Langgam.id - Proses hukum kasus meninggalnya tiga anak di Kabupaten Solok Selatan terus bergulir. Selain melibatkan saksi ahli, pihak kepolisian juga kembali memeriksa tenaga medis di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUD) Muaro Labuh.
Setahun bergulir, teka-teki kematian kakak beradik itu perlahan mulai menemukan titik terang. Bahkan, penetapan tersangka segera dilakukan.
Dalam kasus ini, ditemukan adanya dugaan tindakan penganiayaan. Hasil ini didapat dari pembongkaran makam kemudian dilakukan uji sampel jenazah di laboratorium forensik Mabes Polri.
Teranyar pihak kepolisian juga kembali memeriksa tenaga medis di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUD) Muaro Labuh dalam kasus ini. Sebab, sebelum temuan kejanggalan pada jenazah, tim medis hanya menyatakan ketiga anak hanya sesak nafas.
"Para medis diperiksa ulang, Karena mereka memberikan keterangan tidak jelas (ketika anak diperiksa di rumah sakit, red). Sudah dipanggil dan diperiksa," kata Kasat Reskrim Polres Solok Selatan, AKP Dwi Purwanto dihubungi Langgam.id, Jumat (2/9/2022).
Dwi mengungkapkan, tim medis yang diperiksa di antaranya para dokter yang piket ketika penanganan terhadap anak tersebut. Termasuk, pemeriksaan dilakukan kepada Direktur Utama RSUD Muaro Labuh.
"Total ada empat orang, termasuk dirut. Mudah-mudahan dalam seminggu ini sudah ada titik terang," jelasnya.
Dwi mengatakan, pemeriksaan tenaga medis dilakukan guna melihat unsur kelalaian. Ia tak menampik akan ada tersangka di luar tersangka utama.
"Bisa jadi. Tenaga medis bilang meninggal wajar. Sebenarnya kan tahu (ada kejanggalan, red)," katanya.
Seperti diketahui, kakak beradik Daffa Saputra (8), Muhammad Fadli (6) dan Muhammad Hafis (2,5), dikabarkan meninggal dunia secara mendadak dan disebut awalnya karena keracunan.
Baca Juga: Polisi Segera Tetapkan Tersangka Kasus Meninggalnya 3 Anak di Solsel
Setelah uji sampel makanan, pembongkaran makam, dan proes lain, ditemukan adanya dugaan penganiayaan. Tulang rusuk patah, hingga leher menghitam.