Langgam.id - Putri Yanti, perantau Minang yang menjadi korban kerusuhan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua akan menjalani operasi di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) M Djamil Padang. Dijadwalkan, perempuan 30 tahun ini dioperasi tim dokter hari ini, Senin (14/10/2019).
Pejabat Pemberi Informasi dan Dokumentasi RSUP M Djamil Padang, Gustavianof menyebutkan, operasi yang dilakukan terhadap Putri tersebut untuk pembersihan luka bakar yang dialaminya. Pembersihan luka ini dilaksanakan di ruang operasi atau debri demang luka.
"Operasi debri demang, merupakan operasi ringan untuk pembersihan luka. Luka bakar yang dialami Putri ini kan ada di tangan kirinya. Jadi harus dibersihkan melalui operasi ini," ujar Gustavianof dihubungi langgam.id, Senin (14/10/2019).
Gustavianof belum mengetahui jam berapa Putri akan dioperasi. Begitupun terkait dokter yang menangani. Namun, katanya, secara umum untuk kondisi korban cukup baik sebelum dioperasi.
"Secara umum kondisinya bagus, membaik. Operasi ini hanya untuk menyembuhkan luka bakar. Hasil pemeriksaanl luka bakar yang dialami Putri ini 18 persen," katanya.
Putri yang merupakan warga Kecamatan Lengayang, Kabupaten Pesisir Selatan ini telah dirawat selama kurang lebih tiga hari di ruangan rawat inap luka bakar RSUP M Djamil Padang. Sebelumnya, Putri sempat dirawat di RSUD Wamena, namun terkendala alat.
Ia kemudian dipulangkan oleh Pemerintah Provinsi Sumbar dengan maskapai Lion Air pada Kamis (10/10/2019) dan mendarat di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) sekitar pukul 18.00 WIB. Usai menginjakkan kaki di Ranah Minang, Putri langsung dilarikan ke RSUP M Djamil Padang.
Selain luka bakar yang dialaminya, dalam insiden kerusuhan di Wamena ini Putri juga terpaksa harus kehilangan orang yang ia sayang. Suaminya, Syafrianto (36) dan anaknya yang masih berusia 4 tahun bernama Rizky Wijaya meninggal dunia dalam kerusuhan tersebut.
Putri merupakan anak bungsu dari tujuh bersaudara. Ia diketahui telah merantau di Wamena selama empat tahun bersama suami dan anaknya. Di negeri orang, ia bersama keluarga mengadu nasib dengan berjualan kebutuhan pokok. Namun, dalam insiden kerusuhan, kios miliknya dan seisinya habis dibakar perusuh. (Irwanda)