Positivity Rate Naik, Dokter Andani: Pengendalian Covid-19 di Sumbar Buruk

Langgam-Dr Andani Eka Putra

dr Andani Eka Putra (paling kanan) saat mengikuti Rakor Satgas Covid-19 di Auditorium Gubernuran Sumbar. [foto: IG Mahyeldi]

Langggam.id - Kepala Laboratorium Diagnostik dan Riset Terpadu Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas (Unand) Padang, dr Andani Eka Putra mengatakan, tingginya positivity rate di Sumatra Barat  karena pengendalian pandemi di Sumbar buruk.

Upaya testing, tracing dan tingkat kepatuhan masyarakat menurut Andani, terbilang rendah, akibatnya positivity rate Sumbar mencapai angka 29,63 persen.

"Karena pengendalian kita tidak bagus. Testing turun, tracing turun, isoman banyak, masyarakat tidak patuh," kata Andani di Auditorium Gubernuran Sumbar, Padang, Rabu (7/7/2021).

Baca juga: Angka Positif Covid-19 Capai Rekor, Diduga Varian Delta Sudah Masuk ke Sumbar

Andani yang juga Tenaga Ahli Menteri Kesehatan RI menyebutkan, tracing menurun yang berakibat pada menurunnya jumlah testing. Idealnya menurut dia, testing rate adalah di angka 6-8 orang.

"Sementara yang dilakukan di Sumbar hanya 2-3. Selain itu, kontak tracing di Sumbar idealnya adalah 10-15. Sedangkan di Sumbar hanya 3-4 orang. Ini masih jauh dari idealnya," ungkapnya.

Selain itu terang Andani, 70 persen kasus aktif penanganannya dengan isolasi mandiri. Harusnya isolasi mandiri hanya 20 persen dari total keseluruhan kasus.

Penyebab lain kata Andani, karena masyarakat tidak patuh terhadap protokol kesehatan.

Dia mencontohkan sangat banyak masyarakat yang mengadakan pesta baralek saat ini. Namun tidak melaksanakan protokol kesehatan seperti membawa pulang makanan.

Baca juga: Sumbar Masuk Zona Merah, Pemprov Sumbar Bentuk Satgas Baru

Andani mengingatkan pemda-pemda, terutama kepala daerah, agar mewaspadai terjadinya ledakan kasus. Supaya risiko pengetatan tidak harus dilakukan.

Kalau sudah harus melakukan pengetatan, menurut Andani, akan berakibat kepada penurunan perekonomian masyarakat.

"Karena pengetatan itu membunuh ekonomi masyarakat. Pengetatan itu jurus terakhir pada saat tak siap dari awal pada proses pengendalian. Itu masalahnya," katanya.

Baca Juga

Pemko Padang Gelar Pelatihan Public Speaking, Perkuat Tenaga Pendamping UKM
Pemko Padang Gelar Pelatihan Public Speaking, Perkuat Tenaga Pendamping UKM
Padang Kembali Gelar Pasar Siti Nurbaya
Padang Kembali Gelar Pasar Siti Nurbaya
Abrasi Kian Mendesak Pasir Jambak, Rumah dan Pondok Wisata Semakin Terancam
Abrasi Kian Mendesak Pasir Jambak, Rumah dan Pondok Wisata Semakin Terancam
Komandan Korem (Danrem) 032 Wirabraja, Brigjen TNI Rayen Obersyl
Prajurit Yonif 133/YS Padang Gugur Diserang KKB di Papua, Jenazah Tiba di Bandara Minangkabau Malam Ini
Balaikota Padang Kini Punya KPN Mart
Balaikota Padang Kini Punya KPN Mart
Pemko Padang menerima dana insentif fiskal kinerja tahun 2023 kategori penghapusan kemiskinan ekstrem dari pemerintah pusat Rp5,3 miliar
Padang Terima Insentif Fiskal Kinerja Penghapusan Kemiskinan Ekstrem Rp5,3 M