LANGGAM.ID-- Pengurus Unit Mahasiswa Pers Kampus Genta Andalas Unand mengalami intimidasi dari pihak kampus usai merilis berita terkait dugaan korupsi Rp3,571 miliar dalam pengadaan alat laboratorium.
Pimpinan Umum Genta Andalas Zulkifli mengatakan intimidasi tersebut berselang beberapa jam setelah berita terkait korupsi Unand dipublis pada Kamis siang pukul 12.48 WIB. Sorenya pengurus Genta Andalas bertemu dengan salah satu pejabat bidang kemahasiswaan sekitar pukul 15.00 WIB.
"Dalam pertemuan itu kami ditanyai kenapa menulis berita tentang kasus korupsi di kampus. Kemudian mempertanyakan apakah berita tersebut bisa di takedown," ujar Zulkifli, Jumat 5 September 2025.
Pada pukul 17.56 WIB, Zulkifli menerima telepon dari bagian humas kampus yang menanyakan soal sumber berita yang ditulis tersebut. Genta Andalas menyebutkan sumber berita tersebut merupakan dokumen resmi dari putusan MA atas prapedilan Mantan Wakil Rektor I Unand Dachriyanus ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi pengadaan alat laboratorium.
Tidak lama berselang, pukul 18.00 WIB Zulkifli kembali menerima telvon dari salah seorang pejabat di Direktur Kemahasiswaan Unand yang meminta berita korupsi itu di take down. Pejabat tersebut juga menyinggung anggaran Genta Andalas yang dibiayai oleh pihak kampus.
Dalam sambungan telepon itu juga dilontarkan diksi kurang ajar kepada pengurus Genta Andalas karena menulis berita yang mencoreng nama kampus.
"Genta Andalas itu unit kegiatan yang dibiayai kampus, tapi menjelekkan kampus. Kalau tidak dihapus akan ada pemanggilan," ujar Zulkifli menirukan ucapan pejabat tersebut.
Pada kesempatan itu, Zulkifli menegaskan bahwa tidak akan menghapus berita korupsi tersebut. Sebab, Genta Andalas telah menempuh kaidah jurnalistik dalam pemberitaan itu, serta menggunakan sumber yang valid.
"Pihak kampus menanyakan apakah postingan ini tidak bisa di-takedown lagi. Kami menjelaskan bahwa tidak ada urgensi untuk takedown karena tidak ada kesalahan dalam informasi," ujarnya.
Hingga Kamis malam, Zulkifli masih menerima telpon dari kampus tepatnya dari pejabat di Direktorat Kemahasiswaan Unand yang kembali menanyakan berita tersebut untuk dihapus.
Selain Zulkifli, telpon dari pihak kampus juga diterima oleh Pemimpin Redaksi Genta Andalas Fadhilatul Husni. "Selain saya juga ada Pemred yang ditelpon kampus yang meminta agar berita itu di takedown," ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Unand Aidinil Zetra membantah ada intimidasi dari kampus terhadap Genta Andalas. "Tidak ada intimidasi, kami hanya mengingatkan untuk mematuhi kaidah jurnalistik," katanya.
Ia menegaskan, Unand berkomitmen untuk menghormati prinsip demokrasi dan kebebasan pers, termasuk pers mahasiswa seperti Genta Andalas. Unand tidak pernah mengeluarkan kebijakan atau perintah resmi untuk melakukan intimidasi maupun meminta penghapusan berita.
"Sebagai institusi pendidikan tinggi, Unand menjunjung tinggi kebebasan berpendapat, kebebasan akademik, serta independensi pers mahasiswa sebagai bagian dari kehidupan kampus," ujarnya. (fx)