa dagangnya, repeat order tidak terjadi. Bahkan bisa menjadi demosi bagi pariwisata kota Padang umumnya.

Sepulang dari Batang Arau mereka berkemungkinan akan bilang begini: “Kalau mau berwisata jangan ke Padang ya. Orangnya kotor. Nikmat Batang Arau saja tidak bisa dikelolanya sebagaimana mestinya”.

Membenahi Batang Arau tidak hanya membenahi sisi dalam sungainya saja. Sisi dalam pasti: sedimen harus dikeruk, ragam sampah harus dikeluarkan, bangkai-bangkai kapal harus diangkat, dan dermaga-dermaga lapuk yang sudah tidak terpakai harus dibereskan.

Bagian luar Batang Arau harus pula ditertibkan. Trotoar bagus yang membentang di sepanjang Batang Arau harus dibebaskan dari semua hambatan. Baik hambatan dari kontainer ikan para nelayan yang ditaruhnya di atas trotoar ataupun hambatan dari lapak-lapak Pedagang Kaki Lima nakal.

Khusus untuk Batang Arau bagian luar ini, saya membayangkan di sela-sela Raker, tamu-tamu kita itu bisa berjalan-jalan santai tanpa hambatan di areal bawah Jembatan di Kampung Batu sampai ke Seberang Pebayan sembari menikmati jagung bakar dan penganan lainnya.

Meski tidak lagi banyak, waktu masih ada. Wali Kota dan jajarannya harus gaspoll membenahi Batang Arau. Instansi vertikal ataupun yang berada di bawah kendali pemerintah provinsi harus dimintai bantuan. Minta nafas ke luar badan untuk kebaikan tidak apa-apa.

Masyarakat seputaran Batang Arau harus dibawa serta. Bahkan harus menjadi pelakon utama. Tidak serupa selama ini: masyarakat melihat-lihat dari jauh saja ketika ada “orang lain” yang datang membenahi Batang Arau.

Partisipasi publik harus dibangun. Harus didudukkan pemahaman bersama bahwa kota ini milik bersama. Sebab itu, kita semua bertanggung jawab merawatnya. Dalam konteks Batang Arau, masyarakat tempatan harus menjaga milik mereka, bersama-sama. Toh, jika Batang Arau terkelola baik, penikmat utamanya mereka juga. Baik nikmat sosial maupun nikmat ekonomi.


Miko Kamal: Koordinator Koalisi Masyarakat Peduli Batang Arau

 

Tags: Batang ArauOpiniRakernas Apeksi
BagikanTweetKirim

Baca Juga

Miko Kamal, SH. LLM, Ph.D (Foto: Dok Miko)

Masjid Sebagai Pusat Interaksi Sosial di Aceh

13/08/2022 | 14:18 WIB
Dr. Zulfan Tadjoeddin, Associate Professor in Development Studies, Western Sydney University, Australia. (Foto: Dok Pribadi)

Kapitalisme Religius Vs Sosialisme Religius

06/08/2022 | 16:01 WIB
Kapitalis Religius VS Kapitalis

Kapitalis Religius VS Kapitalis

04/08/2022 | 11:53 WIB
Hafidh Akbar. (Foto: Dok Pribadi)

Telisik Fenomena dan Fungsi “Duta”

31/07/2022 | 14:00 WIB

Discussion about this post

Terpopuler

Berita terbaru dan terkini hari ini: Arief Muhammad buka rumah makan Payakumbuah Masakan Minag di Tangerang, Banten.

Arief Muhammad Buka Rumah Makan Padang di Tangerang, Lokasinya Bekas Restoran Nan Gombang

01/06/2022 | 17:53 WIB
Langgam.id - Pengungkapan kasus meninggalnya Brigadir J di rumah dinas Mantan Kadiv Propam Polri, Irjen Ferdy Sambo terus bergulir.

Profil Gatot Eddy Pramono, Lahir di Solok dan Kini Jadi Ketua Timsus Kasus Pembunuhan Brigadir J

12/08/2022 | 12:13 WIB
Langgam.id - Polda Sumatra Barat (Sumbar) menerbitkan surat perintah penghentian penyidikan (SP3) kasus mafia tanah Kaum Maboet.

Polda Sumbar Hentikan Kasus Mafia Tanah Kaum Maboet di Padang

12/08/2022 | 15:21 WIB
jelang-liga-2-bergulir-semen-padang-fc-sudah-dapat-dukungan-3-sponsor

Jelang Liga 2 Bergulir, Semen Padang FC Sudah Dapat Dukungan 3 Sponsor

12/08/2022 | 08:09 WIB
Sumatra Barat dan Pulau Sumatra. (Peta: openstreetmap.org)

15 Pahlawan Nasional dari Sumatra Barat

10/11/2020 | 16:33 WIB
Langgam.id

Berita  •  Khas  •  Palanta  •  Kolom

Ikuti Kami

Copyright 2019-2021 PT. Langgam Digital Nusantara | All rights reserved.

Tentang  •  Kerjasama & Iklan  •  Pedoman Media Siber  •  Ketentuan Privasi  •  Indeks 

Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • BERITA
  • KHAS
  • PALANTA
  • KOLOM
  • Masuk
  • Daftar

Copyright 2021 PT. Langgam Digital Nusantara | All rights reserved.

Selamat datang

Silakan masuk ke akun anda

Forgotten Password? Daftar

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In