Rafflesia Mulai Bermekaran Lagi di Tepi Maninjau, 1 Bunga Diprediksi Pecahkan Rekor

Rafflesia Mulai Bermekaran Lagi di Tepi Maninjau, 1 Bunga Diprediksi Pecahkan Rekor

Bunga Rafflesia yang akan mekar. (Foto: Pengendali Ekosistem Hutan BKSDA Agam Ade Putra)

Langgam.id -Bunga Rafflesia jenis Arnoldii kembali bermekaran di hutan yang terletak di tepi Danau Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatra Barat. Dari belasan yang akan mekar. Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resor Agam memprediksi, salah satunya akan memecahkan rekor sebagai Rafflesia terbesar.

Pengendali Ekosistem Hutan BKSDA Agam, Ade Putra mengatakan ukuran bunga diprediksi dapat mengalahkan rekor bunga Rafflesia jenis Tuaan-mudae di Marambuang, Kecamatan Palembayan yang mekar pada tahun 2017.

Dijelaskannya, di Marambuang bunga Rafflesia memiliki diameter 107 centimeter. Berdasarkan catatan yang pernah ditemukan di dunia sebelumnya, Rafflesia yang terbesar pernah tumbuh dan mekar di Filipina dengan diameter 100 centimeter.

Dia menambahkan, knop Rafflesia yang mulai mekar di Data Simpang Dingin, Nagari Paninjauan, Kecamatan Tanjung Raya tersebut sudah hampir 100 centimeter, sehingga saat mekar bisa lebih besar lagi.

"Bunga Rafflesia itu bakal mekar satu minggu ke depan. Karena sudah melihatkan tanda-tanda kemekaran setelah knop berwarna merah, kami memprediksi bunga itu mekar menjelang akhir tahun sampai awal 2020," katanya kepada langgam.id, Rabu (25/12/2019).

Menurutnya, di lokasi ada beberapa knop bunga langka akan mekar di dua tempat titik populasi dengan jarak 100 meter. Pada titik pertama, ada lima knop yang akan mekar, satu yang sudah mekar sempurna pada hari ketujuh dengan diameter 70 centimeter.

Selain itu ada 12 knop yang masih kecil yang akan mekar beberapa bulan ke depan. Lokasi itu juga ada bunga Rafflesia yang sudah mekar sempurna beberapa bulan dan kelopak sudah berwarna hitam.

Sementara pada titik ke dua, ada tiga knop yang akan mekar sempurna selama satu bulan ke depan. Selain itu juga ada enam knop yang masih kecil dan dua knop yang sudah melewati fase mekar sempurna.

Pihaknya juga sudah memasang papan informasi dan larangan agar tidak merusak karena dilindungi Undang-undang No 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.

Dia mengatakan di lokasi warga berkomitmen untuk menjaga bunga tersebut agar tidak diganggu oleh tangan-tangan jahil. Bagi pengunjung yang ingin melihat juga diizinkan.

"Warga setempat ikut menjaga dan mengawasi pengunjung yang datang ke lokasi. Bagi yang ingin berkunjung diimbau agar melapor dulu ke BKSDA atau ke jorong setempat," ujarnya.

Sebelumnya, pada pekan pertama hingga kedua Desember ini, di lokasi yang sama sudah mekar sempurna beberapa bunga Rafflesia.

Di Agam terdapat 13 titik sebaran populasi bunga Rafflesia. Sebagian besar terdapat di daerah sekeliling Danau Maninjau di enam nagari. Keenam nagari itu yakni, Koto Kaciak, Tanjung Sani, Paninjauan, Matua Mudiak, Maninjau dan Duo Koto. (Rahmadi/HM)

Ikuti berita terbaru dan terkini dari Langgam.id. Anda bisa bergabung di Grup Telegram Langgam.id News Update di tautan https://t.me/langgamid atau mengikuti Langgam.id di Google News pada tautan ini.

Baca Juga

Longsor di Sungai Landia Akibatkan 2 Warga Meninggal, Banjir di Pessel Genangi Jalan
Longsor di Sungai Landia Akibatkan 2 Warga Meninggal, Banjir di Pessel Genangi Jalan
Kronologi Bus ALS Hangus Terbakar di Palupuh, Kerugian Mencapai Rp1,7 Miliar
Kronologi Bus ALS Hangus Terbakar di Palupuh, Kerugian Mencapai Rp1,7 Miliar
Kasus Investasi Bodong di Agam: Berkas Lengkap, Pengacara 140 Korban Harap Tersangka Ditahan
Kasus Investasi Bodong di Agam: Berkas Lengkap, Pengacara 140 Korban Harap Tersangka Ditahan
Erupsi Gunung Marapi, BKSDA Sumbar Pantau Pergerakan Satwa
Erupsi Gunung Marapi, BKSDA Sumbar Pantau Pergerakan Satwa
Objek Wisata Kayu Gadang Koto Malintang, Pohon Raksasa di Tepi Maninjau
Objek Wisata Kayu Gadang Koto Malintang, Pohon Raksasa di Tepi Maninjau
Seminar Front Palupuh Ungkap Perlawanan Sengit Menghadang Belanda 74 Tahun Lalu
Seminar Front Palupuh Ungkap Perlawanan Sengit Menghadang Belanda 74 Tahun Lalu